ini sepuluh

228 42 2
                                    

10. Durian men-Antariksa



















***

"Persimi eh permisi, panggilan untuk ehem, untuk siapa Pak Adi?" suara Timur terdengar seantero sekolah lewat speaker di masing-masing kelas.

Pak Adi yang berada di belakang Timur memutar bola mata-nya, menyesal kenapa harus menyuruh Timur.

"Adrian" jawab Pak Adi.

"Buat Durian yang lagi sibuk ngerjain mtk, eh mtk?" tanya cowo itu bertanya kepada diri-nya sendiri, sedangkan Pak Adi dibelakang-nya semakin dibuat geleng-geleng kepala.


"Matematika ilmu yang menyenangkan, tarik sis sem-"

"Cepetan ah, nanti bapak panggilin Bu Lili nih" ancam Pak Adi.

"Adrian wakil saya, tolong ke ruang guru ya, ke meja-nya Pak Adi. Mau ada rapat, tapi karena otak gue takut gak sampe apa yang diomongin jadi gue butuh lo" kata-nya.


Sedangkan Adrian yang berada di kelas, sudah menenggelamkan wajah-nya malu. Kelas Mipa 7 semua menatap-nya dengan tatapan ingin tertawa keras, membuat Adrian buru-buru berlari ke ruang guru.

Saat dia berlari di koridor semua menatap-nya dari dalam kelas, tak terkecuali Pak Dedi yang sekarang sudah siap untuk mengejek Adrian dengan sebutan Durian.








Liat aja ya lo Mur.










"Lo bisa gak sih gak usah panggil gue Durian?!"

Timur menoleh, "Enggak" kemudian melanjutkan kegiatan-nya memakan keripik yang dibelikan Pak Adi.




Dibeliin apa minta dibeliin?





Adrian duduk di samping Pak Adi, masih menatap Timur dengan tatapan kesal-nya.

Pak Adi terkekeh melihat kedua-nya, "Oke karena Duria udah da-"

"Adrian pak" potong si pemilik nama tak terima.

Pak Adi kembali terkekeh, apalagi saat melihat wajah Adrian yang ekspresi-nya seperti sudah siap untuk menerkam Timur.

Kalo Timur sih santai aja, keripik yang di beliin Pak Adi terlalu enak soal-nya.

Pak Adi berdehem, "Bapak cuma mau kasih tau kalo bulan depan kita ada tanding basket" jelas Pak Adi.

"Jadi kita nanti main basket pak?" tanya Timur.

"Congklak" balas Pak Adi, membuat Adrian sedikit terkekeh dan melupakan sebentar kekesalan-nya terhadap Timur.




Sebentar loh ya, sebentar.






Timur ber oh ria kemudian berdiri, hendak pamit.

"Mau kemana?" tanya Pak Adi.

"Saya kan ketua basket pak, bukan ketua congklak" jawab Timur.

Masa Sih?!! (End)Where stories live. Discover now