Love Yourself : Happiness [SUDAH TERBIT]

21. Lights - 빛

30 April 2022

Shin Jihyun's POV

"Jadi, kau adalah orang yang sama ketika kita pertama kali bertemu di flyover, kau yang menahanku agar tidak membunuh ayahku dan melihatku kacau malam itu di bawah jembatan?"

Aku hanya tersenyum membalas pertanyaannya. Dia terlihat bingung, terkejut dan heran mungkin disaat yang bersamaan.

Tapi karena pertanyaannya, aku jadi berpikir kalau sebenarnya kita sering sekali bertemu tanpa sebuah rencana atau alasan.

"Kita bertemu lagi setelah kau pergi meninggalkanku malam itu. Aku harus berterima kasih kepada rel kereta"

Kalimatnya berusaha menyindir namun disertai candaan sehingga aku sedikit menyenggol badannya. Tentu aku sangat malu karena di rel kereta itu, alasan aku mengikutinya karena aku ingin mengetahui namanya.

Sedikit memalukan tapi aku akui aku cukup berani dengan itu.

Taehyung terus-terusan menahan senyum dan sesekali mengigit bibir bawahnya samar untuk menahan tawanya.

"Berhenti tertawa!"

Aku sempat membentaknya dan dia benar-benar menyebalkan. Dia langsung melipat mulutnya dan menunjukkan padaku bahwa dia tidak tertawa.

Tapi dia tidak bisa membodohiku, aku hanya bisa tertawa kecil karena tingkahnya.

"Lalu apa yang terjadi setelahnya? Ah, maksudku siapa yang menolongmu?"

Aku sempat berkedip dua kali saat Taehyung bertanya seperti itu. Karena jujur, aku kira Taehyung bukan orang yang begitu peduli tentang orang lain tapi ternyata sebaliknya.

"Oppa yang baik menolongku malam itu"

Taehyung agak terkesiap mendengar kata "Oppa" dari mulutku, bahkan ekspresinya seperti orang yang sedang tersedak akan sesuatu.

Apa dia menyindirku atau apa? Huh! Yang benar saja!

"Syukurlah, aku juga harus berterima kasih padanya"

Aku benar-benar masih tidak bisa memahami sifatnya sampai sekarang. Dia kadang terlihat misterius dan seketika berubah menjadi konyol.

Tentu, dia unik. Seunik ini Kim Taehyung sampai membuatku terus tertawa.

"Bagaimana denganmu? Apa kau terus terjaga semalaman di sana?"

Taehyung yang tadinya menatapku sambil tersenyum kini berubah menjadi diam dan senyum di bibirnya seketika pudar dan langsung menunduk saat itu juga.

Ya ampun, apa perkataanku salah? Aku pasti membuatnya tidak nyaman.

Tapi selang beberapa detik, setelah dia menarik napas dan membuangnya aku bisa lega.