bag 48.

7.1K 615 8
                                    


○○○○○

"Zhanzhan ..." Xiao Zhan menoleh ke arah pintu, dua orang masuk ke ruangannya. Melihat siapa yang masuk, Zhan mencoba untuk duduk dengan tegak, "tidak apa-apa, berbaring saja!" Mereka adalah Xue Yang dan juga Dai Ji Li.

"A-Li, apa yang terjadi padamu. Kenapa kau ..."

"Oh, aku mengalami kecelakaan, tapi sudah tidak apa-apa. Bagaimana kabarmu, maaf aku tidak menjengukmu beberapa bulan ini!"

"Kecelakaan, kapan itu terjadi, kenapa tidak ada yang memberi tahuku?" Zhan tampak khawatir melihat Ji li yang duduk di kursi roda.

"Aku yang meminta mereka tidak memberi tahu padamu. Lagi pula, sebentar lagi aku akan sembuh, ada dia yang akan membantuku!" Ji Li melirik Xue yang yang setia berdiri di sampingnya. Setelah makan siang tadi, Ji Li langsung meminta kekasihnya untuk mengantarnya menemui Zhan.

"Kau ... bukankah ..." Zhan mengingat Xue Yang.

"Benar, tapi tenang saja. Aku tidak akan mengganggumu lagi, walaupun kata-kataku dulu masih berlaku untukmu!" Ji Li memukul lengan Xue Yang.

"Apa yang kau katakan padanya?" Xue Yang tersenyum canggung, lalu membiarkan dua sahabat itu berbicara, dia memilih untuk duduk di sofa.

"Kalian bicara saka, aku akan menunggu di sini!" Zhan mengangguk, Ji Li menggenggam tangan Zhan, lalu menepuknya pelan dengan tangan yang lain.

"Zhanzhan ... ingat saat dulu kita selalu pergi bersama-sama?" Zhan mengangguk pelan, "kemanapun kau pergi, aku selalu mengikutimu, begitupun sebaliknya." Ji Li tersenyum, "aku pikir, mungkin aku sudah gila. Akan tetapi, jujur mungkin aku menyukaimu saat itu, aku bahkan berpikir akan menikah denganmu suatu saat." Mendengar itu, Zhan tertegun, bahkan tak bisa mengatakan apapun, sedangkan Xue Yang hanya bisa diam.

"Tapi tenang saja, itu hanya pemikiran seorang bocah saja, setelah Jue ge mengatakan bahwa kau sudah di jodohkan dengan seseorang, aku langsung berpikir bahwa kau dan aku itu tidak mungkin. Itu sebabnya aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjagamu sebelum menyerahkanmu pada seseorang yang sudah di jodohkan denganmu suatu saat nanti." Ji Li menunduk, lalu tersenyum dengan sendu.

"Mungkin aku bodoh, berpikir seperti itu, setelah bertahun-tahun, aku sepertinya semakin menyukaimu, hingga saat 'orang itu' mendekatimu, aku benar-benar marah dan tak tau harus berbuat apa. Aku selalu membuatmu menjauhinya, tapi kau bilang bahwa kau menyukainya, aku tidak bisa berbuat apa-apa, yang aku pikirkan saat itu, asalkan kau bahagia, aku akan mendukungmu!" Ji Li menggeleng.

"Ternyata aku salah, membiarkanmu mendekati orang lain, ternyata membuat hatiku sakit sekali." Ji Li terkekeh pelan, "tapi tenang saja. Itu sudah berlalu, sekarang aku mencintai orang lain, setelah kau memutuskan tidak ingin membuka hatimu untuk orang lain, sepertinya aku sudah merelakanmu. Terlebih saat melihat 'orang itu' juga berubah dan bisa membuatmu bahagia. Aku jadi tenang setiap kali memikirkanmu!" Ji Li mengusap pipi Zhan perlahan, "Zhanzhan, mulai sekarang, jangan lagi bergantung padaku, kau harus melakukan apa yang kau inginkan bersama suamimu, mengerti! Aku akan sangat senang jika kau bisa melakukan apa yang aku katakan. Ingat satu hal, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan semua orang. Melihatmu bahagia, adalah harapan semuanya, keluargamu, orang-orang terdekatmu, dan juga aku. Jika dia membuatmu menangis, laporkan saja dia padaku, aku berharap kau selalu tersenyum!" Zhan terus menangis sepanjang kata demi kata yang Ji Li ucapkan, "jangan menangis, itu tidak baik untuk kesehatanmu dan juga bayimu. Ingat, bahwa orang-orang ingin melihatmu tersenyum bahagia, bukan menangis." Zhan mengangguk, dia bahkan tak bisa berkata apa-apa. Dia terkejut mendengar semua fakta itu, jadi selama ini, Ji Li menyimpan perasaan padanya. Betapa egoisnya dia.

"Kau tenang saja, aku sudah tidak mengharapkanmu lagi. Kau lihat ..." Ji Li menatap Xue Yang yang juga tengah menatapnya, "orang yang ada di sana itu, adalah orang yang membuatku menyadari, bahwa rasa cinta itu sangat indah, tidak menyakitkan saat melihatnu bersama orang lain." Ji Li melepas genggaman tangannya, lalu tersenyum. "Aku dan A-Yang akan menikah, sebaiknya kau cepat sembuh dan menghadiri pernikahan kami."

"A-Li ... maafkan aku ..." Zhan tak bisa menahan air matanya. Dia tetap menangis sambil menunduk, Ji Li tersenyum lalu mengusap bahu sahabatnya.

"Aku sudah sering mengatakannya, kau itu sahabatku, tidak perlu mengatakan maaf dan terima kasih." Zhan hanya bisa mengangguk pelan. Ji Li berpamitan untuk kembali ke ruangannya, saat keluar dari ruangan itu, Ji Li melihat Yibo yang berdiri bersama dua anaknya, sepertinya dia sengaja tidak masuk karena ada dirinya tadi.

"Aku titip sahabatku ..." ucap Ji Li sebelum pergi.

"Paman A-Li ..." Xian ingin mendekat, tapi tidak jadi saat Yuan menahan lengannya dan menggeleng. Sepertinya, si pendiam itu mengerti situasi yang sedang terjadi. Yibo bergegas masuk ke dalam ruangan istrinya dan melihat sang istri tengah menangis.

"Zhanzhan ..."

"Ibu, Ibu kenapa?" Xian ikut mendekat. Zhan langsung memeluk Yibo, masih dengan air mata yang terus mengalir. Yibo sudah tau garis besarnya hanya bisa menenangkan istrinya, Yibo sudah tau apa yang terjadi dari Xue Yang. Dia yang memberi tahunya, akan tetapi, Yibo tak mungkin memberi tahu Zhan, dia akan membiarkan Ji li mengatakannya langsung pada Zhan.

    Di sisi lain, Yuan tidak ikut masuk ke ruangan Ibunya, dia justru mengikuti Xue Yang dan Ji Li. Melihat Ji Li masuk ke salah satu kamar, Yuan menhikutinya dengan mengendap-endap dan bersembunyi. "Aku sudah melakukannya!" Ji Li langsung menangis, sejak tadi dia terus menahannya di hadapan Zhan, tidak ingin menangis di hadapan sahabatnya. Xue Yang langsung memeluknya, dan menenangkannya.

"Aku tau ... kau sudah mengatakannya, kau berhasil!" Ji Li membalas pelukannya.

"Bagaimana denganmu ..." Ji Li melepas pelukannya, lalu menatap Xue Yang.

"Apa?" Pria itu bertanya bingung.

"Bagaimana jika aku tidak bisa sembuh, dan selamanya duduk di kursi ini?"

"Aku tidak perduli!"

"Tidak! Kau harus perduli, aku tidak ingin merepotkanmu. Apa lagi ..."

"A-Li ... dengarkan aku!" Xue Yang berlutut di hadapan kursi roda Ji Li, lalu menggenggam kedua tangannya. "Aku tidak perduli apapun keadaanmu, aku tetap mencintaimu. Walaupun kau tidak bisa sembuh, aku yang akan menjadi kakimu. Aku akan membawamu kemanapun yang kau mau, tempat yang kau inginkan, aku akan pergi bersamamu! Jadi, jangan pernah merasa seperti itu!" Xue Yang memeluk Ji Li lagi.

    Mendengar apa yang terjadi, Yuan terdiam cukup lama, lalu pergi dari depan pintu dan kembali ke ruangan Ibunya. Sampai di sana, dia juga melihat ibunya tengah menangis berpelukan dengan Ayahnya. Yuan masih diam dan tak berkomentar, diapun duduk di sofa tanpa bertanya apapun, berbeda dengan Wang Xiao Xian yang terus bertanya apa dan kenapa.

○○○○

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Where stories live. Discover now