Chapter 21 - Lunch

96.4K 4.6K 79
                                    

Liana memejamkan matanya perlahan, ia memijat pelan kedua pelipisnya. Sudah dua jam berlalu semenjak ia menerobos masuk ke ruang rapat Bosnya. Semenjak itu pula lah suara bisikan-bisikan kecil mulai terdengar di telinganya tanpa henti. Siapa lagi kalau bukan orang-orang kantor yang membicarakannya.

"Wanita yang malang. Aku kasihan padanya, baru saja naik pangkat menjadi manager tapi sudah kembali lagi menjadi staf biasa bahkan tidak sampai dalam hitungan jam." Liana mengernyitkan dahinya, ia bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, sepertinya letaknya tidak jauh darinya.

"Oh dia pantas menerimanya! Dari yang aku dengar, itu terjadi karena dia membuat keributan di rapat penting CEO kita!" seru seseorang yang Liana yakini suara wanita dengan nada tinggi.

"Oh benarkah? Beruntunglah dia tidak sampai di pecat."

"Mengapa dia berani sekali? Jika aku di posisinya aku hanya akan duduk dengan tenang di kursiku."

Ya tuhan.. Yang benar saja!

Orang-orang itu membicarakan dirinya tanpa tahu kejadian yang sebenarnya. Apa mereka tidak memiliki perkerjaan lain selain membicarakan orang lain?! Liana rasa mereka lebih suka bergosip ria dari pada berkerja.

Liana sebenarnya tidak peduli dengan perkataan orang lain. Tapi tetap saja itu menganggu pikirannya. Semua itu gara-gara Bos brengsek itu! Liana akan membuat perhitungan dengannya, karena dialah ia menjadi bahan pembicaraan orang-orang kantor. Liana sungguh benci menjadi bahan perbincangan orang lain.

Wanita itu menggelengkan kepalanya pelan. Ia mencoba kembali fokus pada pekerjaannya yang cukup banyak.

"Aku harap kau tidak melupakan janji makan siang kita, honey."

Liana mengadahkan kepalanya ke atas, ia menatap tidak percaya pada seorang pria yang berdiri tepat dihadapannya. Ada dua pria berjas hitam di belakangnya, sepertinya itu bodyguard Bosnya.

Oh.. Astaga! Mengapa ia repot-repot datang kemari? Tidak bisakah pria brengsek itu memanggilnya ke ruangannya saja? Ini bahkan belum jam makan siang kantor! Apa pria ini ingin membuat gosip terbaru lainnya lagi? Liana menghela nafasnya kasar, ia bangun dari duduknya lalu menatap tajam pria yang tanpa dosa memamerkan deretan gigi putihnya.

"Apa yang kau lakukan disini?!" tanya Liana berbisik agar tidak terdengar oleh yang lainnya sembari menatap ke sekeliling ruangan. Damn it! Ia kembali menjadi tontonan sekarang.

Di sisi lain Darel mengangkat satu alisnya ke atas, ia tidak bisa mendengar ucapan Liana. "Apa yang barusan kau katakan tadi? Aku tidak mendengarnya."

"Aku bilang, apa yang kau lakukan di sini, Mr. Carlson?!" seru Liana kesal dengan penekanan di setiap katanya.

"Apa lagi, menjemputmu tentunya. Apa kau melupakan janji makan siang kita, Ms. Collins?"

Liana melipat kedua tangannya di dada. "Oh.. Aku mengingatnya! Tidak bisakah kau menunggu di ruanganmu saja? Apa kata mereka nanti jika CEO perusahaan ini datang kemari hanya untuk menjemput karyawan wanitanya makan siang bersama! Mereka pasti menganggapku kekasihmu atau teman tidurmu!" Jelas Liana menggebu, ingin rasanya ia mencakar wajah pria di hadapannya ini dengan kuku panjangnya lalu membuangnya ke laut.

Wanita itu sungguh tidak ingin menjadi bahan perbincangan orang-orang kantor lagi.

Darel mengedikkan ke dua bahunya ke atas. Ia tidak tertarik dengan omongan atau gosip yang di ciptakan para karyawannya. "Aku tidak peduli dengan apa yang mereka pikirkan dan bicarakan."

"Oh.. Tentu saja kau tidak peduli karena kau--" Liana tidak bisa melanjutkan ucapannya, karena pria brengsek itu secara tiba-tiba mengangkat tubuh Liana ke bahunya.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang