bag 15.

15.3K 1.3K 94
                                    


○○○○○

     Ji Li membenarkan tas ransel yang menyampir di bahunya. Dia berjalan terburu-buru setelah mendengar kabar yang sangat menggembirakan untuknya. Dengan langkah besarnya, Ji Li sampai di tempat yang menjadi tujuannya.

"A-Li ..." Ji Li tak percaya dengan apa yang dia lihat. Dengan air mata yang mengalir tanpa komando, pria itu berlari dan langsung memeluk sosok yang sangat dia rindukan.

"Kau sudah sadar! Akhirnya kau sadar!" Ji Li terus memeluk orang itu sambil menangis.

"Aku baik-baik saja. Kau tak perlu khawatir!"

"Bodoh! Bagaimana aku tidak khawatir, rasanya aku ingin menggantikanmu berbaring di sini, Zhanzhan!" Pria manis yang kini tampak kurus itu tersenyum hangat.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana keadaanmu, kau juga terlihat lebih kurus dari terakhir kali aku melihatmu!"

"Jangan perdulikan aku. Melihatmu membuka mata seperti ini, rasanya aku seperti sedang bermimpi!" lagi, Ji Li kembali memeluk sang sahabat. Chen yang berdiri tak jauh dari mereka tersenyum dengan air mata yang terus mengalir, begitu juga anggota keluarga yang lain. Setelah melahirkan, Xiao Zhan mengalami koma dengan keadaan di ambang batas. Tidak ada yang tau, kapan dia bangun, atau kapan dia akan menghembuskan napas terakhirnya. Mereka terus berusaha menunggu, sambil berdoa. Tidak ada yang mengharapkan semua ini terjadi pada Xiao Zhan yang malang. Selama hampir tiga bulan lamanya pria itu koma, akhirnya tuhan menjawab doa semua orang. Xiao Zhan sadar dari komanya.

"Kalian berdua, berhenti berpelukan. Ada orang lain yang ingin bertemu dengan Zhanzhan juga!" Olive menginterupsi kegiatan dua sahabat itu. Ji Li mengangguk, dia sudah tidak canggung lagi saat bersama keluarga Xiao Zhan. Mereka sudah selayaknya satu keluarga, kakak Ji Li yaitu Dai Ming Jue adalah Direktur utama di rumah sakit milik Chen. Mereka sudah bekerja sama sejak rumah sakit itu di bangun. Xiao Zhan bertemu Ji Li juga saat Ming Jue sering berkunjung ke rumahnya bersama Ji Li. Chen dan Ming Jue sahabat sejak mereka masuk bangku sekolah dasar. Hingga kuliah kedokteran bersama, Mereka selalu menjadi sahabat hingga sekarang.

"Shijie ...."  Xiao Zhan menatap penuh harap pada kakaknya. Saat itu, Nyonya dan Tuan Xiao masuk ke dalam ruangan. Sambil menggendong dua bayi mungil di tangan mereka. Xiao Zhan menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Ayah ..." Adam mendekati putranya. Memberikan bayi mungil itu kedalam pangkuan Xiao Zhan.

"Putra pertamamu, dia pasti sangat ingin bertemu denganmu." Pria manis yang kini sudah menjadi Ibu itu menangis haru. Tak dia sangka bisa menggendong putranya sendiri.

"Apa Ayah sudah memberikan nama untuk mereka?" Xiao Zhan bertanya.

"Kami menunggumu untuk melakukannya!" Nyonya Xiao mendekat. Mencium kening si bungsu dengan sayang. Dalam gendongannya terdapat bayi perempuan mungil yang tampak sangat cantik.

"Xiao Yuan dan Xiao Xian!" Xiao Zhan tanpa ragu berucap. Dalam hati, seandainya Ayahnya mengakui mereka, mungkin marga mereka bukan lagi Xiao, melainkan Wang, Wang Yuan dan Wang Xian.

"A-Yuan, dan A-Xian. Sangat cantik!" Olive tersenyum bahagia. Bukan hanya dia, tapi semua orang yang ada di dalam ruangan itu tampak bahagia.

○○○○○

"Sudah saatnya move on!" Xue Yang menggeleng pelan. Pria itu menatap sahabatnya yang tampak lebih kacau dari hari ke hari.

"Kau tau ... aku semalam bermimpi!" Xue Yang sudah mulai bosan menghadapi sahabatnya yang tampak kehilangan arah ini. "Aku ... bertemu dengannya, dia tampak sangat bahagia. Tersenyum juga tertawa. Aku, ingin mendekatinya. Tapi tidak bisa ..." air mata pria itu mengalir tanpa sadar. Xue Yang tertegun, sebenarnya, apa yang membuat sahabatnya ini begitu sulit melupakan sosok Sean Zhan. Mereka tak banyak menghabiskan waktu bersama. Kenapa efek dari kejadian yang sudah sangat lama itu, tak menghilang hingga sekarang.

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora