Chapter 40 - Be Mine

93.8K 3.6K 155
                                    

Sinar matahari yang terik menembus kaca jendela kamar yang di dominasi warna hitam pekat. Tidak ada lagi tirai hitam yang menutupi jendela berukuran besar tersebut karena seseorang telah menariknya ke sisi paling pojok ruangan.

Wanita cantik yang memiliki iris cokelat ini beberapa kali mengerjapkan matanya. Wanita itu dengan perlahan membuka kedua kelopak matanya. Aroma maskulin pria menyambut indra penciumannya. Tubuh wanita itu mati rasa. Rasa lelah sangat mendominasinya saat ini. Bagian yang paling sensitif di dirinya pun terasa sangat nyeri. Kilas balik mengenai kejadian semalam yang telah dilakukannya bersama bos brengseknya pun terekam kembali di kepalanya.

Liana beberapa kali menggelengkan kepalanya keras. Mencoba menyangkal bayangan yang terekam di kepalanya.

"Tidak, itu tidak mungkin terjadi," ujarnya lirih.

Untuk membuktikannya wanita itu membuka dengan perlahan selimut yang menutupi tubuhnya sampai sebahu.

"Argghh--" teriakan Liana tertahan karena ia langsung membungkam mulutnya dengan kedua tangannya.

Kedua mata wanita itu membulat sempurna, tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Tubuhnya saat ini polos tanpa sehelai benang dan ada banyak sekali bercak kemerahan yang menghiasi bukit kembar miliknya. Pelakunya siapa lagi kalau bukan bos brengseknya.

Liana sangat menyesali keputusannya yang dengan bodohnya tinggal di mansion megah ini. Mungkin jika ia tetap tinggal di apartemen Lisa dan mengabaikan para wartawan hal seperti ini tidak mungkin terjadi. Pria itu pasti tidak akan memanfaatkan ke tidak berdayaannya. Tanpa ia sadari air mata jatuh membasahi pipinya.

Tidak ada yang bisa ia perbuat sekarang selain menerimanya. Wanita itu menatap sedih kedua tangannya yang memerah akibat ikatan dasi yang melilit di ke dua tangannya. Pria itu sungguh membuktikan ucapannya.

Wanita itu dengan susah payah beranjak dari atas ranjang yang terdapat noda merah di atasnya. Ia dengan perlahan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai dan dengan cepat memakainya kembali. Mungkin segelas susu dapat menghilangkan rasa sedih dan penyesalannya.

Liana melangkahkan kakinya dengan perlahan dan meninggalkan kamar yang di dominasi warna hitam pekat. Wanita itu menghela napasnya kasar saat menatap anak tangga. Area sensitifnya masih sangat nyeri, ia tidak yakin bisa menuruni anak tangga itu dengan mudah.

Wanita itu berpegangan dengan erat pada pegangan tangga lalu ia mulai menuruni anak tangga dengan perlahan dan penuh ke hati-hatian. Akhirnya dengan susah payah Liana dapat menuruni anak tangga itu satu persatu. Dengan perlahan pula ia melangkah menuju dapur.

"Ada apa dengan cara berjalanmu, Liana?" tanya Darel dengan alis yang terangkat satu. Pria itu dengan santai meletakkan gelas kopi yang telah di minumnya ke meja. Apa wanita itu sedang berperan menjadi kepiting? Karena cara berjalannya mirip sekali dengan hewan bercangkang itu.

Liana memutar bola matanya. Ia dengan kasar menghirup udara yang ada di sekitarnya.

"Bodoh! Ini semua karena ulahmu! Dan kau masih bertanya?!"

Darel mengernyitkan dahinya lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum miring.

"Oh.. Benarkah? Baiklah lain kali aku akan melakukannya dengan perlahan."

Pria itu berdeham kecil. Lalu ia melanjutkan kembali ucapannya. "Dan mengapa kau tidak bilang padaku kalau kau masih perawan?"

Wajah pria itu langsung berubah datar. Jika tadi pagi ia tidak melihat darah yang membasahi seprai, ia sama sekali tidak akan tahu kalau wanita itu masih perawan. Semalam ia sangat kasar dan keras padanya hingga tidak menyadari hal yang sangat penting itu. Karena sebelumnya ia tidak pernah bersama wanita perawan sehingga ia tidak mengetahui atau pun menyadarinya. Dan Darel benar-benar terkejut dan sedikit memiliki rasa bersalah terhadapnya.

Liana melipat kedua tangannya di depan dada. Ia sangat tidak ingin membahas atau pun mengingat kembali apa yang telah bos brengseknya itu lakukan padanya semalam.

Ia menghela napasnya pelan. "Apa jika aku mengatakan aku masih perawan kau akan berhenti?"

Darel mengangkat kedua bahunya, lalu ia tersenyum miring. "Tidak, aku akan tetap melakukannya."

"Oh.. Kau pria terbrengsek yang pernah aku temui! Dan apa katamu tadi? Lain kali?! Tidak ada kata lain kali, Mr. Carlson yang terhormat!" seru Liana menggebu.

Liana hampir saja melupakan tujuannya datang kemari jika saja ia tidak melihat segelas susu dan beberapa makanan lezat yang sudah tertata rapi di meja makan. Saat ia ingin mengambil gelas yang berisikan susu, tiba-tiba saja pria yang ada di hadapannya ini berjalan dengan langkah lebar menuju ke arahnya.

"Tentu saja ada, baby."

Pria itu tersenyum miring. Lalu tanpa kata ia langsung mengangkat tubuh seringan kapas itu ke bahunya.

Kedua mata Liana membulat sempurna. Ia menjerit histeris.

"Arghh.. Apa yang kau lakukan?!" tanya Liana dengan nada tinggi. Wanita itu memukul-mukul punggung Darel dengan kedua tangannya.

"Cepat turunkan aku sekarang!"

Darel menggelengkan kepalanya. Ia tidak menghiraukan ucapan Liana atau pun pukulan bertubi-tubi yang di terima punggungnya. Pria itu dengan santai melangkahkan kakinya berjalan menuju kamarnya.

"Kau mau membawaku ke mana?!" tanya Liana lagi ketika mereka mulai menaiki anak tangga yang sebelumnya ia turuni dengan susah payah. Tapi pria itu malah membawanya kembali ke atas tanpa membiarkan ia meminum segelas susunya!

Lagi-lagi pria itu tersenyum miring. "Kamarku, tempat semalam kita melakukan kegiatan yang menyenangkan."

Dalam satu detik Liana langsung melupakan keinginannya untuk meminum segelas susu. Ia menggelangkan kepalanya keras.

"Tidak Darel! Jangan lagi!" teriak Liana kencang.

"Turunkan aku Darel!"

Liana kembali memukul keras punggung Darel.

"Kumohon.."

"Kau sudah menjadi milikku, sayang. Dan aku tidak akan melepaskanmu. Jadi, nikmati saja sweetheart." Pria itu membuka pintu kamarnya lalu mengunci pintu bercat hitam tersebut.

"This a beautiful morning to have sex!"

____________________________________

____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang Darel.. Kamu kejam sekalee😑

____________________________________

Maaf sedikit dulu ya😂

Ada yang mau double update?

Atau mau triple update?

Caranya jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak-banyaknya ya..

Oh iya.. Menurut kalian cerita ini gimana? Tambah anehkah? Jujur aja gpp.. Tapi gunakan bahasa yang santun😂

Karena authornya gk bisa di kasarin😂 Sakit tau rasanya😢

See you
💋

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang