bag 18.

12.3K 1.1K 57
                                    

HuanCheng

HuanCheng

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

○○○○○

Udara dingin menyambut mereka saat baru saja keluar dari area kabin. Terlebih, begitu mereka meninggalkan bandara, udaranya semakin dingin, itu karena salju sedang turun sore itu. Pria yang sedang mendorong kopernya itu menghentikan langkahnya, lalu meminta dua anaknya untuk berhenti juga.

"Sebentar, Ibu akan menghubungi paman kalian." Pria itu segera menghubungi sang Kakak. Beberapa saat berlalu, dua orang pria datang secara bersamaan.

"Zhan!" Salah satunya langsung memeluk pria yang baru keluar dari bandara itu.

"Ge, apa kabar?" Pria bermarga Xiao itu tersenyum menyambut kedatangan adiknya.

"Tentu saja aku baik. Bagaimana denganmu dan anak-anak?" Chen melepas pelukannya, lalu beralih memeluk kedua keponakannya.

"Kami baik-baik saja. Tapi sepertinya kita harus cepat. Kau tau, ge. Xianxian tidak terlalu kuat dingin!" Chen mengangguk.

"Baiklah, sebaiknya kita pulang segera!" Xiao Zhan, pria itu dan kedua anaknya baru saja sampai di China. Dan, rencananya, dia akan tinggal di negara itu lagi.

"Kakak ipar, apa kabar?" Xiao Zhan menatap Huan sambil tersenyum.

"Aku baik, bagaimana perjalanannya, apa semua lancar?"

"Iya, Kakak ipar. Semuanya lancar." Huan tersenyum hangat, dia dan keluarga calon istrinya itu memang sudah sangat dekat. Namun, entah mengapa keduanya terus menunda acara pernikahan mereka.

○○○○○

Tuan dan Nyonya Xiao sedang duduk menikmati waktu bersantai sore itu, saat tiba-tiba Nyonya Xiao berkata hal yang cukup mengejutkan.

"Ayah, apa tidak sebaiknya, jika Zhanzhan memiliki seorang pasangan. Bukankah, itu akan meringankan bebannya?" Tuan Xiao tentu saja diam untuk sesaat, dia memang sering kali memikirkan hal itu, terlebih, Xiao Zhan sangat anti pati terhadap bantuan yang dia berikan. Semenjak Xiao Zhan menerima predikat sebagai Neurologis, atau biasa di sebut dengan Dokter spesialis Saraf. Predikat itu Xiao Zhan dapatkan sekitar 4 tahunan yang lalu, dan semenjak itu juga, Xiao Zhan menolak bantuan dari sang Ayah. Dia berkata bahwa kebutuhan kedua anaknya, akan dia tanggung sendiri selama dia memiliki pekerjaan.

"Sekarang dia sudah kembali ..." Adam menghela napasnya, menatap sang istri yang juga tengah menatapnya, "semoga, di sana dia bisa menemukan pengganti Ayah dari kedua anaknya."

"Aku rasa, Zhanzhan tak akan pernah melakukan itu!" Walaupun Adam tau, tapi dia berharap putranya mengambil keputusan lain selain menjadi single parents di usianya yang masih muda itu.

"Dia kembali ingin menjenguk Kakek dan Neneknya, mungkin saja dia bisa mendapat pencerahan dari sana!" Nyonya Xiao tampak mendapatkan sebuah ide.

"Ayah, sepertinya aku ingat sesuatu ..."

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Where stories live. Discover now