Limo

9.7K 829 62
                                    

Siang itu, setelah proses pemotretan selesai, Jimin tiba-tiba kembali murung dan hanya duduk sambil cemberut. Tidak seperti biasanya, seorang Park Jimin yang selalu ramah didepan orang-orang kini berubah menjadi pendiam dan cenderung menghindari orang lain, terlebih juniornya, TXT.

Didalam sebuah ruangan yang dikhususkan untuk member BTS, disana Jimin duduk dipojokan menjauhi member lain yang sedari tadi bertanya-tanya tentang dirinya. Sekali lagi, tak seperti biasanya.

"Ada apa dengannya?" Tanya Taehyung bingung sambil terus mengamati Jimin. "Hari ini perasaannya kacau." Imbuhnya.

Namjoon melirik curiga kearah Jungkook sementara sang maknae yang mengerti kalau dirinya menjadi sasaran kecurigaan lantas menggeleng sambil mengayunkan kedua tangannya cepat. "Sungguh, kali ini bukan aku. Kita sudah baikan." Ujarnya panik.

"Ah mungkin dia sedang- apa itu- P apa? PMS?" Celetuk Yoongi sambil mengotak-atik ponselnya sementara seorang wanita sedang mengatur rambutnya.

Tak ada yang berani menegur seorang Min Yoonggi sekalipun mulutnya berkata lebih buruk daripada itu. Tak ada yang berani membalas kalau dia bukan Jimin. Tetapi untuk kali ini Jimin sepertinya tak mendengar, atau memang tak ingin mendengar dan membuat masalah dengan musuhnya itu.

Tak lama terdengar pintu dibuka dengan cukup kasar hingga membuat seluruh atensi melihat keseorang staff yang muncul. "Jimin! Seokjin! Kalian ada interview sebentar dengan Soobin dan Lee Hyun." Ujarnya setengah berteriak.

Seokjin menangguk paham dan sempat bercermin membenarkan beberapa helai rambutnya yang turun kemata. "Yatuhan! Tampannya aku." Ujarnya diakhiri dengan mengedipkan sebelah matanya, membuat beberapa stylist wanita tersenyum sementara para temannya, BTS, bergidik ngeri.

Lain dengan Seokjin, lain pula dengan Jimin. Entah mengapa setelah staff tadi mengatakan demikian ia semakin terlihat cemberut dengan bibir monyong dan kedua tangan terlipat kedepan. Dirinya juga menghentak-hentak kesal ketika berjalan keluar, membuat bongkahan dibagian belakangnya nampak bergoyang dan terlihat jelas dibalik celana putihnya. Setelah kepergiannya, beberapa pasang mata yang memerhatikan tak dapat berhenti menganga dan menatapnya lapar.

"M-menggemaskan.." ujar Taehyung lirih dan datar dengan kedua mata yang masih membola.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Namjoon, keadaannya sama dengan Taehyung.

"Pant- Ah! Maksudku pipinya, tadi bergoyang." Taehyung segera tersadar ketika kepalanya dipukul gulungan kertas skript oleh Yoongi.

"Otak mesum! Otak mesum! Otak mesum! Otak mesum!" Seru Yoongi sambil memukul satu persatu puncak kepala temannya itu.

#####

"Okey! CUT!"

Semua sontak bertepuk tangan dan beberapa diantara mereka membungkuk satu sama lain, memberi semangat dan memberi pujian atas kerja keras mereka.

Park Jimin melempar senyum kepada orang-orang pada posisinya yang masih duduk diantara Seokjin dan Soobin. Setelah itu wajahnya kembali datar dan cemberut.

"Ah! Aku harus pergi duluan, kalian tampan sekali." Ujar Lee Hyun yang berpamitan sambil memeluk diantara mereka bertiga.

"Sunbaenim, terimakasih atas hari ini. Aku pergi duluan ya, TXT ada jadwal lain hari ini. Terimakasih." Ujar Soobin dengan sopan, kemudian ia berdiri untuk memberi hormat dan pelukan hangat.

Jimin mendongak dan memerhatikan Seokjin dan Soobin yang saling berpelukan. Ia seperti tak ada niat untuk berdiri sekedar memberi pelukan perpisahan.

"Yak! Bangun! Juniormu ingin pulang, setidaknya berikan semangat dan pujian." Ujar Seokjin sambil menarik Jimin untuk berdiri.

Jimin terpaksa berdiri, ia sempat menghentakan kakinya kesal dan membuat Soobin jadi ketakutan.

"Ah! Maaf, Soobin. Jimin memang sedang kesal karena tidak dibelikan mainan, bukan salahmu. Kau pulang saja, hati-hati dijalan." Ujar Seokjin sedikit mengarang. Setelah saling melempar senyum akhirnya Soobin benar-benar pergi meninggalkan mereka berdua.

"Hey!" Seru Seokjin sambil berbalik berhadapan dengan Jimin. "Ada apa denganmu? Apa yang membuatmu kesal?" Tanyanya sedikit terbawa emosi karena kelakuan Jimin selama pemotretan.

Jimin melirik takut kearah Seokjin, bibirnya masih cemberut, dan jemari tangannya memelintir ujung bajunya.

"Katakan kenapa?" Tekan Seokjin sekali lagi karena dirasa Jimin belum bersuara.

"Aku benci PDnim hari ini!" Ujarnya dengan kesal, ia kembali menghentakan sebelah kakinya dan bibirnya semakin monyong. "Kenapa ada konsep foto menurut tinggi badan? Aku benci dirinya! Ini namanya deskripsi!"

Seokjin nampak memincing bingung. "Des- apa? Deskripsi?"

Jimin mengangguk kuat-kuat, bibirnya masih monyong. "Ituloh, hyung. Orang yang suka membeda-bedakan. Masa hyung tidak tahu? Kenapa tidak pintar, sih, hyung?"

Setelah mendengar penjelasan Jimin yang menjengkelkan, Seokjin nampak memutar matanya malas. Ia membuang napasnya sambil mendorong kepala Jimin dengan jemarinya. "Itu diskriminasi, bodoh!"

"Dis- apa?"

"DIS-KRI-MI-NA-SI!" Ulang Jin dengan penekanan dan suara yang lebih keras.

Namun walaupun dijelaskan bagaimana pun Jimin nampak masih bingung. "Ah entahlah dis apa namanya, yang penting aku tidak suka!"

Seokjin kembali menggelengkan kepalanya dan tersenyum tak percaya, juga merasa gemas karena sikap Jimin dan caranya marah.

"Ini lagi, interview bersama Soobin? Lalu aku ditaruh ditengah? Ih! Sebal! Tadi juga kenapa Jin hyung duduk diatas? Harusnya aku yang diatas! Tau tidak, saat Soobin bicara tadi aku sampai mendongak dan leherku terasa pegal sekali."

Seokjin hanya diam mendengarkan sambil berusaha menahan tawanya. Jika saja Jimin melihatnya tertawa, ia pasti akan benar-benar marah dan mengadu ke member yang lainnya.

"Ih! Hyung dengar tidak sih! Kenapa tertawa?" Teriak Jimin kesal.  "Aku tidak suka, ya. Awas saja nanti ada meme yang menyinggung tinggi badanku. Aku tidak suka! Aku tidak pendek! Lee Hyun sunbaenim yang pendek!"

"Ah.. Jimin, sebenarnya kalian berdua itu pendek." Aku Seokjin yang sengaja membuat Jimin semakin kesal. Ah ia tak peduli dengan member lain, melihat Jimin uring-uringan sambil melompat-lompat kesal didepannya ini membuatnya hampir terpinkal.

"Aku tidak pendek, ya! Sombong sekali sih, kalian orang bertubuh tinggi! Aku benci!"

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now