bag 33.

8.9K 827 35
                                    


○○○○○

     Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari bahagia kedua keluarga yang akan bersatu.

    Xiao Zhan tampak menawan dengan setelan putih yang dia kenakan. Sebuket bunga berwarna putih dan merah muda berada di tangannya. Chen dan Ji Li mendampinginya berjalan menuju altar. Wang Yibo sudah menunggunya di sana, dengan setelan yang sama dengannya. Dia juga tampak menawan dengan hiasan bunga berwarna merah di saku jasnya. Siap menyambut pasangan hidupnya. Xiao Zhan tersenyum dengan begitu lebarnya, seakan dia menjadi raja sehari, semua yang dia lakukan sejak pagi, semuanya tidak ia lakukan sendiri, melainkan ada orang-orang yang siap membantunya. Jangankan mengambil air minum di atas meja, makan saja, Zhan di suapi oleh sahabatnya. Benar-benar hari yang penuh kenangan untuknya. Kapan lagi dia bisa mengerjai sahabatnya, membuatnya menjadi pelayannya seharian, itu kesenangan tersendiri bagi Zhan.

"Zhanzhan lihat, suamimu bahkan terlihat lebih bahagia dari pada kau!" Ji Li berbisik. Zhan menatap Yibo yang tidak mengalihkan pandangan darinya. Zhan tampak tersenyum malu. Pria manis itu berjalan semakin mendapati Yibo, dan di sambut uluran tangan pria tampan yang kini tersenyum begitu menawan ke arahnya.

    Zhan segera menyambutnya. Chen dan Ji Li langsung duduk di kursi yang sudah tersedia untuk keduanya. Yibo menggandeng Zhan sambil tersenyum begitu cerah, seakan dunia hanya milik berdua. Zhan juga tersenyum, bahkan wajahnya tampak berseri-seri, semakin membuatnya semakin manis.

    Acara pemberkatan berjalan dengan sangat baik. Pendeta meminta kedua mempelai mengucapkan janji pernikahan, keduanya mengucapkannya tanpa halangan. Kini, keduanya sudah menjadi pasangan yang sakral menurut Hukum dan juga di hadapan tuhan. Yibo menggenggam tangan Zhan yang sudah tersemat cincin yang sama dengannya. Menciumnya dengan lembut lalu menarik pria manis itu agar semakin mendekat.

"Berjanjilah akan terus bersamaku hingga akhir hayatku!" Yibo menyatukan keningnya dengan kening Zhan, lalu tersenyum dengan lembut.

"Aku berjanji, akan terus bersamamu. Dan kau juga harus berjanji, jangan memintaku pergi lagi!"

"Tidak akan, aku janji!" Dan dengan itu, keduanya melakukan prosesi terakhir, yaitu menunjukkan ketulusan keduanya dengan sebuah ciuman. Yibo tersenyum hangat, lalu mengusap kedua pipi istrinya.

"Kau adalah milikku, sekarang dan untuk selamanya!" Suara tepukan tangan menggema, membuat keduanya tersadar, lalu segera menyapa semua orang. Kedua keluarga tampak bersuka cita  merayakan pernikahan Wang Yibo dan Xiao Zhan.

     Acara pernikahan berjalan dengan meriah tanpa kesalahan sedikitpun, Yuan juga tampaknya tidak membuat masalah sama sekali, Xian juga tampaknya lebih senang lagi. Walaupun kedua orang tua Yibo sempat terkejut dan merasa malu ketika mengetahui apa yang di lakukan Yibo pada Xiao Zhan sebelumnya. Namun, setelah di jelaskan, mereka mengerti dan mereka malah bersyukur karena kini sudah memiliki dua cucu yang sangat tampan dan cantik.

○○○○

     setelah acara resepsi berakhir, Yibo membawa serta keluarga kecilnya untuk bermalam di sebuah Hotel mewah berbintang lima, dengan mengendarai mobil pernikahannya, Yibo tampak begitu bahagia. Senyumnya tidak pernah luntur dari bibirnya, seakan hari ini dia mendapatkan hadiah berkali-kali.

"Sayang, bagaimana dengan pembicaraan kita kemarin?" Yibo menarik tangan Zhan dan menariknya perlahan untuk dia cium.

"Aku sudah bilang, itu terserah kau saja, ge!"

"Anak-anak akan tinggal bersama Ibuku untuk sementara waktu!" Zhan melirik ke belakang, kedua anaknya tertidur pulas. Sudah pasti mereka kelelahan.

"Bagaimana jika mereka membuat repot Ayah dan ibumu, Ge? Xian itu ..."

"Sayang, jangan khawatir, Ayah dan Ibu justru akan senang jika Yuan dan Xian tinggal bersama mereka." Yibo kembali mencium tangan Zhan penuh perasaan. "Kita akan pergi jika kau sudah setuju!" Zhan menyandarkan kepalanya di bahu sang suami. Menggenggam tangan suaminya yang terdekat cincin pernikahan mereka.

"Aku tidak menyangka bisa bersamamu, ge. Ku pikir, setelah hari itu, aku tidak akan pernah lagi melihatku, jangankan membayangkan menikah denganmu, aku rasa, aku sudah menutup hatiku untuk semua orang. Ternyata, justru pintu itu tidak pernah tertutup untukmu!" Yibo tersenyum dan mencium kening Zhan dengan sayang.

"Maafkan aku atas apa yang sudah aku lakukan sebelumnya. Aku benar-benar bodoh, seharusnya aku tidak membuatku terluka. Maafkan aku ..." Zhan mengangguk sambil tersenyum.

"Aku sudah melupakan semuanya, ge. Aku hanya tidak percaya, sekarang kau adalah suamiku, aku tidak akan pernah bisa marah padamu!" Yibo semakin melebarkan senyumannya, betapa bahagianya ia memiliki Xiao Zhan dalam hidupnya.

    Sesampainya di hotel, Yibo membawa keluarga kecilnya untuk menginap, memesan dua kamar yang terhubung dengan satu pintu agar memudahkannya mengecek kedua anaknya jika terjadi sesuatu.

"Sayang, beristirahatlah, kau pasti sangat lelah." Yibo mencium kening Zhan sambil mengusap rambut pria manis itu.

"Tapi ... bukankah ini malam pertama kita, kenapa tidak kita habiskan saja untuk mengobrol!"

"Itu tidak akan berakhir baik!" Yibo terkekeh melihat sang istri cemberut. Sepertinya, Zhan terlalu bersemangat hingga membuatnya tidak mengantuk.

"Tapi ... aku tidak ingin tidur!" Zhan memeluk Yibo erat, seakan tak ingin suaminya itu pergi dari sisinya. Pria manis itu berbaring menghadap suaminya, menatap sang suami yang hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya.

"Kenapa kau sangat manis, Zhanzhan kecilku!" Yibo menangkap kedua pipi Zhan dan mendaratkan kecupan-kecupan kecil di wajahnya.

"Ge, aku sangat mencintaimu." Zhan mengeratkan pelukannya. Yibo tersenyum hangat dan mencium bibir istrinya dengan sangat perlahan.

"Aku juga mencintaimu!" Setelah pernyataan cinta itu, Yibo melupakan tujuannya datang ke hotel itu untuk istirahat, justru mereka malah menghabiskan waktu mereka terus terjaga hingga pagi hampir menjelang.

    Zhan menatap Yibo yang berbaring di sampingnya, pria manis itu membaringkan kepalanya di dada sang suami, lalu memperhatikan cincin yang melingkar di jari manisnya, "ge, baiklah. Aku setuju!" Yibo melirik istrinya, lalu ikut menatap tangan sang istri. Menarik tangan itu dan menciumnya dengan hikmat.

"Kita akan berangkat setelah 3 hari." Zhan mendongak, menatap suaminya lalu mengangguk.

"Berapa lama kita di sana?"

"2 minggu." Zhan mengangguk-angguk, lalu mengusap pipi Yibo dengan sayang.

"Kalau begitu, biarkan aku tidur sekarang. Aku mulai ngantuk!" Yibo terkekeh pelan.

"Aku sudah bilang, kau pasti lelah. Kenapa malah memaksanya begini!" Pria itu memutar tubuhnya, lalu memeluk sang istri dengan lembut. "Tidurlah ..." Zhan mulai memejamkan matanya, di toronto usapan lembut di bahu telanjangnya, pria manis itu akhirnya berlalu ke alam mimpi. Yibo sendiri tak langsung tertidur, pria itu masih menatap wajah istrinya yang tertidur di sampingnya. Lalu kembali mendaratkan ciuman di pipi dan juga keningnya, terakhir di bibirnya, hanya kecupan lembut yang singkat, lalu mengusap pipi Zhan lagi.

"Apa kau tau, aku sangat bahagia sekrang. Mungkin, jika aku mati saat ini, tidak ada penyesalan dalam hidupku, karena aku sudah mendapatkanmu."

○○○○○○

Khm! Aku mau tanya, menurut kalian, cerita ini lebih baik sensor adegan 21++ nya. Atau enggak? Jawab ya.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Where stories live. Discover now