43. Water - 물

228 20 4
                                    

8 Juli 2022

Jung Hoseok's POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jung Hoseok's POV

Sekitar pukul dua dini hari, aku keluar kamarku karena mendengar suara kran air yang tidak berhenti dari kamar mandi.

Awalnya mungkin karena Jimin sedang mandi jadi aku kembali ke kamarku. Rupanya suara itu tidak berhenti setelah 30 menit berlalu. Bahkan jika dihitung dari awal kran berbunyi, ini sudah hampir 1 jam dan Jimin belum juga keluar.

Otakku langsung berpikiran jauh dan aku bergegas mengetuk pintu kamar mandi sambil meneriaki namanya dari luar. Namun si pemilik nama ini tidak kunjung menjawab panggilanku.

Aku makin panik ketika melihat air yang meluber ke luar pintu dan bunyi air yang terdengar seperti sudah tidak lagi di dalam wadahnya. Tanpa berpikir panjang, aku berlari mencari kunci cadangan untuk membuka kamar mandi.

Apa yang aku lihat pertama kali bukanlah pemandangan yang indah. Bathubnya penuh dengan air yang terus meluber serta Jimin tenggelam di dalamnya. Aku berlari dan berteriak ketika hanya melihat rambut atasnya yang menyembul di permukaan air.

Tubuhnya kutarik dan kupeluk sangat erat. Mematikan kran dan menangis sambil mengusap rambutnya yang menutupi wajahnya.

Setelah itu kubawa dia ke kamarnya dan mengantikan pakaiannya agar dia hangat tanpa harus sakit setelahnya. Untungnya dia langsung sadar dan memuncratkan air yang ia minum di bathub tadi.

Tapi tidak hanya tubuhnya yang terkulai lemas. Aku melihat perban yang basah di tangannya. Bahkan darahnya seperti masih baru. Aku membuka perban itu dan beberapa luka di sana. Lalu aku ganti dengan perban yang baru.

Dalam kondisi ini seharusnya aku marah, tapi aku tidak bisa. Bahkan untuk menatap dan mengobrol dengannya sangat sulit karena aku sedang berusaha menahan air mataku. Takutnya jika mata kami bertemu aku malah emosi dan menangis.

"Tidurlah."

Bisa kutebak dia sedang menatapku dengan tatapan sendu dan bingung dengan sikapku yang sangat diam sambil menarik selimutnya ke atas dadanya.

Ketika aku berjalan keluar dan saat aku membuka pintu, aku sedikit menoleh.

"Jangan lakukan hal bodoh seperti tadi."

Saat aku benar-benar keluar, aku ingin menangis untuk yang kedua kalinya, tapi aku juga harus memberitahu Jihyun tentang ini. Dia sudah keluar lebih dari 5 jam. Jadi aku meneleponnya.

"Halo.."

8 Juli 2022

8 Juli 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Love Yourself : Happiness [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now