32. Anger - 분노

371 36 10
                                    

Disclaimer: So many self-harm content in this chapter, this can trigger sensitivity. Please read with your own risk.

27 Mei 2022

Park Jimin's POV

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Park Jimin's POV

"Ada apa? Kenapa tiba-tiba membawa ayam dan somaek?" (soju+maekju--alkohol+bir)

Gadis di depanku hanya tersenyum lebar sambil mengunyah ayam bumbu miliknya. Jihyun suka sekali pedas dan itu tidak menimbulkan masalah sama sekali untuknya.

Kami duduk berdua di bar dapur sambil menunggu Hoseok hyung pulang dari kampusnya.

"Aku sedang bahagia, jadi nikmati saja sebelum aku memakan semuanya, Park Jimin-ssi."

Dia menggunakan kalimat formal kepadaku ketika sedang sedikit kesal jika aku terlalu banyak bertanya, dan lihat, dia mengubah senyumnya menjadi tatapan mengintimidasi.

"Kenapa? Ceritakan padaku. Ayolah, apa kau akan merahasiakannya?"

Berkali-kali aku memohon padanya untuk bercerita, tapi Jihyun malah mengabaikanku dan kembali meminum gelas sojunya.

"Apa jika aku mengatakannya, kau akan baik-baik saja, Jim?"

Sungguh, gadis ini selalu bermain kata denganku dan membuatnya seolah-olah menjadi terlihat misterius. Tapi, bagaimanapun juga aku ingin tahu jadi aku iyakan saja jika nantinya aku akan baik-baik saja atau entahlah mungkin aku bisa pergi dari rumah.

"Aku menemui mantan pacarku."

Kalimatnya selesai dan senada dengan gebrakan tanganku di meja. Dia sedikit terkejut dan memegangi dadanya sambil melotot ke arahku.

"Kau ini kenapa sih?"

Aku bertanya, dia malah balik bertanya dengan sikapku. Tapi setelahnya, dia sama sekali tidak peduli dan kembali menikmati ayam itu.

"Untuk apa kau menemuinya lagi? Bukankah sudah cukup yang waktu itu?"

Nadaku tidak dapat dikontrol dengan baik ketika Jihyun sudah menyebutkan mantan pacarnya di sela-sela obrolan kami.

Apa dia tidak bisa mengerti juga kalau aku sangat cemburu saat ini.

"Aku sudah bilang padamu tadi untuk tidak bertanya dan kau juga bilang akan baik-baik saja,kan? Tapi kau malah membentakku."

"Itu karena aku tidak bisa tinggal diam melihatmu tersakiti untuk yang kedua kalinya."

Ucapanku terdengar serius sampai akhirnya dia menyudahi aktivitasnya dan menatapku.

"Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Park Jimin. Tapi dengar, itu yang terakhir kalinya. Lagipula aku juga tidak akan bertemu dengannya lagi."

Love Yourself : Happiness [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now