bag 35.

8.4K 727 19
                                    

Warning!!

Typo bertebaran, mohon kritik dan saran di tunggu. Ini tanpa edit, jadi mohon di maklumi.

○○○○○

     Sepagi ini, Zhoucheng di sibuk kan dengan urusan rumah sakit. Namun, ia menyempatkan diri untuk pergi ke kantor suaminya saat jam makan siang. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di kantor sang suami, Chen kini sudah berada di lift menuju ruangan Huan.

    Begitu keluar dari lift, Chen melihat seorang pria baru saja masuk ke dalam ruangan suaminya. Chen tak mengenal orang itu, dia sepertinya baru kali ini melihatnya.

"Siang, Pak." Sapa sekertaris Huan yang berada di mejanya.

"Siang ..." balasnya ramah. Pria itu menatap Ziyi, sekertaris Huan dengan serius. "Siapa pria barusan?" tanya Chen.

"Beliau, saya juga baru melihatnya, Pak." Chen mengangguk-angguk.

"Apa kau tau ada urusan apa dia kemari?" Chen tidak bisa langsung menyerobot masuk, takutnya suaminya sedang melakukan pembicaraan penting.

"Maaf, pak. Saya tidak tau, saya hanya tau, pria yang baru saja masuk itu bernama Jin Guangyao."

"Jin Guangyao? Aku seperti pernah mendengarnya. Tapi di mana?" Chen menatap pintu ruangan suaminya, lalu menatap pergelangan tangannya yang melingkar jam mewah di sana. Sebentar lagi jam makan siang akan habis, tapi suaminya itu belum ada tanda-tanda akan menyelesaikan pembicaraan mereka.

"Ziyi! Aku titip makanan saja, jika Huan bertanya, katakan saja aku datang kesini. Aku sedikit sibuk jadi harus kembali sekarang!"

"Baik, Pak. Saya akan mengatakan demikian!" Chen meletakkan tempat makanan yang ia bawa di atas meja Ziyi. Namun, baru ingin melangkah pergi, pintu ruangan kerja Huan terbuka dengan kasar, menampilkan sosok pria yang Chen tau bernama Jin Guangyao keluar sambil menangis. Chen menatapnya terkejut.

"Apa yang ..." belum sempat kalimatnya terucap, satu tamparan mendarat di pipi Chen. Guangyao yang melakukannya.

"Kau! Kau adalah orang licik, kenapa kau menikah dengan Huanku!"

"Apa!" Chen yang memang temperamennya buruk, langsung mencengkeram kerah baju pria yang masih menangis itu. "Siapa kau, berani memamparku, apa kau tau kau sedang berurusan dengan siapa!" Chen melayangkan tinjunya ke arah pria tersebut hingga pria itu jatuh tersungkur ke tanah.

    Pria bernama Jin Guangyao itu tak tinggal diam dan balas meninju Chen, hingga perkelahian tak bisa di hindarkan. Bahkan wajah keduanya sudah terluka di beberapa bagian. Ziyi bergegas mengetuk pintu ruangan Huan. Beberapa saat kemudian Huan keluar dan melihat perkelahian itu.

"Chen! Berhenti!" Huan segera memisahkan keduanya. Memeluk sang istri yang sudah cukup terluka sana sini.

"Huan! Kau tidak lihat, dia orang yang kasar. Lihat aku, kenapa kau malah membelanya!"

"Pergi dari sini sekarang juga! Atau aku akan panggilan keamanan untuk mengusirmu!"

"Huan!"

"Pergi!" Guangyao menggentarkan kakinya dan langsung pergi dari sana. Huan menatap Chen yang masih mengatur napasnya. Wajahnya terluka bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah, pipinya juga tampak lebam.

"Bukan salahku!" Chen berkata sebelum Huan bertanya, "dia yang memukulku lebih dulu!" Huan menatap Ziyi yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Sejak tadi, Pak Chen sedang mengobrol dengan saya, saat tiba-tiba Pak Guangyao menamparnya." Huan mengangguk.

"Baiklah, bawakan kotak obat keruanganku!"

"Baik, Pak." Membimbing istrinya untuk masuk ke dalam ruangannya. Mendudukkannya di sofa ruangannya, pria itu dengan lembut mengusap wajah Chen.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ