Siji

10.3K 825 13
                                    

Tubuh yang masih bergelung didalam selimut itu digoyangkan dengan lembut sembari ditepuk-tepuk lengannya. Seokjin sedikit menyingkap sleimut tebal berwarna kelabu itu hingga menampakan seseorang yang tertidur sambil bertelanjang dada.

"Hoseok-ah, bangunlah. Hari ini ada pemotretan." Ujar Seokjin sambil sibuk melipat selimut tebal itu. Tak perlu didinya berujar untuk kedua kalinya, atau sedikit menaikan suaranya, karena Hoseok sudah bangun dan duduk ditepian ranjang.

Setelah selesai dengan satu orang, Seokjin hendak berjalan ke kasur seberang. Berencana membangunkan salah satu member termuda itu agar ia segera bersiap, namun Hoseok terlebih dahulu bergumam.

"Jangan, nanti saja aku bangunkan." Ujarnya sambil mengucek matanya. "Semalam dia yang paling banyak minum." Tambahnya lagi ketika melihat sang tertua menatapnya penuh tanya.

Seokjin paham, ia pun baru ingat setelah pesta kecil-kecilan semalam, (untuk perpisahan pada waktu libur mereka), Jimin adalah orang yang paling sering kalah bermain. Mau tak mau, dengan mendumel kesal, ia harus menghabiskan beberapa gelas soju berukuran sedang.

"Ah, benar! Aku akan membuat sup agar dia tidak pusing." Seokjin segera keluar dari kamar Hoseok dan Jimin, sebelum jauh dari pintu kamar ia sempat berteriak. "Aku serahkan Jimin, Namjoon, dan Yoongi padamu, Hoseok-ah!"

Jung Hoseok menggaruk perutnya sambil menguap, dengan kedua mata yang masih susah terbuka ia melirik kearah Jimin yang tertidur dengan bertelanjang dada sama sepertinya. "Namjoon dan Jimin tak apa, tapi Yoongi hyung? Aih! Bagaimana aku membangunkannya?"

Sekitar dua puluh menit lamanya, Hoseok telah selesai membersihkan tubuhnya lengkap dengan menyemprotkan parfume keseluruh tubuhnya. Ia hanya mengenakan celana training keluaran merk ternama berwarna hitam legam dengan corak ungu pada pangkalnya. Kaos yang hendak ia gunakan masih terlipat rapi di atas ranjangnya.

Hoseok berjalan kearah Jimin, ia memerhatikan sejenak pria mungil yang masih tidur dengan nyenyak itu. Kebiasaan yang buruk! Jimin selalu tertidur dengan selimut yang berantakan, tubuhnya yang polos dan lengannya yang gempal mengintip diantara selimut yang melorot hingga pinggang.

"Astaga!" Seru Hoseok sambil berdecak tak percaya. Semalam, jika saja Jungkook tak mengangkat tubuh Jimin ke kamarnya pasti Jimin sudah tertidur diatas lantai ruang tengah. Juga, untungnya Yoongi membawakan selimut dan memaksa Jimin tenggelam dalam selimut tebalnya, walaupun ia merengek tak suka dengan mata terpejam semalam.

Setelah mengenakan kaosnya, Hoseok segera melompat keranjang Jimin. Memeluk tubuh yang menggeliat karena terusik itu sambil sesekali mencubit gemas lengan berotot Jimin yang terlihat gempal menggemaskan.

"Bangun atau aku gigit!?" Kata Hoseok dengan nada suara yang dibuat seseram mungkin. Tapi cara itu sama sekali tak membuat Jimin takut dan segera bangun. Ia hanya mengerang dan mendorong wajah Hoseok menjauh dari lehernya.

"Bangun! Aku gigit agar kau berubah jadi vampir!?"

Jimin terkekeh, ia merasa geli karena Hoseok menggigit pelan leher, lengan, hingga pipinya. Tidak ada bekas karena ia menggigit dengan bibirnya. Tak sampai hati Hoseok melukai Jimin dengan menggigitnya sungguhan, ia tak ingin kulit mulus Jimin terluka bahkan tergores sedikitpun.

Jimin terlalu berharga, bahkan tubuhnya.

"Hyung hentikan!" Mohon Jimin sambil tertawa dibalik tubuh Hoseok. Kedua tangannya menahan kepala Hoseok yang hendak memakan hidung dan pipinya.

"Bangun atau tidak?"

"Iya! Iya! Ampun! Aku bangun sekarang." Kata Jimin, namun kedua matanya sedari tadi masih terpejam.

Hoseok tersenyum, melihat wajah Jimin yang polos dengan senyum mengembang dari atas sini entah mengapa membuatnya kecanduan. Ia diam sejenak, mengamati wajah manis dan menggemaskan milik Jimin dengan pipi membengkak karena baru bangun tidur.

Merasakan tak ada pergerakan lain, Jimin perlaham membuka matanya. Ia kira Hoseok sudah pergi dari sisinya, ia hanya ingin memastikan keberadaan Hoseok.

"Ugh! Silau!" Kata Jimin ketika netranya menangkap paras yang ia pikirkan pagi ini tengah menatapnya dengan jarak dekat.

"Mwo?"

Jimin tersenyum menggoda. "Mataharinya terlalu dekat, silau sekali." Ujar Jimin sambil menutupi matanya dengan sebelah tangan.

Hoseok berdecak, lalu ia memukul pantat Jimin berkali-kali. "Bangun! Bangun! Lalu segera mandi, dasar!"

Jimin terkekeh puas, ia baru membuka matanya lebar ketika merasakan Hoseok benar-benar turun dari ranjangnya. Jimin melihat punggung itu berjalan menjauh darinya, rasanya ia tak rela jika Hoseok harus pergi secepat itu.

"Hyung! Kemana?" Tanya Jimin dengan berteriak.

Hoseok menoleh sambil tersenyum. "Membangunkan Namjoon, lalu berdoa sebelum membangunkan kakek-kakek yang tempramental." Ujarnya.

Jimin diam sejenak, mencoba memikirkan siapa yang dimaksud oleh Hoseok. "Ah! Yoongi hyung, maksudmu?"

Hoseok mengangguk membenarkan.

"Jimin saja yang bangunkan!" Pekiknya semangat.

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now