Chapter 50 - Secret Revealed

29.4K 1.5K 99
                                    

"Aku bertaruh semua milikku!"

Pria dengan banyak tato di tubuhnya itu mengeluarkan semua uang yang ia punya di dalam kantong celananya.

"Apa kau yakin? Kau sudah kalah dua kali, Benn." Pria yang memiliki tubuh paling besar di antara kedua pria lainnya itu menghentikan aksi berbagi kartu remi yang sudah mereka mainkan selama satu jam lamanya.

"Kali ini aku punya firasat kalau aku akan menang, Bos."

"Baiklah. Aku juga akan bertaruh semua." William menarik bibirnya ke atas setelah melihat kartu-kartu miliknya yang di nilai bagus.

"Aku juga." Pria berambut panjang itu menghisap batang rokoknya kuat-kuat lalu menghembuskan asapnya ke udara. Ia juga tidak mau kalah.

Drrrtt.. Drrttt..

Nice to meet you, where you been?
I could show you incredible things
Magic, madness, heaven, sin
Saw you there and I thought

Drrrtt..

"Oh, my God, look at that face
You look like my next mistake
Love's a game, wanna play?" Ay

Nada dering telepon seluler yang di bawakan oleh penyanyi wanita itu memecahkan kesunyian di antara mereka.

"Berisik sekali! Angkat teleponmu!" Pria itu memerintahkan anak buahnya untuk mengangkat atau mematikan teleponnya yang berdering sejak tadi karena itu sangat menganggu konsentrasinya meskipun suaranya terdengar samar.

"Itu bukan suara dari ponselku." Benn menyahut. Tampak tidak peduli dengan suara dering telepon yang tidak ia kenali itu.

"Aku juga bukan." Pria berambut panjang itu menjatuhkan kartu Joker miliknya yang ia simpan sejak lama.

"Lalu milik siapa?"

Wanita berambut merah yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya itu mengikuti sumber suara. Ia terkejut saat mendengar nada dering yang semakin keras berasal dari ruang bawah tanah yang pintunya masih terbuka. Itu adalah ruang di mana ia menyekap wanita itu.

"Bodoh! Kenapa mereka tidak memeriksa wanita ini?!"

Ia dengan cepat mengambil ponsel yang ada di saku celana Liana dan membantingnya ke lantai hingga hancur.

"Dengan ini, seseorang bisa saja melacak lokasi tempat ini!" Leona dengan kesal menginjak-injak ponsel yang telah hancur menjadi beberapa bagian.

"Oh rupanya kau sudah sadar," ucap Leona begitu menyadari pergerakan wanita yang terikat di kursi.

"Si-siapa kau?"

Kepala Liana terasa berat seperti di hantam oleh balok kayu. Obat bius yang di berikan oleh penjahat itu membuat pandangannya sedikit buram, hingga tidak mengenali siapa wanita yang ada di depannya ini.

"Kita pernah bertemu sekali, di Milan. Apa kau ingat?"

Liana mencoba mengingat suara wanita itu yang terdengar tidak asing di telinganya. Begitu pandangannya kembali jernih, ia langsung mengenali wanita berambut merah tersebut. "Ah, kau si jalang itu."

Ia belum bisa melupakan bagaimana wanita itu mencium Darel tepat di depan matanya. Untuk pertama kalinya Liana merasa cemburu.

"Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Liana ingin tahu. Seingatnya ia tidak memiliki masalah dengan wanita itu, tidak ada interaksi yang berarti selama ia bertemu dengannya di Milan.

Leona menggelengkan kepalanya. "Tidak ada. Hanya saja jika kita ingin menangkap ikan yang besar kita memerlukan umpan yang cukup menarik perhatiannya, bukan? Dan kau sepertinya cukup menarik bagi ikanku."

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang