Chapter 51 - Love Is Blind

41.9K 1.7K 455
                                    

Wanita berambut merah itu melepaskan ikatan di kedua kaki Liana. Ia dengan cepat mengambil pistol yang tergeletak di dekatnya dan mengarahkannya tepat di dahi.

"Jika kau bersuara sedikit saja, aku akan menembak kepalamu!" ancam Leona dengan sungguh-sungguh. Ia dengan kasar menyeretnya membuat Liana yang kedua tangannya masih terikat dengan pasrah mengikuti setiap langkahnya.

Leona yakin kalau mereka dilacak lewat ponsel yang telah ia hancurkan itu. Jika saja ketiga pria bodoh itu memeriksa wanita ini lebih dulu, pasti keberadaannya tidak akan dilacak.

Mereka berdua keluar lewat pintu belakang jadi tidak ada satu pun orang yang mengetahuinya.

Sementara itu Lucas yang terlihat kelelahan dengan sedikit tenaga yang ia punya mencoba menyelusuri seluruh bangunan tua itu. Merasa yakin kalau teman baiknya itu mampu mengalahkan lawannya seorang diri. Karena temannya itu adalah tipe orang yang jika sudah berkeinginan, tidak peduli bagaimana caranya ia pasti akan mendapatkan apa yang diinginkannya itu. Dan dia baru saja bertekad untuk mengalahkan lawannya.

Lucas berjalan masuk lebih dalam, ia memasuki setiap ruangan hingga menyadari keberadaan pintu bawah tanah yang tampak mencurigakan menurutnya. Pria itu membuka pintunya dengan waspada, bersiap bila nanti tiba-tiba ada yang menyerang dirinya. Setelah pintu terbuka dengan sempurna ia tanpa ragu memasuki ruangan bawah tanah itu yang lebarnya hanya 10×5 meter.

Tidak ada siapapun disini, hanya ada kursi. Kedua mata pria itu menyusuri dengan jeli seluruh isi ruangan. Lampu kecil dengan sedikit cahaya yang menerangi ruangan ini membuat ia tidak bisa melihat dengan jelas. Lucas menghentikan langkahnya saat di rasa kaki kirinya seperti menginjak sesuatu. Dengan cepat ia mengambil benda yang diinjaknya itu.

"Ponsel ini.."

"Ini milik Liana!" serunya saat mengetahui benda yang diinjaknya itu ternyata sebuah ponsel yang telah hancur.

Lucas mengernyitkan dahinya ketika matanya menangkap sautas tali yang berada tidak jauh di kursi. Tidak salah lagi, seseorang pasti menyekap Liana di ruangan ini.

"Darel kemarilah! Aku menemukan ponsel Liana. Mereka pasti masih berada di dekat sini. Kita harus mengejarnya!" Teriaknya kencang dari dalam sana.

Darel yang mendengar nama Liana di sebutkan langsung meninggalkan ke tiga pria yang terkapar tidak berdaya itu. Tidak lupa ia menambahkan satu tinjuan kerasnya di wajah pria yang di panggil bos itu.

Pria itu dengan langkah lebar berjalan menuju Lucas. Ia menatap kursi yang telah kosong itu dengan penuh penyesalan. Ini terjadi karena kesalahannya.

Darel merutuki kebodohannya. Jika saja ia mencegah kepergiannya dan memintanya untuk tetap berada di sisinya pasti keselamatan wanitanya itu tidak akan dalam bahaya, dia akan tetap aman.

"Liana.." ucapnya lirih.

"Maaf. Maafkan aku.. Aku tidak bisa melindungimu."

"Kau dalam bahaya karena sikap pengecutku ini. Kumohon maafkan aku.." Kedua bahu Darel bergetar hebat, ia meneteskan air matanya yang telah lama ditahannya.

Lucas yang melihatnya menatap tidak percaya, dalam sehari pria itu sudah dua kali menangis. Ia tidak pernah melihat temannya dalam keadaan seperti ini. Lucas tidak pernah melihat sisi menyedihkan dalam dirinya. Sebelumnya pria itu sangat pandai memasang topeng di wajahnya. Darel sangat pandai memasang ekspresi dingin tanpa senyuman dan wajah intimidasi yang kuat.

Ia rasa temannya ini telah benar-benar jatuh ke dalam lautan cinta yang sangat dalam. Ah, seharusnya ia tidak meragukan kekuatan cinta yang memang sangatlah besar. Demi orang yang dicintai seseorang bisa melakukan apa saja, bahkan rela membunuh atau mengakhiri hidupnya sendiri. Ya! Sebesar itu.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang