Yoongi Hyung pt.1

5.1K 545 101
                                    

Sudah pukul sepuluh malam lebih, namun Jimin masih tetap bertahan duduk melantai di depan pintu utama dengan dua pria bodoh yang dengan bodohnya mengikuti Jimin berbaris di belakang. Duduk melantai sambil bersila kaki, dengan tubuh yang di gerakan maju mundur secara perlahan karena merasa bosan.

Jimin yang memimpin, dia berada tepat di depan pintu. Di belakangnya Jungkook, yang tak bisa tidur karena 'guling'-nya belum mau tidur. Yang paling belakang ada Taehyung, dengan alasan.. entahlah, dia sendiri tidak tau kenapa dia belum tidur dan masih duduk di barisan paling belakang. Dia hanya ikut-ikutan, atau hanya penasaran dengan apa yang dilakukan dua temannya itu. Oh ya, masih ada yang paling terakhir. RJ. Keponakan paling kecil itu ikut baris di belakang Taehyung, kata Taehyung RJ tidak bisa tidur karena Jin-hyung belum pulang. Jadi dia ikut berkumpul bersama yang lain.

Kiranya hampir tiga jam mereka duduk disana, dengan Jimin yang memulai aksi itu. Jika kalian bertanya kemana para orangtua mereka, Seokjin-Yoongi-Namjoon-Hoseok, ya mereka adalah alasan mengapa Jimin duduk didepan pintu. Dia sedang menunggu yang lain pulang dengan wajah sedih dan mata yang merah karena menahan kantuk dan tangis. Sejak pagi, sejak Jimin membuka mata ia tak melihat siapa-siapa selain Jungkook dan Taehyung. Bahkan Hoseok yang sekamar dengan dirinya, dia tak dapat menemukannya. Ketika ia menelpon tak ada yang mengangkat, tak ada siapapun yang mengabari kemana kepergian mereka hingga membuat Jimin berpikir kalau dia telah ditelantarkan karena telah berbuat nakal.

Namun menjelang sore dia baru mendapat telepon dari Seokjin Hyung, dengan suara yang tersendat-sendat karena menahan tangis Jimin mendapat kabar bahwa Hyung yang lain sedang pergi ke rumah sakit untuk menunggu Yoongi yang baru saja mendapat perawatan pada lengannya.

Sejak mendapat telpon itu Jimin masih menunggu kabar hyung yang lain terutama musuhnya itu untuk pulang ke dorm, setidaknya harus ada Hoseok yang datang untuk menepuk-nepuk punggungnya sebelum tidur.

"Jiminie hyung, sudah malam. Apa kau tidak mau tidur?" Tanya Jungkook kesekian kalinya, ia tetap mendapat jawaban berupa gelengan kepala dari Jimin.

Jungkook menghembuskan napasnya kecewa, ia sudah membujuk Jimin untuk tidur namun selalu ditolak. Kemudian Jungkook menoleh ke belakang, menatap Taehyung dengan bibir mengerucut. Berusaha meminta bantuan hyung nya itu.

"J-jimin-ah, kasihan RJ. Dia juga mengantuk, kalau tidur terlambat dia bisa sakit. Kalau sakit nanti Seokjin Hyung marah. Kalau Seokjin Hyung marah nanti kita tidak dapat sarapan. Kalau tidak dapat sarapan kita kelaparan. Kalau kelaparan kita bisa sakit. Kalau sakit kita bisa pingsan saat latihan. Kalau kita pingsan-"

"Ssst..." Jungkook memutus ocehan Taehyung karena dirinya merasa panas pada telinganya. Sebuah kesalahan dia minta bantuan Taehyung untuk membujuk Jimin.

Jimin menggeser tubuhnya sedikit agar dia bisa menoleh kebelakang, ia mendapati kedua adiknya itu kelelahan dengan ekspresi wajah yang mengantuk. Jimin menarik napasnya panjang. "Kalian jika mengantuk tidur duluan saja, Jiminie masih mau menunggu Yoongi Hyung." Ujarnya dengan pelan.

Jungkook menggeleng cepat, "Aku tidak mau tidur kalau Jiminie tidak tidur."

"Aku juga tidak mau tidur kalau- hmm... Apa ya? Kenapa aku tida bisa tidur? Aku kan mengantuk." Taehyung berpikir sambil meletakan telunjuknya pada dagu.

Jimin kembali menarik napas panjang, ia memandangi kedua adiknya itu dengan tatapan khawatir. Jungkook berulang kali menguap sambil mengucek matanya. Sementara Taehyung terus menerus menatap langit-langit rumah, berusaha untuk membuka matanya yang semakin terasa berat.

"Jiminie juga mengantuk, tapi kasihan Yoongi Hyung. Pasti dia tidak bisa tidur karena kesakitan pada tangannya. Hueeee...." Tubuh Jimin bergetar, dan tangisnya pun pecah. Jungkook dengan sigap meraih tubuh hyung-nya yang jauh lebih kecil itu ke dalam pelukannya. Taehyung meraih RJ dan membawanya ke tengah-tengah pelukan mereka malam itu.

#####

01.30 - Dini hari

"Beruntung dokter membiarkanmu menjalankan masa pemulihan di rumah."

"Kau harus istirahat dulu dari masa promosi, hyung."

"Akhirnya aku dapat mendalami bakatku yang terpendam." Ujar Yoongi yang duduk di atas kursi roda yang didorong oleh Hoseok, dengan Namjoon dan Seokjin yang berjalan di sampingnya. "Aku bisa sepuasnya berkencan dengan kasur." Kata Yoongi dengan tersenyum lebar.

Seokjin berdecak, sementara Namjoon hanya terkekeh kecil sambil membuka pintu dorm mereka.

"Oh, omong-omong aku lupa mengabari Jimin kalau kita pulang malam. Aku harap dia tidak menunggu semalaman dan tidur dengan cepat." Kata Seokjin sambil mengecek ponselnya dan mendapati sekarang sudah sangat larut.

Namjoon mematung sesaat setelah ia membuka pintu. "Beruntungnya mereka sudah tidur dengan nyenyak." Kata Namjoon sebelum ia membuka pintu lebih lebar dan membiarkan yang lain melihat apa yang ada di balik pintu itu.

"Ya tuhan!"

Semua terkejut ketika mendapati tiga bayik tertidur pulas tepat di depan pintu, saling memeluk satu sama lain dengan Jimin yang berada di tengah.

"Oh tidak! RJ-ku." Pekik Seokjin saat mendapati anaknya, RJ, yang tergeletak tak jauh dari tiga bayik itu tertidur.

######

Hay hello!
Adakah yang nungguin Suri?
Gaada ya?
Yaudah...

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now