bag 26.

11.2K 1K 56
                                    

○○○○○

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

○○○○○

     Xiao Zhan sedikit berlari menerjang tubuh putri nya. "Sayang, kamu baik-baik saja kan? Kamu tidak terluka kan? Katakan pada Ibu, apa kamu baik-baik saja?" Xiao Zhan memeluk putrinya, melepasnya sebentar, lalu memeluknya lagi.

"Aku baik-baik saja, Ibu. Tapi ... tapi Gege terluka!" Xian membawa Xiao Zhan masuk ke ruangan yang terdapat Yuan di sana. Bocah laki-laki itu duduk di atas tempat tidur, dengan kaki dililit perban dan di beri gips.

"Yuan!" Xiao Zhan beralih memeluk putranya, menangis tersedu-sedu sambil memeluk Yuan yang langsung membalas pelukan Ibunya.

"Aku baik-baik saja, Ibu."

"Bagaimana mungkin kamu mengatakan baik-baik saja, lihat dirimu. Maafkan Ibu, sayang. Ibu tidak menjalagamu dengan benar. Maaf!"

"Ibu, aku memang baik-baik saja. Tanyakan saja pada paman dokter!" Xiao Zhan mengangguk.

"Iya, baiklah, Ibu akan tanyakan pada Dokter." Xiao Zhan kembali memeluk putranya. Dia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada kedua anaknya.

○○

"Terima kasih sudah menyelamatkan keponakanku!" Chen menjabat tangan seorang pria yang berdiri di hadapannya.

"Tidak masalah, saya hanya kebetulan lewat dan tak sengaja melihat dua anak itu berteriak di dalam mobil." Chen tersenyum. Pria itu berpamitan pergi dan meninggalkan rumah sakit, Huan mendekati sang istri dan merangkul bahunya.

"Semua sudah baik-baik saja. Jangan terlalu memaksakan diri!" ucapnya lembut. Chen mengangguk pelan, lalu berakhir memeluk suaminya. Dia sangat takut begitu mendengar kabar bahwa kedua keponakannya di culik.

"Ini pasti perbuatan keluarga itu. Aku sudah menduga nya, tapi ... kemunculan Zhanzhan baru kemarin. Tapi, mereka sudah menargetkannya."

"Maaf, ini salahku. Jika aku tidak mengundang keluarga Wen saat pernikahan kita, pasti ini tidak akan terjadi."

"Tidak, kau dan keluarga itu adalah rekan bisnis. Aku tidak bisa menyalahkanmu untuk itu. Justru, aku bertanya-tanya, kenapa keluarga Wen ingin sekali menghancurkan keluargaku. Sebenarnya aku ingin tau kisah masa lalu itu."

"Mungkin ayah dan Ibu(merujuk pada kedua orang tua Chen alias mertua Huan) belum ingin cerita kepada kalian tentang hal itu!"

"Aku ingin tau ..." Huan terkekeh pelan saat Chen memeluknya semakin erat.

"Kita temui Yuan sebentar, setelah itu, bagaimana jika kita pulang. Kamu belum beristirahat sejak pagi!" Huan mengusap kepala istrinya dengan sayang.

"Baiklah. Kita pamit sebentar!"

○○○○

"Wei Ying! Fokus!"

.
.
.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora