48. Unpredictable - 예기치 않은

181 23 17
                                    

7 Mei 2019

Jung Hoseok's POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Hoseok's POV

Sore ini aku pergi ke rumah Taehyung untuk menjemputnya. Ada rencana untuk berkumpul di markas kami.

Bukan hal luar biasa apalagi penting. Ini hanya acara main dan kumpul sebagai rutinitas yang biasa kami lakukan bersama. Jarak rumahku dan Taehyung tidak terlalu jauh jadi aku biasa menghampiri rumahnya untuk berangkat bersama.

Pintu rumah Taehyung terbuka. Perlahan langkah kakiku berjalan mendekati ambang pintu dan terdengar suara pecahan kaca dari dalam. Suara teriakan Taehee Noona juga terdengar. Hal ini membuatku khawatir dan memutuskan untuk segera masuk ke dalam.

Betapa terkejutnya ketika aku melihat kondisi rumah mereka yang berantakan dan Taehyung yang sedang berdiri sambil memegang pisau di tangannya.

Bagian runcingnya menghadap depan dengan ekspresi wajah penuh emosi. Aku berlari mendekatinya sebelum Taehyung melangkah maju pada Ayahnya.

Aku berhasil menahan badan;tangannya sekaligus. Tapi cengkramanku sepertinya bukan apa-apa untuknya. Ketika Taehyung melepaskan tubuhku dengan kekuatan penuh, aku terjatuh dengan bodohnya.

Kepalaku membentur tembok di sebelah kiri. Taehee noona juga berteriak saat aku terjatuh.

Taehyung berjalan mendekati ayahnya. Langkahnya ragu dan tubuhnya gemetar. Saat aku mencoba untuk bangun, kepalaku sedikit pening. Tangan yang kucoba untuk menyentuh sisi dahiku mengeluarkan darah, tidak banyak.

"Kim Taehyung!" Teriak Taehee noona tanpa bisa melakukan pergerakan apapun.

Sekuat tenang kucoba untuk berdiri. Aku tidak mau hal buruk terjadi pada mereka.

Badanku bergetar—mungkin karena kepalaku terbentur tembok jadi sedikit tidak seimbang. Taehyung berhasil kutahan. Pisau yang ada di tangannya juga sudah berhasil kubuang;kulempar ke samping.

Bisa kurasakan badannya gemetar hebat, berusaha menahan tangis. Aku segera melerai cengkramanku karena kurasa dia sudah sedikit lebih tenang. Setelah itu, ia menjatuhkan dirinya ke lantai dengan sangat frustasi.

Taehee noona yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari kami juga ikut menjatuhkan diri sambil menangis. Sedangkan paman Kim sudah pergi dengan tergesa-gesa walaupun panik terlihat di wajahnya.

Jika tidak kuhentikan, Taehyung bisa-bisa sudah membunuh ayahnya.

Beberapa menit berlalu, kami bertiga masih di ruangan yang sama. Taehyung jauh lebih tenang dan sudah bisa mengendalikan tangisnya. Aku juga hanya diam karena tidak bisa mengatakan apa pun. Tapi Taehee noona sudah berdiri dan membawa kotak obat lalu duduk di sampingku.

"Biarkan noona obati lukamu." Suaranya sendu.

Tidak ada penolakan dariku. Taehee noona dengan gerakan hati-hati serta ekspresi sedih dan mata sembab di wajahnya, menempelkan plester di dahiku setelah memberi obat merah.

Love Yourself : Happiness [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang