Loro

10.4K 911 94
                                    

Banyak typo

Bakal cepet update kalo banyak yang komentar (komen next/lanjut gak dihitung)

#####



Setelah mengenakan kaos lengan panjang bekas kemarin, Jimin berjalan kearah pintu kamar yang terletak dibagian depan. Tanpa alas kaki dan nyawa yang belum terkumpul sempurna, ia mengabaikan Jungkook dan Taehyung yang sedang bertengkar di dapur karena berebut sisa puding yang ada di kulkas.

"Yak! Bisakah kalian diam?" Teriak Seokjin yang masih sibuk dengan panci dan apron yang melekat pada badannya. Tapi, teriakkan Seokjin yang berulang-ulang itu sama sekali tak membuat keduanya diam.

Kembali pada Jimin yang sama sekali tak menoleh kearah dapur. Ia bahkan mengabaikan sapaan Namjoon yang baru keluar kamar dengan mengenakan singlet dan celana longgar pendek miliknya.

Setelah pintu terbuka dan seketika aroma vanila bercampur dengan bunga-bungaan segar menyapu hidungnya, Jimin lantas berjalan jauh lebih pelan sambil menikmati aroma kamar milik hyung tertuanya. Ruangan dominan putih dan soft-pink ini menjadi ruangan ter-favorite Jimin setelah kamarnya sendiri.

"Anyeong RJ-ya!" Sapa Jimin ketika netranya menangkap sebuah boneka alpaca putih yang berada diatas kasur dan ditata sedemikian rupa hingga separih tubuhnya tertutupi oleh selimut. Sudah kebiasaan Jimin memberikan salam dengan manis pada anak bungsu Kim Seokjin itu.

Ruangan ini cukup lebar untuk dibagi menjadi dua ruangan dengan pilihan ornamen yang bertolak belakang. Jika ruangan milik Kim Seokjin memiliki aroma manis dengan tatanan dan warna yang menyegarkan mata, maka semua akan berubah ketika kalian melewati lemari pembatas berwarna krem.

Sebuah ruangan beraroma kuat dengan warna dominan hitam dan hanya memiliki sedikit ornamen saja. Kamar si kakek yang akhir-akhir ini sedikit tempramental, kamar yang jarang ditempati karena si kakek punya prioritas lain yang tak lain adalah studionya sendiri.

Jimin tersenyum licik ketika ia sudah berdiri tepat disamping kasur. Matanya menatap kearah pria berkulit putih susu yang tenggelam dalam selimut hitamnya. Jika dipiki-pikir, hanya si kakek ini saja yang memiliki posisi tidur begitu normal. Dia nampak sangat damai dan seperti bayi ketika tidur.

Halah! Kalau sudah bangun saja seperti setan! - batin Jimin.

Setan? Ya setan! Maka dari itu dari ketujuh orang di dorm, (termasuk manager Sejin), hanya Park Jimin satu-satunya orang yang bersedia menjadi tumbal untuk membangunkan si kakek setan yang sedang tertidur.

"YAK! MIN YOONGI BANGUN!" Teriak Jimin tak santai sambil sebelah kakinya menendang-nendang tubuh Yoongi yang sama sekali tak bergerak. Namun pria itu sudah membuka matanya dan menatap Jimin malas.

Jika kalian pikir Jimin akan keluar karena ia telah berhasil membangunkan si setan, jawaban kalian SALAH! Jimin itu anaknya setan, jadi dia tidak akan langsung pergi begitu saja walaupun ia tahu Min Setan Yoongi sudah bangun.

Dengan sengaja Jimin melompat hingga tubuhnya menimpai Yoongi dan membuatnya terbatuk-batuk. Tak hanya itu saja, ia juga menggoyangkan tubuhnya dengan sengaja sambil terus berteriak.

"MIN YOONGI BANGUN! JANGAN MATI DULU! HIKS! BANGUNLAH NAK! KAU MASIH MUDA, BELUM SAATNYA MATI!" Teriaknya sambil berlakon seakan-akan hyung-nya itu sekarat seperti yang ada di drama.

Yoongi meringis karena tubuh berat Jimin melindas perutnya dan membuat dadanya sesak. Dengan susah payah ia mengeluarkan sebelah tangannya yang ditindihi Jimin agar ia bisa memukuli pantat Jimin yang berada tepat didepan wajahnya.

"Yak! Anak setan sialan!" Ujarnya dengan susah payah. "Minggir, bodoh! Baumu tidak enak."

"Tentu saja bauku tidak enak. Semalam kan aku lupa mandi, dan sekarang aku juga belum mandi." Kata Jimin, ia masih tetap pada posisinya dan masih menggoyangkan tubuhnya.

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now