ini tiga delapan

134 23 1
                                    

38.

"Tama, maaf. Maaf sudah egois, maaf sudah mengecewakan, dan maaf sudah gagal menjadi sahabat yang baik."




***

"Apaansi anjir gak lucu banget bercandaan lo" kata-nya sambil tertawa, padahal saat mendengar pernyataan adik-nya tidak bisa dipungkiri dia langsung kalut, tapi untuk saat ini dia lebih memilih tidak percaya.

"Bang" Zafa semakin terisak, apalagi saat melihat Timur menggeleng tidak percaya.

Tapi dari pancaran mata-nya, terlihat jelas cowo itu hanya berusaha menenangkan diri-nya dengan memilih tidak percaya apa yang baru saja dia katakan.

Sungguh, diri-nya pun tidak percaya.

Diri-nya masih berharap Rayka menelpon-nya lagi kemudian berkata, "It's a prank"

Tapi, sudah sepuluh menit tidak ada telpon lagi.

"Fa! Lo bercanda kan? gak lucu Fa" kata Timur lagi, suara-nya terdengar bergetar menahan tangis.

"Fa... bilang ke gue, lo bohong kan?" kata-nya.

Zafa menggeleng, "Gue gak bohong bang" kata-nya, sukses membuat Timur semakin terisak.

Timur langsung berdiri, sempat menyenggol meja menyebabkan terdengar bunyi kencang dan tumpah-nya es teh yang di buat Zafa tadi.

Zafa ikut berdiri, kemudian menatap abang-nya yang sedang kelimpungan mencari sesuatu.

"Bilang ke bunda Fa, gue siapin mobil. Kita ke rumah sakit sekarang" kata-nya sambil mencari kunci mobil yang dia lupa di letakkan dimana.

Zafa mengangguk, langsung berlari ke dapur menghampiri Farah yang sedang memasak.

"Bunda" panggil-nya.

"Kenapa dek?" Farah menoleh, meletakkan ikan yang baru dia goreng diatas piring kemudian menghampiri Zafa, refleks merasa panik karena melihat Zafa sudah menangis.

"Dekkk, kenapaa?" tanya-nya lagi.

"Kak Bara nda"

"Kak Bara kenapa? dia udah pulang? terus langsung ngusilin kamu sampe nangis gini?" tanya Farah berturut-turut, membuat Zafa malah makin terisak.

"Adek, kenapa?" tanya-nya lagi, mengusap pundak Zafa, berusaha menenangkan-nya.

"Kak Bara kecelakaan nda" ujar Zafa.

Farah tersentak kaget, "Jangan bercanda" jawab-nya.

Zafa menggeleng, "Enggak nda. Bang Timur lagi nyiapin mobil buat kita ke rumah sakit" kata-nya.

Farah hampir terjatuh jika tidak di tahan oleh Zafa, "Ayo kita ke rumah sakit dek" kata-nya.

Langsung berlari keluar rumah diikuti Zafa di belakang-nya, sudah tidak memperdulikan ikan yang baru saja dia goreng.

Zafa dan Farah langsung masuk ke dalam mobil setelah mengunci pintu rumah, Zafa langsung menghubungi Raka, ayah-nya.

***

Rayka hanya bisa terisak sejak tadi, ditenangkan oleh Zuwa yang sengaja dia telpon tadi, sedangkan Rian cowo itu hanya bisa duduk sambil melihat kedua sahabat-nya.

Timur belum sampai karena memang jarak dari perumahan mereka ke rumah sakit ini cukup jauh, ditambah ini jam pulang kerja. Pasti jalanan terasa sesak.

Masa Sih?!! (End)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz