Chapter 38 - Just The Two Of Us

72.4K 3.8K 256
                                    

Liana melipat kedua tangannya di depan dada. Ia berulang kali menghentakkan high heels merah yang dikenakannya ke lantai marmer hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Wanita itu mendengus kesal. Ia dengan nyalang menatap seorang pria menyebalkan yang tengah sibuk dengan setumpuk dokumen dan laptop kerjanya. Pria itu tampak tidak terpengaruh dengan suara-suara yang Liana buat.

"Oh apa ini?! Sudah tiga jam aku di sini dan aku tetap tidak melakukan apapun!" seru Liana terlihat sangat kesal dan marah.

Sekarang wanita itu sedang berada di kantor tepatnya di ruang kerja sang CEO. Bos brengseknya itu sama sekali tidak mengizinkan Liana untuk bekerja di meja kerjanya yang terletak di lantai 49. Ia tidak tahu alasannya mengapa pria itu melarangnya. Sekarang rasa bosan yang di milikinya bertambah menjadi dua kali lipat.

Sejak tadi yang dilakukan Liana hanyalah menatap pria itu yang duduk di kursi singgasananya. Ia akui ke tampanan pria itu bertambah saat dia sedang serius mengerjakan pekerjaannya. Liana bahkan hampir saja melupakan tujuan awalnya datang kemari jika ia tidak cepat-cepat memalingkan wajahnya. Astaga pesona pria itu sangat luar biasa!

Sementara itu Darel melepaskan kacamata yang di kenakannya. Lalu ia mengangkat satu alisnya ke atas. Pria itu terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai ia melupakan seorang wanita yang tengah terduduk kesal di sofa berbentuk L.

"Apa kau bosan?"

Liana mendelik tajam. Jika saja tatapan matanya bisa membunuh seseorang. Pria itu pasti sudah terduduk kaku di tempatnya dengan kedua mata yang terbuka lebar.

"Kau masih bertanya, Darel?! Tentu saja aku bosan! Aku sedari tadi hanya melihatmu bercinta dengan setumpuk dokumen sialanmu itu!" seru Liana kesal. Wajah wanita itu sudah memerah menahan amarah yang siap meledak kapan saja.

Darel tersenyum manis. Wanitanya itu sangat menggemaskan ketika sedang marah. Senyum manis pria itu dengan sekejap berubah menjadi seringai iblis. Ia tahu benar bagaimana caranya menghilangkan rasa bosan. Ia dan seketarisnya sering melakukannya. Cara itu selalu ampuh jika ia sudah lelah dengan pekerjaannya.

Darel dengan kasar melonggarkan dasi merah yang melingkari lehernya. Lalu Pria itu dengan seringai iblis miliknya menatap lurus wajah cantik Liana tepat di matanya.

"Aku tahu cara menghilangkan kebosanan, Liana. Bagaimana jika kita melakukan--"

"Aku mengetahui apa yang ingin kau katakan, Darel. Jadi jangan menyelesaikan kalimat sialanmu itu!" Liana memutar bola matanya. Wanita itu dengan cepat memotong ucapan Darel, karena ia tidak ingin pria itu menyelesaikan kalimat menjijikannya.

Darel terkekeh geli. "Well, apa kau ingin melakukannya, baby?" tanya pria itu dengan alis yang terangkat satu.

"Jika kau tidak ingin melakukannya di sini. Aku tahu di mana hotel terbaik berada." Darel tersenyum miring, terlihat tidak sabar menunggu jawaban dari wanita yang ada di hadapannya ini.

Sementara itu dengan amarah yang memuncak Liana menunjukkan jari tengahnya pada Darel.

"FUCK YOU!"

Setelah mengucapkan makian itu dengan keras dan lantang, Liana dengan cepat melangkahkan kedua kakinya keluar ruangan. Wanita itu melakukannya persis seperti saat pertama kali ia menginjakkan kakinya ke ruang Bos brengseknya yang mesum itu. Persetan dengan pria itu yang melarangnya untuk bekerja!

Baru dua langkah Liana keluar dari ruangan sialan itu. Ia sudah di hentikan langkahnya oleh seorang wanita berambut panjang yang berdandan layaknya wanita penghibur. Siapa lagi kalau bukan sekretaris dari bos brengseknya itu.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang