ini dua tujuh

138 23 1
                                    

27.














***

"Emang lo bisa?" tanya Timur.

Erlang berdecak sambil memutar bola mata-nya, menghampiri Timur dan mengambil gitar milik cowo itu.

Mulai memetikkan gitar milik Timur,

"Aku mengerti~
Perjalanan hidup yang kini kau lalui
Ku berharap...
Meski berat, kau tak merasa sendiri"

"Kau telah berjuang
Menaklukkan hari-harimu yang tak mudah,
Biar ku menemanimu
Membasuh lelahmu~"

"Izinkan ku lukis senja~" semua yang berada di sana ikut bernyanyi.

"Mengukir namamu di sana"

"Mendengar kamu bercerita, menangis tertawa..."

"Biar kulukis malam, bawa kamu bintang-bintang.
Tuk temanimu yang terluka"

"Hingga kau bahagia~"

Erlang mengembalikan gitar ke si empu-nya, berdiri kemudian membantu panitia yang bersiap akan memulai acara.

"Ray, Wa. Mau teh?" tanya Rian.

"Boleh" kata Zuwa mengangguk.

Rian mengangguk kemudian pergi untuk membuat teh, kebetulan dia juga akan membuat untuk diri-nya dan Timur.

Timur males kata-nya, jadi minta tolong Rian.

"Gue bingung deh Wa" kata Rayka.

Zuwa menoleh, "Kenapa?" tanya-nya.

Rayka menggeleng, mengurungkan niat-nya untuk bercerita tentang pesan-pesan yang dia terima, lebih memilih untuk memendam-nya sendiri, "Gak jadi deh" kata-nya.

"Dih...."










Api unggun baru saja dinyalakan oleh panitia, acara pertama dibuka dengan sambutan dari kepala sekolah. Dilanjutkan dengan unjuk bakat oleh anak-anak kelas 11.

"Lo gak maju Mur?" tanya Zuwa.

Timur menggeleng, "Enggak"

"Kenapa? tumben"

"Males aja..."


Uknown number :

Rayka melebarkan mata-nya, mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rayka melebarkan mata-nya, mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru.

Semua-nya sedang melihat penampilan anak kelas sebelah.

Siapa sih...

***

"Truth or dare?!" seru Timur saat botol minum terhenti di Zaki.

Masa Sih?!! (End)Where stories live. Discover now