31. Fools - 바보

401 35 3
                                    

27 Mei 2022

Shin Jihyun's POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shin Jihyun's POV

"Sudah lama juga, ya. Apa kau merindukanku?"

Basa-basi yang kelewat basi. Aku benar-benar tidak peduli itu sudah lama atau tidak.

Merindukanmu? Tentu saja tidak. Apa yang harus aku rindukan dari seorang laki-laki kurang ajar sepertinya.

Jika bukan karena permintaannya untuk yang terakhir kalinya, aku bahkan tidak mau melihat wajahnya sekarang.

"Rindu katamu? Tentu tidak."

Siwoo tersenyum penuh kemenangan sembari meraih cangkir kopi latte nya. Setelahnya dia kembali bicara.

"Keliatannya memang tidak. Apa kau sudah memiliki kekasih baru setelah putus denganku?"

Sumpah demi apa pun, aku ingin sekali merobek mulutnya itu. Dia berbicara seolah-olah kami tidak ada apa pun di masa lalu.

Iya, kami pernah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, tapi itu dulu. Sebelum semua kekacauan di usiaku yang menginjak 13 tahun. Tapi sungguh, aku tidak pernah cinta begitu dalam untuknya. Hanya cinta remaja masa puber, tidak lebih.

"Aku bahkan tidak butuh belas kasianmu, Yang Siwoo!"

"Lihat, di mana dan kemana Shin Jihyun yang kukenal dulu?"

Sumpah, aku sudah tidak tahan melihat ekspresi menggelikan dari wajahnya. Dibanding dulu, memang sih wajahnya yang sekarang lebih tampan tapi untukku dia sudah seperti pecundang.

"Hentikan! Aku tidak mau mendengar ucapanmu tentang kita di masa lalu. Aku berbeda dengan yang kau kenal dulu!"

Emosiku mulai memuncak karena bukannya dia langsung pada inti pertemuan kami, tapi dia mulai membahas hal-hal tidak perlu.

"Baiklah, aku hanya bercanda. Lagipula kita berpisah secara baik-baik dan aku mengerti. Selagi kita bertemu seperti ini, bukankah indah jika kita membahas masa lalu?"

Menjengkelkan sekali. Dia sama sekali belum berubah sejak 7 tahun terakhir.

"Aku tidak ingin mendengarkan apa pun darimu. Cepat katakan kenapa kau ingin bertemu denganku?"

Siwoo membuang napas kasar seolah-olah kehadirannya telah disia-siakan olehku. Aku terus membuat ekspresi dingin di depannya.

Aku tidak menyalahkan kehadirannya di usia remajaku, karena dia ada saat aku mengalami masa sulit dengan keluargaku. Tapi semua itu lebih sulit ketika dia berkhianat dengan teman kelasku.

"Kenapa buru-buru sekali? Sebentar, jangan-jangan kau sudah memiliki pacar baru dan kau akan pergi dengannya setelah ini?"

"Yang Siwoo! Aku akan pergi jika kau terus-terusan bicara tidak penting seperti ini!"

Love Yourself : Happiness [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now