Chapter 15 - Italian Restaurant

117K 4.8K 69
                                    

Sebelumnya, pukul 08:50 pm

Liana berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri. Langkah demi langkahnya ia lakukan dengan hati-hati jangan sampai menimbulkan suara. Karena Liana tidak ingin sampai ketahuan oleh Lisa kalau ia akan pergi makan malam dengan seorang pria. Jika sampai ketahuan, Liana pasti akan dikurung di kamarnya lalu bercerita panjang lebar mengenai pria itu. Sungguh Liana sangat malas menceritakan semua tentang Liam pada Lisa.

Setelah sampai di depan pintu utama apartemen Lisa, Liana dengan cepat dan dengan perlahan membuka pintu itu. Hingga satu suara di belakangnya mengagetkan dirinya.

"Kau mau kemana, Liana?" tanya Lisa dengan kemeja kebesaran yang melekat di tubuhnya. Liana yakin pasti di balik kemeja putih itu Lisa sudah tidak lagi mengenakan pakaian dalamnya. Liana bisa mengetahuinya karena kemeja putih itu sangat transparan hingga menampilkan lekukkan tubuhnya dan gundukan kembar miliknya. Oh astaga! Liana dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"A-aku ada acara makan malam dengan temanku, Lisa. Jadi--" ucap Liana terpotong.

"Temanmu? Pria atau wanita?" tanya Lisa lagi menyelidik yang membuat Liana memutar bola matanya malas. Oh ayolah! Lisa sekarang terlihat seperti ibunya.

"Pri..pria," ucap Liana terbata.

'Oh sial! Mengapa susah sekali untuk berbohong!' batin Liana.

"Oh my god, Liana! Kau akan kencan!" seru Lisa histeris. Lisa sangat senang karena ini pertama kalinya teman baiknya itu berkencan.

"Apa katamu? Kencan? Tidak! Aku dan temanku hanya makan malam biasa, Lisa. Hanya itu saja," ucap Liana sangat yakin. Karena saat Liam mengatakannya di telepon pria itu tidak mengatakan kata kencan sama sekali.

"Oh.. kau sangat naif, Liana. Biar aku jelaskan, jika seorang pria mengajak wanita untuk makan malam dan hanya berdua saja itu artinya ia mengajakmu kencan!" Lisa berjalan mendekat ke arah Liana.

"Siapa pria itu? Apa dia si pria kaya raya yang memberimu bongkahan emas? Ayolah cepat ceritakan padaku!" seru Lisa sangat penasaran. Ia menarik-narik lengan Liana.

"Tidak bukan dia, Lisa. Liam sangat sederhana jadi dia tidak mungkin pria itu." Liana menghela nafasnya kasar. Sampai sekarang Liana belum juga menemukan pria misterius yang memberikannya high heels dan gaun mewah yang katanya Lisa dibuat oleh perancang terkenal.

"Lalu, siapa pria itu?" ucap Lisa tidak sabaran.

"Dia--"

"Tunggu dulu! Kau ingin pergi kencan dengan mengenakan baju itu?" tanya Lisa ia memperhatikan Liana dari atas sampai bawah.

Lisa menatap pakaian yang dikenakan Liana dengan kening berkerut. Liana hanya mengenakan celana jeans lusuh dan kaos hitam bergaris yang kebesaran. Riasan di wajahnya hanya ada rona merah di bibir dan rambutnya hanya ia kuncir kuda. Ini kencan pertamanya dan Liana terlihat seperti tunawisma? Liana pasti bercanda!

Di sisi lain Liana mengangguk mengiyakan perkataan Lisa barusan. Apa lagi yang salah kali ini? Menurutnya pakaian yang ia kenakan sudah cukup bagus, tidak berlebihan, terlihat sederhana dan yang paling penting sangat nyaman digunakan tidak seperti dress merah marun yang waktu itu Lisa pinjamkan saat pergi ke klub malam. Lagi pula ini hanya makan malam biasa mengenakan pakaian santai seperti ini tidak masalah bukan?

"Yang benar saja! Ini kencan pertamamu, Liana!" Lagi-lagi Lisa seperti mengetahui pikiran Liana.

"Ayo ke kamarku, aku akan meminjamkan bajuku dan mendandanimu." Lisa menarik Liana menuju kamarnya. Saat di depan pintu Liana menghentikan tangan Lisa yang ingin membuka pintu bercat putih itu.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang