ini tiga

379 58 4
                                    

03.















***

"Gue ada trauma Ray."

Rayka menatap cowo itu kaget "Eh?"

Timur mengangguk parau membuat Rayka menatap-nya sedikit iba, tak pernah menyangka cowo sepede Timur ini punya trauma masa lalu.

"Trauma apaan?" cewe itu bertanya penasaran.

Timur mendongak, menunjukkan wajah yang biasa-nya terlihat menyebalkan sekarang berubah menjadi menyedihkan.

"Hey trauma apaan?" tanya Rayka lagi.

"Gue pernah tampil waktu ada acara pas sd" Timur mulai bercerita.

Rayka mengangguk mendengerkan,

"Terus gue diketawain" lanjut-nya.

"Diketawain kenapa?"











"Gue kejengkang waktu duduk di kursi"

Rayka melongo, menyesal sudah peduli dengan Timur.



"Gue takut nanti kejengkang lagi" kata-nya.

"Bodo amat" ucap Rayka lalu memukul lengan Timur kencang.

Cowo itu melotot kaget, "Kok gue malah di tabok si" protes-nya.

"Lo gak jelas."

"Jelas"

"Enggak"

"Jelas"

"Enggak jelas"

Timur melengos, "Gatau deh ah Ko, males gue sama lo."

"Lah"

"Lih"

"Kalian ngapain sih?" tanya Aqila yang sudah berdiri di belakang mereka, membuat kedua-nya menoleh kaget ke arah-nya.

"Ini bunda, aku curhat ke Rayka tapi dia-nya malah gak dengerin" adu Timur.

"Gak dengerin your head."

"Sok pake bahasa inggris, ulangan bahasa indonesia aja lo masih remed."

"Terserah gue sih" jawab-nya sinis.

Aqila menatap kedua-nya malas, "Udah kenapa sih berantem-nya, ke indonovember gih beliin bunda garem."

"Buat apa nda?" tanya Timur.

"Buat di cemilin" jawab Aqila tersenyum.

"Omo daebak" ucap cowo itu mengacungkan kedua jempol-nya.

***

"Heh Royko, bunda nyuruh beli garem. Kenapa ini keranjang penuh sama es krim."

Masa Sih?!! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang