bag 36.

7.6K 703 30
                                    


○○○○○

    Sepagi ini, Ji Li sudah siap di depan sebuah rumah yang menampung kedua anak sahabatnya, Ji Li bertugas mengantar jemput Xian dan Lian setiap hari, bukan Xiao Zhan yang memintanya, apa lagi Wang Yibo, pria itu bahkan tidak di pedulikan oleh Ji Li. Apa yang di lakukan nya sekarang ini, adalah murni inisiatif sendiri. Keinginannya untuk menjaga kedua anak sahabatnya, yang sudah dia anggap sebagai keponakannya sendiri.

"Selamat pagi, Paman A-Li!" sapa Xian ceria seperti biasa. Ji Li tersenyum dan mengusap kepala Xian dengan pelan.

"Pagi, bagaimana tidur kalian? Apa nyenyak?" Xian mengangguk antusias.

"Iya, aku sangat senang, Kakek dan Nenek sangat baik!"

"Tidak!" Yuan tak memiliki jawaban yang sama dengan sang adik, dia langsung masuk ke bagian penumpang mobil Ji Li, lalu membuka sebuah buku yang akan dia pelajari hari ini. Ji Li yang melihat itu segera meminta Xian untuk naik ke mobil dan kemudian, barulah dia menyusul untuk mengendarai kendaraannya itu.

"A-Yuan, apa ada masalah?" Ji Li melirik Yuan dari kaca spion tengah. Sambil mengendarai mobilnya meninggalkan kediaman Wang.

"Aku ingin pulang!" Ji Li sedikit terkejut dengan permintaan Yuan yang tidak biasa. Yuan itu anak yang tidak suka banyak meminta, sepertinya, Ji Li bahkan baru pertama kali mendengarkan permintaan Yuan, dan itu sangat aneh baginya.

"Apa ada masalah?"

"Tidak!" Jika tidak ya tidak. Ji Li tidak bisa bertanya lagi.

"Nanti Paman akan katakan pada Ibu kalian." Yuan tak menjawab lagi, memilih untuk menyibukkan diri membaca.

     Setelah mengantar kedua anak sahabatnya yang sudah dia anggap sebagai keponakannya sendiri, Ji Li segera menghubungi Zhan yang katanya sedang melakukan bulan madu di Luar.

   Setelah dering keenam, panggilan baru tersambung. Dan bukan suara Zhan yang dia dengar, melainkan Yibo yang tampaknya baru bangun tidur.

"Wei! Dimana Zhanzhan!"

'Dia masih tidur, kenapa kau menghubunginya?'

"Berikan ponselnya pada Zhan sekarang, aku ingin bicara!"

'Dia baru saja tertidur, jika ada yang penting, katakan padaku!'

"Katakan aku menghubunginya jika dia sudah bangun, dan segera hubungi aku!" Panggilan berakhir begitu saja. Ji Li tak perlu menebak apa yang Zhan lakukan sehingga jam segini mereka baru saja tidur. Jika saja Ji Li ada, dia sudah membuat Yibo menyesal karena membuat sahabatnya kelelahan dan tidur saat pagi hari.

   Sementara di tempat lain, Yibo menatap ponsel istrinya dengan bingung. Ji Li menghubungi istrinya selagi ini, ada apa? Mungkinkah ada hal penting. Saat tengah berpikir, Zhan tampak menggeliat dalam tidurnya, lalu matanya terbuka perlahan. Yibo tersenyum menyambut pagi sang istri.

"Pagi ..." dapatnya sambil mengecup singkat kening dan bibir istrinya.

"Kau sudah bangun, ge?" Yibo terkekeh.

"Jika masih ngantuk, tidur saja lagi."

"Tidak, aku gerah ingin mandi!" Zhan duduk sambil mengusap kedua matanya. Yibo tersenyum dan mengacak rambut sang istri.

"Pergilah mandi, aku akan menyiapkan sarapan!" Zhan tersenyum, memeluk Yibo dan mencium pipinya sebelum berlalu ke kamar mandi.

    Yibo meletakkan kembali ponsel istrinya ke aras meja lalu keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan untuk keduanya. Sebenarnya, dia tak menyiapkan langsung, dia hanya meminta dan itu akan segera tersedia. Beberapa saat berlalu, Zhan sudah rapi dengan kaus putih polos dengan celana pendek selutut yang sering ia gunakan jika di dalam rumah. Yibo menyambut istrinya untuk duduk di meja makan. Zhan menurut dan duduk di depan suaminya, beberapa roti dan sarapan mereka sudah tersaji di atas meja.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz