ini tiga sembilan

132 20 3
                                    

39.




"Gak cape buat sahabat kecil lo ini kecewa terus?"











***

Rayka membuka ponsel-nya, kemudian melihat banyak pesan yang masuk.

Hingga satu chat dari seseorang yang membuat diri-nya tersentak kaget, membuat diri-nya menggeleng tidak percaya.

Apalagi ini?

Bara : Lo salah Ray

Bara : Tama itu Timur.

***

Rayka melirik Timur yang sedari tadi menunduk, sesekali terisak karena sampai sekarang Bara belum sadar.

Kedua teman-nya sedang membeli minuman di kantin sedangkan Farah sedang mengurus administrasi ditemani Zafa.

Cewe itu jadi teringat pesan yang dia baca setengah jam yang lalu, haruskah dia menanyakan-nya pada Timur langsung?

Sungguh, Rayka sama sekali tidak ingat siapa nama lengkap sahabat kecil-nya dulu.

Rayka menepuk pundak Timur yang duduk di kursi sebelah-nya, membuat Timur yang sedang menunduk itu menoleh ke arah-nya, mengangkat kedua alis-nya seakan bertanya, "Kenapa?"

Saat melihat Rayka hanya terdiam Timur menunduk lagi.

"Tama" panggil-nya.

Timur tersentak, tidak menoleh.

"Tama" panggil Rayka lagi.

"Maksud lo?" tanya-nya.

Rayka terdiam.

"Apaansi anjir gak usah bercanda" kata-nya, nada-nya terdengar emosi.

"Lo sahabat kecil gue Mur?" tanya Rayka langsung.

"Apaansi maksud lo? Gak lucu Ray, gue lagi gak mau bercanda"

"Mur, lo gak inget sahabat kecil lo?"

"SAHABAT KECIL GUE SIAPA?"

"Gue Deepa Mur" kata-nya, membuat Timur tersentak kaget namun masih terdiam.

"Mur, jadi lo Tama?"

"Jangan panggil gue Tama" ucap-nya.

Sungguh, Timur sangat benci saat dipanggil seperti itu.

"Kenapa?"

"Mending lo pergi"

"Mur, kenapa?"

Timur refleks berdiri, "Lo tanya kenapa? Hah?!"

"Lo tuh kenapa sih Mur?" tanya Rayka bingung karena tiba-tiba sahabat-nya itu terlihat sangat emosi.

"Gue tanya ke lo, kenapa lo bisa ada di tempat waktu Bara kecelakaan?" tanya-nya.

"Dia ngejar gue" jawab Rayka.

"Dia ngejar lo? terus dia kecelakaan?" tanya Timur, semakin terlihat emosi.

Rayka mengangguk, masih bingung dengan sikap Timur sekarang.

"Lo lagi?!"

"Gue lagi?"

"Lo gak cape buat sahabat kecil lo ini kecewa terus?" tanya Timur membuat Rayka tersentak, refleks berdiri.

"Maksud lo? Gue cuma gak pamit waktu gue pindah dari Bandung, lo kecewa sampe segitu-nya?" tanya-nya, mulai terpancing emosi.

Masa Sih?!! (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang