Ini Lima

17.1K 1.1K 86
                                    

At Genius Lab



Min Yoongi sudah berada diruangan minimalisnya sejak dua hari yang lalu. Sepulang dari salah satu rentetan konser, ia bukannya kembali ke dorm dan beristirahat seperti yang lain, atau menghabiskan waktu libur disela konser dengan jalan-jalan atau pulang ke kampung halaman. Yoongi lebih memilih untuk pergi ke genius lab selama ada waktu.

Jangan tanya apa yang ia lakukan dan apakah ia tidur dan makan dengan baik. Tak perlu menerka-nerka juga. Biar ku jelaskan kondisinya saat ini.

Min Yoongi masih berkutik dengan layar komputer, piano, dan beberapa alat lain disana. Banyak gumpalan kertas tercecer karena ia melemparnya asal. Banyak bungkus makanan instant dan gelas kopi tergeletak diatas meja dan sofa. Beberapa baju kotor dan sikat gigi tercampur menjadi satu disudut ruangan. Walaupun ia mandi, ah hanya dua kali sepertinya, wajahnya masih nampak kusut dengan mata bengkak dan merah.

Sesekali Yoongi menghembuskan napasnya seperti tak punya harapan, ia memijit kepalanya yang terasa nyeri itu. Tapi masih melanjutkan merangkai tangga nada di secarik kertas atau sesekali memindahnya ke layar komputer dengan bantuan keyboard warna-warni.

Atau kalau dia sudah benar-benar lelah dan stres ia akan bersandar sejenak pada kursinya, lalu memandang pada sticky note berwarna hijau neon yang ia tempel pada salah satu koleksi mahalnya.

"Jangan pulang ke dorm, aku sama sekali tidak merindukanmu. Mati saja sana di studio!"

Yoongi selalu bisa dibuat tertawa sejenak saat ia kembali membaca tulisan itu dalam hati.

Park Jimin pelakunya.

Sejak kepulangan mereka dari konser, Jimin yang mendengar bahwa Yoongi akan pergi ke studio untuk 'mengurus sesuatu', membuat Jimin cepat-cepat mengeluarkan sticky note dari tas Namjoon dan segera menuliskan sesuatu diatasnya. Lalu dengan kesal ia menempelkannya pada punggung Yoongi sambil mendorongnya kesal.

Lama Yoongi menerawang ingatannya hingga ia tersadarkan dengan suara password pintu yang baru dimasukan. Yoongi menoleh, menunggu siapa gerangan yang akan membuka pintu yang sulit sekali terbuka. Ya, karena Yoongi memasang password pada genius lab-nya tanpa memberi tahu pada siapapun kecuali..

"Jimin?"

Jimin datang bertamu dengan wajah kesal dan bibir mengkerut. Ia berjalan menghentak menuju sofa, memindahkan bungkus sisa makanan keatas meja agar ia bisa duduk disana.

Musuhnya itu sedang kesal. Ah lucu sekali.

Musuh? Ya musuh. Jimin dan Yoongi itu musuh. Yoongi sangat suka mengerjai Jimin hingga membuatnya kesal dan menangis. Jika kalian pikir Yoongi itu pemalas dan tidak peduli, sebenarnya iya, tapi mengerjai Jimin adalah salah satu hobinya.

Keduanya selalu beradu mulut, tapi Yoongi dengan mulut pedasnya selalu menang melawan Jimin dan berakhir kesayangannya itu akan mengadu ke member lain. Bukan hanya Yoongi, tapi member lain juga sering mengerjai Jimin karena dia terlampau lugu dan polos. Tetapi, entah mengapa Jimin hanya merasa kesal dengan si mayat hidup Min Yoongi.

"Ada apa? Apa pada akhirnya Jin hyung mengusirmu dari dorm?" Tanya Yoongi memulai peperangan.

Jimin semakin memajukan bibirnya. "Taehyung dan Jungkook bertengkar, karena saat di hotel aku diculik Taetae."

Yoongi hanya mengangguk, ia kembali fokus pada pekerjaannya. Tak mempedulikan Jimin untuk sesaat karena ia sudah paham dengan maksud lain kesayangannya itu mengunjunginya di studio.

Si mungil itu memandang punggung hyung yang paling ia benci, rasa kesalnya seketika berlipat ganda karena hyung yang paling ia benci itu mengabaikannya. Ia tau kalau dirinya bukan prioritas utama dari Min Yoongi, dia telah dikalakan oleh sebuah studio dan tetek bengkenya.

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now