Permainan masih berlanjut, satu persatu surat dari member telah diberikan pada tuannya. Kini giliran Taehyung setelah sebelumnya ia mendapatkan sebuah ungkapan rasa sayang dari Hoseok yang membuat seluruhmember merasa merinding dan berteriak heboh. Tak terkecuali Yoongi yang agaknya tak begitu biasa dengan ungkapan rasa sayang.
"Aku akan memulainya." Ujar Taehyung. "Ini adalah sesuatu yang ingin aku katakan selama ini, namun aku tidak biasa melakukanya." Jelasnya sambil menatap satu persatu member.
"Untuk siapa ini?" Tanya Hoseok.
Jimin dengan bercanda mengambil amplop milik Taehyung sambil menunjukan ekspresi malu yang dibuat-buat. "Kamu membuatku malu." Katanya.
Sambil bertopang dagu, Taehyung melirik Jimin. "Jimin-ssi, itu bukan untukmu." Suara bariton yang berat khas Taehyung berhasil membuat Jimin meletakan amplop itu kembali ke atas meja.
"Tapi aku pikir itu bisa jadi Jimin." Celutuk salah seorang member.
Taehyung mulai memutar meja, ia berencana bermain-main dulu dan menggoda member lain. Mulanya ia menghentikan surat itu tepat di depan Jungkook, ia berniat menggodanya namun Jungkook sudah sangat paham.
"Mau ku antar kemana surat ini?" Tanyanya.
"Jungkook, tolong berikan kepada Yoongi Hyung." Kata Taehyung memerintah.
Sorakan keras dari para member menggema membuat Yoongi tersenyum malu, sebelum ia membuka amplopnya Taehyung buru-buru menghentikan. "Sebentar."
"Yoongi Hyung, tolong berikan surat itu pada Jimin." Sekali lagi semua member menyoraki.
Yoongi memberikan surat itu pada Jimin yang duduk di seberangnya. Jimin menerimanya dengan sopan, ia berdiri dan sedikit membungkuk pada Yoongi. "Kau membuatku malu." Katanya pada Taehyung.
Tanpa ada yang menyadari, Jungkook mulai merasa gelisah dan gejolak amarah mulai mengganggu dadanya. Ia memijat kedua lututnya sambil tersenyum seperti orang bodoh. "Dari seorang teman." Tegasnya ketika yang lain sedang menyoraki.
Taehyung yang duduk disamping Yoongi hanya bersikap santai sambil menatap Jimin dengan senyumanya. Jimin kembali duduk, ia sedikit memundurkan kursinya dan mengintip isi surat Taehyung diam-diam agar tidak ada orang lain yang mengintip.
"Ini hanya untuk Jimin seorang." Kata Taehyung.
Baru saja ia membaca kalimat pertamanya, Jimin buru-buru memasukan surat itu kembali kedalam amplop. Jimin tak dapat menahan rasa malunya, dengan senyum malu pada wajahnya ia berkata, "Ah! Kita harus segera menyelesaikan segmen ini."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
