Chapter 16 - Kidnap?

115K 5.3K 51
                                    

"Liam kenapa kau ada tiga? Apa kau memiliki kembaran? Atau kau memecah diri?" tanya Liana melantur. Sekarang pandangan mata Liana mulai mengabur mungkin karena alkohol yang Liana minum tadi sudah menyebar ke seluruh tubuhnya.

Liam menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak."

"Benarkah? Tapi mengapa dalam penglihatanku kau ada tiga? Kau pasti berbohong!" Liam mengangkat satu alisnya ke atas. Sejak tadi wanita yang ada dihadapannya ini tidak berhenti berbicara dan ia selalu melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menurutnya tidak masuk akal.

"Liana apa kau mabuk?"

"Tidak! Aku tidak mabuk, Liam! Aku seratus persen sadar!" Liana sedikit menggebrak meja yang ada dihadapannya.

"Baiklah.. Baiklah tenangkan dirimu." Liam tertawa kecil. Wanita ini sangat lucu dan menggemaskan ketika sedang berada di bawah pengaruh alkohol.

"Hiks.. Hikss.." Liana munundukkan kepalanya di meja. Badannya bergetar karena menahan tangis.

Liam seketika panik. Ada apa sebenarnya dengan wanita ini. Pertama ia melontarkan pertanyaan konyol lalu menggebrak meja dan sekarang menangis tanpa sebab yang jelas? Sungguh Liam tidak mengerti dengan sikap wanita sepertinya.

"Hei ada apa, Liana? Kenapa kau menangis?" tanya Liam lembut. Tapi itu malah membuat tangis Liana semakin kencang. Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran.

"Hiks.. hiks.. Aku menangis karenamu." Liana mendongkakkan kepalanya ia mengusap kasar cairan yang keluar dari kedua matanya.

"A-aku? Tapi kenapa?" tanya Liam dengan lipatan di dahinya.

"Karena kau membawaku ke tempat yang sangat romantis, Liam. Sebelumnya tidak ada pria yang pernah melakukan itu padaku. Itu sangat menyentuh hatiku." Liana tersenyum senang sekarang tidak ada lagi ekspresi tangis.

"Syukurlah." Liam kira tadi ia melakukan kesalahan besar padanya. Sebelum Liana melakukan hal-hal yang tidak di inginkan, Liam sebaiknya membawa Liana pulang saja. Karena Liam tidak akan sanggup menahan diri untuk tidak menyentuh Liana.

Wanita itu sekarang terlihat sangat menggugah selera dengan rambut panjang berantakan yang di biarkan saja lalu bibir merah miliknya begitu menggoda ingin sekali rasanya Liam melumat dan menggigitnya. Tapi sayangnya ia harus menahannya karena Liam bukanlah tipe pria yang memanfaatkan wanita yang di pengaruhi alkohol seperti Liana.

"Ini sudah sangat malam, aku akan mengantarmu pulang."

Drrtt.. Drrt...

Baru saja beranjak dari duduknya Liam di buat kesal dengan panggilan yang masuk ke ponselnya. Liam merogoh saku jasnya dan mengambil benda persegi panjang itu di sana. Liam melihat nama seseorang yang ia anggap penting tertara di layar ponselnya. Liam harus segera menjawab teleponnya tapi ia tidak bisa berbicara di sini.

"Liana bisakah kau mematuhi perintahku?"

"Hmm.. Perintah apa?" Liana tidak menatap lawan bicaranya ia justru sibuk dengan mencampur-campurkan berbagai makanan dan minuman yang ada di meja menjadi satu tumpukan besar. Entah setelahnya akan ia apakan.

"Duduklah dengan diam disini, jangan ke mana-mana sampai aku kembali. Oke?" Liana tidak menjawab pertanyaan Liam. Ia justru masih asik dengan kegiatannya yang tadi.

"Liana apa kau mendengarku?"

"Ya.. Ya aku mendengarnya Liam. Aku janji tidak akan kemana-mana." Liana memamerkan gigi putihnya.

"Goodgirl. Jadilah anak yang penurut," ucap Liam pada Liana. Nada suaranya terdengar seperti orang dewasa yang sedang berbicara dengan anak kecil yang baru berusia 5 tahun. Sangat lembut namun tegas.

MY JERK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang