ini delapan

252 41 0
                                    

08. Will back





















***

Timur berdiri di teras rumah-nya menunggu seseorang, celingak-celinguk ke kanan ke kiri melihat apakah yang ditunggu sudah datang.

Kemudian duduk menghembuskan nafas-nya pelan.

"Assalamualaikum Timur" seseorang memanggil-nya dari luar pagar.

Timur sontak berlari, membuka pagar rumah-nya dengan cepat, "Waalaikumussalam Senja."

Senja tersenyum, kemudian menyodorkan paper bag yang dibawa-nya, "Pesenan lo" kata-nya.

Timur menerima-nya dengan senyuman lebar, "Makasih ya Nja" mengeluarkan selembar uang kemudian menyerahkan-nya kepada Senja.

Senja menerima-nya, "Gue duluan ya, mau ke rumah yang lain" pamit-nya.

"Iya, hati-hati"

Senja mengangguk,"Assalamualaikum" ucap-nya seraya memakai helm-nya.

"Waalaikumussalam" jawab Timur.

Setelah Senja hilang dari pandangan-nya, Timur berlari memasuki rumah-nya.

"Bundaa bun bun nda nda bunda" panggil-nya.

Farah, bunda Timur datang dari dapur sambil membawa panci ditangan-nya.

"Bunda mau masak air diruang tamu?" tanya Timur.

Farah menggeleng, "Mau protes nih ke yang jual, soal-nya kemarin pas di buat masak air panci-nya jadi panas" jawab-nya.

Timur melotot heran, "Terserah deh nda"

Farah terkekeh,"Kan kamu yang manggil bunda bang"

"Oh iya, nda aku mau ke Bandung ya?" tanya-nya hati-hati.

Rayka mengernyit, "Ngapain?"

"Kangen" kata-nya.

Farah tersenyum kemudian mengangguk, "Boleh"

"Boleh apa?" Zafa, adik Timur datang dari kamar-nya.

"Nyamber aja lo" sinis Timur.

Zafa melirik sekilas, "Boleh apa bunda?" tanya-nya lagi.

"Ke Bandung" jawab Farah.

"Ketemu ka-"

"Iya" sambar Timur.

"Ikut yaaa?" tanya Zafa.

Timur sontak menggeleng, "Enggak"

"Ih gue mau ikut" ngotot Zafa.

"Gue bilang enggak ya enggak"

"Apaan sih, iyaaa"

"Enggak"

"Iya"

"Enggak"

"Iya"

Masa Sih?!! (End)Where stories live. Discover now