Tiga Babi Kecil dan Serigala

8.5K 695 76
                                    

Promosi bentar!

Gaes... Mau bilang kalo cerita The Red String kehapus, tapi udah Suri up ulang kok.. jangan lupa baca ulang + vote komennya yuahhh 😘



######


Hari ini Seokjin berencana pergi ke swalayan untuk berbelanja setelah ia mendapati bahan makanan di dorm sudah mulai habis. Mumpung hari libur, pikirnya.

Sebenarnya Seokjin sudah bernecana pergi diam-diam pada pagi hari ketika tiga babi kecil masih tertidur. Sungguh, dia tidak ingin acara 'berbelanja dengan tenang pada pagi hari'-nya menjadi gagal dan berubah menjadi suatu petaka seperti kejadian yang lalu. Dia tidak ingin pulang membawa tiga babi kecil dengan mata sembab karena habis beradu dengan anjing besar atau kantung belanjaannya bertambaj jauh lebih banyak karena barang-barang tidak berguna. Seokjin tidak mau.

"Eung~ hyung mau pergi kemana?"

Oh Shit!
Seketika sekujur tubuh Seokjin meremang mendengar suara serak khas orang bangun tidur dari arah belakang ketika ia hendak memasang sepatu di dekat pintu. Seokjin menoleh setelah ia sempat berdoa dalam hati. Oh untunglah hanya ada Jimin dengan wajah membengkak sambil tangannya mengucek mata. Kalau Jimin saja tak masalah, dia anak yang penurut dan cukup dewasa.

Seokjin tersenyum. "Hyung mau keluar sebentar, mau belanja."

"Ikut."

Raut wajah Seokjin berubah, ia nampak ragu untuk mengajak Jimin atau tidak. Lama Seokjin berpikir pria mungil itu sudah melangkah satu langkah lebih dekat sambil mendongak dan memamerkan bibir plum-nya yang sengaja ia manyunkan. "Ikut hyung, please~" mohonnya dengan mendayu dan dua tangan yang sengaja ditangkupkan di depan dada.

Seokjin kalah, hatinya kalah. Lalu ia mengangguk pasrah dan membuat si mungil tersenyum lebar. "Ayo! Ajak Seokjin."

Tiba-tiba Jimin memegangi anu-nya yang masih tertutup kolor berwarna kuning dengan pola smiley yang besar pada bokongnya. "S-sebentar hyung. Jimin mau pipis.." katanya sambil menahan kencing dengan cara menekan anu-nya seakan ia bisa menyumbat bagaikan selang air.

"Baiklah,cepat! Hyung tunggu, sekalian pakai jaketmu." Setelah berkata demikian Jimin segera berjalan masuk dengan tergesa masih memegangi miliknya.

Seokjin menarik napasnya panjang lalu melirik ke arah jam dinding. Ia mendapati jarum jam sudah menunjuk ke angka sakral, jam setengah tujuh. Itu artinya dua babi kecil yang lain akan bangun jika Jimin tidak kembali dengan cepat.

"Hyung! Aku sudah selesai."

Seokjin membuang napasnya lega, untunglah Jimin cepat. Namun saat ia menoleh ia mendapati Jimin berjalan mendekat dengan dua bayangan 'setan' yang berjalan mengikutinya di belakang. "Oh tuhan! Mampus aku!"

######

"Ingat, ya! Jangan nakal, tetap berpegangan tangan, jangan lari-lari, terus berjalan di belakanku, okay!"

"Okay!" Seru ketiganya serentak lalu mereka mulai mengapit tangab satu sama lain dengan Jimin berada di tengah.

"Hyung! Hyung! Apa aku boleh-"

"Tidak boleh! Hyung tidak punya uang!" Tegas Seokjin sebelum Taehyung menyelesaikan kalimatnya. Seokjin berjalan di depan sambil mendorong troli dengan satu anaknya yang lain ya sengaja ia dudukan di atas troli, RJ. Seokjin takut kalau tiga babi kecil itu mengganggu RJ makannya ia sengaja menaruh RJ disana.

"Jungkook-ah, apa kau bawa blackcard?" Bisik Taehyung pada Jungkook. Jimin dan Taehyung langsung mengalihkan perhatian mereka pada Jungkook dan menatapnya penuh harap.

Jungkook menggeleng. "Kata mama harus hemat, hyung. Makannya uangku mau kusimpan buat beli apartemen."

"Woah~" seru Taehyung dan Jimin bersamaan. Mereka bertiga masih saling bergandengan tangan omong-omong.

"Nantu Jiminie juga mau menabung buat beli apartemen." Ujar Jimin.

"Tidak usah, hyung. Nanti aku beli apartemen supaya bisa tinggal denganmu." Kata Jungkook sambil tersenyum.

"Hah? Hanya berdua? Sepi dong." Jimin mengerucutkan bibirnya saat ia membayangkan bagaimana hidupnya ketika ia hanya tinggal bersama Jungkook.

Jungkook nampak berpikir sambil menekan pelipisnya dengan telunjuk. "Ah! Nanti aku beli apartemen di dekat apartemennya Hobi hyung, kan Hobi hyung berisik. Pasti nanti ramai."

Jimin mengangguk setuju, senyumnya yang lebar pun membuat hati Jungkook semakin berdebar.

"Kalau aku? Apa aku tidak boleh ikut tinggal bersama kalian?" Tanya Taehyung.

Jungkook menggeleng. "Hyung minta apartemen ke Yoongi hyung saja. Dia juga punya blackcard, kan?"

"Ah! Iya, benar juga. Nanti aku minta beli apartemen di dekat apartemen Hobi hyung dan apartemen kalian." Kata Taehyung dengan semangat. Keduanya terkikik ketika mengobrolkan masa depan mereka.

Seokjin yang khawatir sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan apakah tiga babi kecil-nya masih berada atau sudah menghilang. "Apasih yang mereka bicarakan? Seperti orang dewasa saja." gumamnya ketika mendapati tiga babi kecilnya masih utuh dibelakang dan saling mengobrol.

Seokjin kembali menghadap ke depan, ia berjalan melambat untuk memilih-milih bahan makanan yang ditata apik di rak. "Karena mereka bertiga sudah menurut, apa aku harus membeli camilan, ya?" Seokjin diam di depan rak camilan dan cokelat untuk memilah-milah. Lama ia berpikir sampai suara dari speaker merebut fokusnya.

"Perhatian! Pengumuman untuk pengunjung swalayan, bagi orangtua yang kehilangan anaknya segera pergi ke sumber suara."

"Aigoo.... Bodoh sekali orangtua jaman sekarang, kenapa mereka tidak bisa menjaga anak-anaknya? Bahaya, kan." Seokjin berdecih sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Kepada orangtua yang merasa kehilangan anak bernama..."

"PARK JIMIN..."

/Deg!/

Kedua mata Seokjin seketika melotot namun ia masih terdiam ditempat.

"KIM TAEHYUNG.."

/Deg!/

Tubuh Seokjin bergetar, keringat dari pelipisnya entah mengapa keluar sampai ketulang pipinya.

"JEON JUNGKOOK!"

/Deg!/

Kaki Seokjin lemas, dia membenturkan keningnya pada troli dan menarik napas dalam-dalam untuk menahan emosinya. "Dasar anak setan semua!" Geramnya sambil mencengkram RJ dengan kuat.


#####


Seokjin berjalan pulang melalui trotoar sambil menenteng kantung belanjanya. Di belakangnya telah berbaris rapi tiga anak setan --babi-- kecil yang berjalan mengekor sambil menunduk.

"Hyung, apa kita perlu diikat seperti ini?" Tanya Taehyung yang berada tepat di belakang Seokjin.

"DIAM! KALIAN BERNAPAS SAJA SUDAH MEMBUATKU STRES, APALAGI BICARA! INI HUKUMAN KARENA SUDAH MEMECAHKAN KACA MOBIL YANG DIPAJANG DAN MEMBUATKU MEMBAYAR SEMUA KERUGIANNYA!" Teriak Seokjin emosi dengan dadanya yang naik turun.

"H-hyung, jangan marah.. Jimin takut.." cicit Jimin lirih.

"JIMIN KAU SUDAH BESAR! KENAPA KAU BOSA MENGOMPOL DI CELANA, HUH? BUAT MALU SAJA!"

Jimin tercekat, ia menunduk dalam. "A-aku dikejar anjing besar.. hiks.."

"Hyung, nanti belikan baterai untuk iron-"

"YAK! SIAPA YANG MENYURUHMU MEMBELI ROBOT IRON MAN KELUARAN TERBARU? KAU MAU MERAMPOK-KU, HUH? PAKAI UANG MU SENDIRI, JEON JUNGKOOK!"

Ketiga babi kecil itu seketika menutup mulutnya rapat-rapat. Ia tak berani mengucapkan satu katapun dan kembali berjalan dengan tangan yang saling terikat dengan tali hingga terhubung dengan Seokjin. Mereka bertiga berjalan berurutan di belakang Seokjin, dimulai dari Taehyung, Jimin, lalu Jungkook yang memeluk robot iron man-nya.

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now