Chapter 31 - Go With Him To Hell

83.6K 4K 58
                                    

Langit sudah hampir gelap, semburan jingga menghiasi langit sore ini. Wanita yang memiliki manik cokelat itu tidak henti-hentinya memandangi gedung pencakar langit lewat jendela kaca yang berukuran besar di kamar hotel yang ia singgahi. Ia sesekali memakan ice cream vanilla miliknya yang hampir mencair. Itu adalah mangkuk ice cream ke lima yang sudah Liana habiskan dan masih ada sepuluh mangkuk lagi yang belum ia sentuh sedikit pun.

Setelah Darel mendapatkan panggilan penting yang sangat mendesak. Bos brengseknya itu meninggalkannya seorang diri di hotel dengan lima belas mangkuk ice cream yang pria itu pesan lewat pelayanan hotel tersebut. Darel meninggalkan Liana dengan Billy sopir pribadinya sekaligus tangan kanannya yang waktu itu mengikuti mereka dari belakang.

"Kau akan mendapatkan ice cream mu saat kau tiba di hotel, Ms. Collins." ucap pria itu pada Liana sembari memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku jas hitam yang dikenakannya. Itu adalah kalimat terakhir yang pria itu ucapkan sebelum menancap gas meninggalkan Liana bersama Billy.

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Liana. Wanita itu dengan langkah cepat mendekati pintu kamar hotel tersebut lalu membukanya. Ia mengernyitkan dahinya saat menatap kedua wanita cantik dengan barang belanjaan yang cukup banyak di kedua tangan mereka.

"Siapa?" tanya Liana lembut.

Kedua wanita tersebut tersenyum simpul.

"Perkenalkan saya Fiona dan dia sepupuku Grace. Kami di perintahkan Mr. Carlson untuk mendandani anda, Nona," ucap wanita berambut pirang tersebut. Mereka berdua melangkah masuk tanpa diminta.

Liana membulatkan kedua matanya, kerutan halus terukir jelas di keningnya. Sebelumnya tidak ada yang mengatakan apapun padanya mengenai kedatangan kedua wanita itu yang ingin mendandani dirinya. Liana yakin Bos brengsek itu atau Billy tidak ada satupun dari mereka yang mengatakannya.

"Apa?! Mendandaniku? Aku rasa malam ini aku tidak berniat pergi kemana pun," ucap Liana yakin.

Jikalau malam ini ia berniat pergi pun Liana tidak memerlukan seorang perias untuk mempercantik dirinya, wanita itu bisa melakukannya sendiri walaupun hasilnya jauh dari kata sempurna.

"Mr. Carlson mengatakan dalam waktu dua jam anda akan pergi bersamanya menghadiri pesta," ucap Grace.

Kerutan di kening Liana semakin dalam. Pesta katanya? Wanita itu mengingat-ngingat kembali tujuan awalnya datang ke negeri spaghetti tersebut. Saat sudah mendapat jawaban, ponsel miliknya yang berada di genggaman tangan bergetar tanda ia memiliki pesan masuk. Liana tanpa pikir panjang langsung membuka pesan tersebut dan membacanya.

From Bos brengsek

Aku lupa memberitahumu, Ms. Collins. Akan ada dua wanita yang datang. Aku harap kau tidak mengusir mereka.

Liana menatap geram pesan yang dikirim Darel, lalu dengan cepat jarinya mengetik sesuatu.

Oh.. Mereka sudah di sini! Kenapa kau tidak bilang kalau perjalanan bisnismu adalah menghadiri pesta?! Jika kau mengatakannya aku akan membawa beberapa gaun dan meninggalkan baju kantorku!

Ia dengan kesal menekan tombol kirim. Liana mengira jika perjalanan bisnis Bosnya itu menghadiri pertemuan atau rapat hingga mengharuskannya membawa beberapa baju kantor miliknya. Liana menatap kedua wanita itu yang tengah berdiri memandang ke arahnya meminta persetujuan.

"Lakukan apa yang perlu kalian lakukan padaku." Kedua wanita yang ada dihadapan Liana menganggukkan kepalanya pelan. Mereka mulai menjalankan tugas menghias wajah cantik Liana dengan make up berbagai merek ternama.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang