Chapter 10 - Banded Big Box

131K 5.5K 72
                                    

"Aku tidak akan pergi Lisa, kau saja yang pergi." Liana mengambil beberapa kaleng soda di kulkasnya dan menyalakan televisi yang berukuran 32 inci. Ia merebahkan dirinya di atas sofa dengan kedua kaki di luruskan. Dan tak lupa pula bantal kecil di bawah kepalanya tampak tenang di sana.

"C'mon Liana, kau ingin menghabiskan malammu di sini? Seperti ini?"

"Yeah. Why not?"

"Huh! Itu pasti akan sangat membosankan!"

"Itu menurutmu, Lisa. Tidak bagiku," ucap Liana sembari membuka kaleng sodanya.

"Oh ayolah.. Kau tahukan kalau pesta ini hanya diadakan setahun sekali?"

"Yeah, I know." Liana memutar bola matanya menanggapi pertanyaan Lisa. Pesta anniversary? Tentu saja hanya diadakan sekali dalam setahun.

Selama jam makan siang kantor, teman baru Liana selalu membicarakannya dan berbagai hal lainnya. Terutama wanita berambut cokelat emas, ia tidak henti-hentinya mengganggu Liana dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya cukup aneh.

"Kau sudah mengetahuinya?" tanya Lisa yang hanya di balas anggukan kepala oleh Liana karena, pandangan matanya terfokus pada acara televisi yang di tontonnya.

"Kalau begitu cepatlah persiapkan dirimu!" seru Lisa. Ia yakin Liana pasti akan menghadirinya mengingat pesta itu hanya diadakan setahun sekali oleh perusahaannya.

"Aku sudah mengatakannya padamu sebelumnya, Lisa. Aku tidak akan pergi."

"Tapi, Liana--"

"Cukup, Lisa. Jangan memaksaku lagi." Wajah cantik Liana berubah masam. Mood-nya sekarang sedang dalam keadaan buruk. Bagaimana tidak? Saat hendak pulang ia satu lift dengan pasangan yang sedang bercumbu mesra. Saat kesabaran dalam dirinya sudah di level paling tinggi, Liana memaki mereka dan menekan tombol lain lift. Dan saat pintu lift terbuka sempurna, Liana menyuruh mereka untuk keluar dari lift itu. Dan pasangan itu dengan cepat melangkah keluar karena, mereka merasa takut dengan amarah Liana.

"Baiklah. Terserah apa katamu. Jangan menyesalinya nanti!" ucap Lisa kesal. Ia meninggalkan Liana dan melangkah masuk ke kamarnya.

Liana mengedikkan bahunya tidak peduli dengan perkataan Lisa. Ia memperbesar volume suara televisinya dengan remote control. Sesekali Liana menyeruput minuman soda miliknya.

"Liana!" teriak Lisa dari dalam kamar.

"Apa?!"

"Sepertinya ada tamu. Can you open the door, Liana?" Liana dengan malas berjalan ke pintu utama apartemen Lisa dan membuka pintunya.

Liana menaikan sebelah alisnya. Siapa pria dengan box besar berpita di tangannya ini?

"Dengan Ms. Collins?"

"Ya. Itu aku," ucap Liana.

"Ada kiriman untuk anda." Pria itu menyerahkan box besarnya pada Liana.

"Kiriman? Untukku?" Liana menerima box itu dengan tanda tanya besar di kepalanya. Mata cokelatnya meneliti setiap sisinya berharap menemukan nama si pengirim di sana. Tapi tidak ada tanda-tanda goresan pena di sana. Beberapa hari terakhir ini, Liana tidak pernah membeli sesuatu di Amazon atau situs online lainnya.

Saat Liana hendak menanyakan nama pengirimnya, pria itu sudah menghilang dari pandangannya.

"Aneh," gumam Liana pelan.

"Apa isi dalam box itu, Liana?" tanya Lisa. Ia baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian dalam hitamnya. Oh astaga! Lisa pasti sudah gila! Bagaimana jika tadi pria itu masih ada di depan pintu? Liana menelan salivanya dengan susah payah. Ia tidak sanggup meski hanya membayangkannya saja.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang