Fa

12.1K 918 40
                                    

Warn : bahasa non Baku, cerita agak lokal





#####







"Jimin hyung, ayok!" Seru Jungkook sambil berjongkok untuk memasang sepatunya. "Hyung~" panggilnya sekali lagi karena ia tak merasa Jimin bergeming dari sofa.

Jungkooo menoleh, ia mendapati Jimin yang masih duduk bersila diatas sofa sambil bersendikap dada. Keningnya berkerut dengan bibir maju persis paruh bebek. Jungkook harus merayu seperti apa lagi, Jimin hyung-nya sedang marah.

Langkah kaki Jungkook mendekat kearah Jimin, diletakannya tas punggung yang amat besar di lantai dekat sofa. Kemudian ia berlutut tepat di depan Jimin, mendongak sedikt untuk melihat ekspresi wajah Jimin yang menggemaskan ketika marah.

Halah! Kapan sih Jimin tidak menggemaskan? Rasanya Jimin lahir untuk menjadi orang paling menggemaskan di dunia. Benar?

"Hyung, ayo." Ajak Jungkook sekali lagi, namun sorot mata Jimin tak berdalih sedikit pun dari layar televisi yang sedang menayangkan film poror favorite-nya.

Jungkook menghela napasnya dengan panjang. "Hyung, ayo berangkat sekarang. Pelatihku sudah menunggu." Kata Jungkook dengan nada suara agak tinggi.

Jimin melirik Jungkook, akhirnya. Tapi, sorot matanya membuat Jungkook agak bergidik. "Aku tidak mau berangkat, aku di dorm saja nonton pororo." Ujar Jimin.

"Sendirian? Berani?"

Bibir Jimin sedikit melengkung kebawah, ia mendengus kemudian. Jimin kembali membawa pandangannya pada layar televisi sambil menggeleng.

"Kalo gak berani ayo ikut aku nge-gym." Jungkook meraih sebelah tangan Jimin, ia mengelus punggung tangannya dengan lembut.

"Gak mau! Kan Kookie tau aku gak suka olahraga." Jimin menjawab dengan nada lumayan tinggi, ia sepertinya memang sedang marah.

"Kan cuma nemenin, nanti hyung duduk aja di pinggir."

Jimin menggeleng. "Bosen tau!"

Senyum Jungkook mengembang sedikit setelah ia menarik napasnya panjang. "Lagian, hyung juga butuh sedikit olahraga. Bukannya kemarin hyung makannya gak ke kontrol? Burger, ramen, ice cream, steak, nasi goreng, terus-"

"Ih Jungkook!" Seru Jimin kesal, sekarang ia berkacak pinggang sambil menatap Jungkook sebal. "Yang kemarin jangan di ungkit-ungkit, toh aku gak minta makan itu semua. Kan yang beliin Taehyung, Yoongi hyung, sama Namjoon hyung. Yaudah aku makan." Jimin mulai membela diri. Enak aja Jungkook ngatai Jimin kebanyakan makan, bukan salah Jimin kok.

Sekali lagi Jungkook menarik napasnya panjang, dia harus lebih sabar. "Yaudah, iya. Terus sekarang Hyung maunya apa?"

"Di dorm aja nonton pororo."

"Sendiri?"

"Ih! Temenin~" seru Jimin dengan suara agak mendayu. Duh manja banget, hampir bikin Jungkook mimisan tau gak.

"Pororo habis ini juga udah selesai, terus hyung mau nonton apa?"

Jimin diam sejenak, bener juga kata Jungkook. Habis ini jam 8, kurang sepuluh menit lah, itu artinya film pororonya bakal selesai. Terus Jimin nonton apa?

"Hayo nonton apa?"

Jimin melirik Jungkook dengan tajam. "Nonton gossip."

Jungkook cuma tepok jidat terus buang napasnya lagi. "Hyung, temenin aku nge-gym aja, ya. Please.."

"Ih! Gak mau, ya gak mau. Jimin maunya di dorm aja, masa iya liburan olahraga? Males! Liburan itu harusnya hidup kayak Yoongi hyung."

Jungkook berdiri, kali ini giliran Jimin yang mendongak. Jimin sudah kelagapan, takut-takut Jungkook pergi. Setelahnya dugaan Jimin benar, Jungkook mengambil tasnya lagi kemudian berjalan meninggalkan Jimin.

"JUNGKOOK MAU KEMANA?" Teriak Jimin kesal, padahal Jungkook baru jalan dua langkah.

Jungkook nengok sedikit. "Nge-gym." Jawabnya singkat.

Jimin? Dia makin kesel, napasnya kembang kempis nahan amarah. Wajahnya udah merah banget, keningnya makin berkerut dan giginya saling mengatup erat. Semenit lagi dia pasti nangis. "Gak boleh!"

"Kenapa sih? Aku udah ditunggu pelatih, hari ini jadwalnya nge-gym, hyung." Kata Jungkook yang kembali menaruh tasnya dengan kesal.

"Di dorm aja, temenin aku." Kata Jimin dengan bibir melengkung ke bawah. Empat puluh detik lagi dia nangis.

"Hah? Hyung, aku udah buat janji, dan pelatih udah nungguin." Jungkook benar-benar sudah emosi, dia bahkan bicara dengan nada tinggi dan alis hampir bertaut.

"Gak usah! Badan Jungkook udah gede gausah olahraga." Ujar Jimin dia mulai mencengkram lututnya sendiri berusaha untuk menahan tangis.

"Terus?"

Jimin diam, dia gak tau ngomong apa lagi. Jungkook udah kesulut emosi, udah kelihat jelas dari sorot mata Jungkook yang nampak tajam bagi Jimin. Ditambah nada suara yang tinggi. Sepuluh detik lagi Jimin bakal-

"Huweee..... Kookie jahat.. hiks.."

Nah.

Sekarang giliran Jungkook yang kepengen nangis rasanya. "Astaghfirullah~" /eh bukan ding./

"Yaampun, hyung." Jungkook segera menghampiri Jimin yang masih duduk di sofa, dipeluknya badan Jimin dari samping sambil ditepuk-tepuk punggungnya.

"Kookie jahat.. hueeee... Jin hyung! Hueee..." Tangisan Jimin gak main-main, makin kenceng tiap kali ada yang mau nenangin.

"Ssst.... Udah, hyung. Jangan nangis, iya iya. Hyung maunya apa?"

"Hueee... Hiks... Jahat! Kookie hiks.. jahat..."

Jungkook menarik napasnya lagi dengan panjang, lalu ia mengusap belakang kepala Jimin dengan lembut. "Pizza ya?" Tanya Jungkook menawari.

Dalam pelukannya Jimin menggeleng, tangisnya masih keras. Bahkan suara jeritannya melengking membuat telinga Jungkook kesakitan.

"Jajangmyun?"

Jimin masih menggeleng.

"Chicken?"

Lagi-lagi Jimin masih menggeleng, membuat Jungkook stres.

"Terus apa dong?" Tanya Jungkook yang udah kesal.


######

"Jungkook? Tumben kamu telat sejam?" Tanya pelatih saat ia melihat Jungkook yang baru datang.

Jungkook hanya tersenyum canggung. Dia berjalan mendekati pelatih sambil membawa beberapa bungkus kantung plastik di tangan kanan dan kirinya. Mata sang pelatih berbinar, tak dapat lepas dari kantung plastik yang ia yakini sebagai makanan itu.

"Wah.. gak usah repot-repot ,loh." Kata pelatih yang bersiap meraih salah satu kantung plastik yang baru diletakan Jungkook dilantai.

"Jungkook!" Tiba-tiba terdengar suata teriakan yang membuat pelatih dan Jungkook menoleh. Disana Park Jimin datang sambil membawa bantal besar bercorak chimmy dan boneka karakter cooky.

"Loh Jimin?" Pelatih agak terkejut karena Jimin datang.

"Jungkook laper!"

Jungkook yang masih berusaha mengatur napasnya karena kelelahan kembali mengangkat semua kantung plastik itu dan membawanya ke Jimin. "Ini ada pizza seafood, pizza sosis, jajangmyun, cheeseburger, nasi goreng kimchi, sama boba milk tea dan jus mangga." Kata Jungkook setelah meletakan semua bungkus makanan di pojok ruangan, tepat di depan ndoro Jimin.

"Yeay! Sayang Jungkook!" Pekik Jimin kegirangan, tak lupa ia memberi kecupan kilat pada sebelah pipi Jungkook.

"Gitu katanya mau diet, hilih.." gumam Jungkook yang tentunya tak terdengar oleh Jimin. Karena sekarang Jimin  sudah fokus pada dunianya sendiri.

Sang pelatih?

Jangan tanya.

Dia cuma berdiri ditempatnya tadi sambil lihatin dua gembel dengan muka cengo. Siyalan emang!

How to protect our Mochi?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora