bag 14.

14.5K 1.3K 123
                                    

Maaf banyak typo bertebaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Maaf banyak typo bertebaran.

○○○○○

       Ji Li berjalan dengan langkah pelan, menatap orang-orang yang tengah mengerubungi gundukan tanah yang masih baru. Pria itu lalu berdiri di dekat seorang pria memakai kacamata hitam, sambil memegang payung. Tatapannya jatuh pada seorang pria yang duduk berlutut di depan sebuah makam yang masih baru.

"A-Chen. Ayo kita pulang!" Wanita yang sejak tadi diam di sampingnya, kini mengajak pria yang masih berlutut itu untuk pulang.

"Jie-jie kembalilah dulu. Aku masih ingin di sini!" Sang Kakak tampak menghela napasnya. Mengusap bahu sang adik lalu berdiri.

"Kalau begitu, jie-jie kembali dulu. A-ling sudah menunggu!" Wanita itu menatap seorang pria dari kejauhan. Pria itu tampak menggendong seorang bocah laki-laki kecil.

"Hmn!" Pria itu hanya bergumam pelan. Ji Li memperhatikan beberapa orang yang mulai membubarkan diri, baju hitam yang dia kenakan menjelaskan, bahwa saat ini, mereka sedang berkabung. Ji lI semakin mendekat ke arah pria yang masih berlutut itu.

"Ge, aku turut berduka." Ji Li menepuk bahu Kakak dari sahabatnya itu. Benar, dia adalah Zhoucheng, pria yang kini tampak menyedihkan tanpa air mata. Lebih baik, Pria itu menangis daripada diam membisu dengan raut yang sulit di jelaskan, antara sedih, kecewa, marah, kesal dan masih banyak perasaan-perasaan lain yang sepertinya tidak dapat dia ungkapkan.

"Sepertinya akan turun hujan. Lebih baik, Gege kembali sekarang!" Walaupun sebenarnya Ji Li takut pada Zhoucheng. Namun, dia tak bisa membiarkan kakak dari sahabatnya itu untuk terus duduk di sana.

"Sebentar lagi. Kau ... pergi saja!" Ji Li tak punya pilihan lain. Diapun pergi meninggalkan Chen sendirian. Pria bermarga Xiao itu akhirnya bangkit setelah beberapa menit duduk di tempat yang sama.

    Pria itu berjalan melewati makam yang tampak berjejer rapi. Langkahnya terhenti, menatap langit yang memiliki awan berwarna abu-abu. Tampaknya, apa yang Ji Li katakan tadi benar adanya. Hari ini sepertinya akan turun hujan. Saat masih memandang langit, sebuah benturan kecil terasa di kakinya. Chen menoleh ke bawah dan kaget melihat anak kecil sudah jatuh terduduk.

   Dia merasa deja vu. Sepertinya, dia pernah mengalami hal yang sama. "Kamu baik-baik saja?" Kali ini, Chen mengangkat bocah itu untuk berdiri, sepertinya usianya baru 4 atau 5 tahun.

"Di mana orang tuamu?" Chen bertanya. Anak kecil itu menunjuk seorang pria yang tengah duduk di depan sebuah makam.

"Jangan berlarian di tempat ini. Berbahaya untukmu!" Chen menggendong bocah itu dan mendekati pria yang masih duduk di depan makam. "Permisi ..." Chen menyapa. Pria itu menoleh dan terkejut dan menatap anak yang ada di gendongan Chen.

"Caesar, apa yang terjadi?" Chen mengingat-ingat sesuatu. Sepertinya nama itu adalah nama yang pernah ia dengar.

"Maaf, dia berlarian di sini dan tak sengaja menabrakku."

[BL] Network [YiZhan] [TAMAT] [REVISI]Where stories live. Discover now