Re

12.4K 1K 53
                                    

Malam ini Jimin pergi ke kamar Taehyung karena ia sudah janji pada Taehyung untuk melihat game terbaru miliknya. Pukul sebelas malam, kiranya sudah empat jam lebih Taehyung memainkan stick-nya itu sambil sesekali mengumpat atau memekik. Selama itu pula Jimin sudah menghabiskan tiga cheeseburger yang dibelikan Taehyung untuknya.

Lihat, saking asiknya Taehyung dengan permainannya ia sampai lupa dengan makanan terfavorite-nya. Sebenarnya Taehyung membeli burger untuk dimakan berdua dengan Jimin, tapi ia terlalu kalut dengan avatar miliknya yang sedang war.

"Taetae, Jimin masih lapar. Burgernya aku makan, boleh?" Tanya Jimin sambil mendongak keatas, memperhatikan dagu Taehyung dan sorot matanya yang tengah fokus.

Itu burger terakhir, Jimin sebenarnya ingin menyisakan untuk Taehyung. Tapi kasihan si burger yang terlalu lama dicampakan, jadilah Jimin berinisiatif untuk memakannya. Ah! Sebenarnya Jimin sedari tadi melirik burger itu dengan tatapan lapar.

"Taehyungie..." Panggil Jimin sekali lagi saat tak ada jawaban dari Taehyung.

"Iya! Iya! Makan saja kalau lapar." Jawab Taehyung tanpa menoleh kearah Jimin.

Senyum Jimin mengembang ketika ia menatap burger keempatnya itu. "Twewimakaswih.." gumam Jimin dengan mulut penuh satu gigitan burger. -Terimakasih

Oh iya! Alasan kenapa Jimin harus mendongak untuk melihat Taehyung tadi karena saat ini posisinya berada dipangkuan sahabatnya itu. Jimin tiduran diatas dada Taehyung, dengan sebelah kaki Taehyung yang tertekuk sebagai sandaran lengannya ketika pegal.

Posisi Taehyung sendiri saat ini sedang memeluk Jimin karena kedua tangannya harus mengontrok stick game-nya. Lalu dagunya yang ia letakan pada puncak kepala Jimin, sesekali Taehyung akan menggaruk hidungnya yang gatal pada rambut Jimin.

Keduanya saat ini sedang melantai dengan alas karpet becorak warna biru dongker dan putih tulang. Taehyung menyandarkan punggungnya pada tepian kasur miliknya, sementara Jimin bersandar pada tubuh Taehyung dengan Yeontan yang berada diujung kakinya.

"Guk! Guk!" Yeontan menggonggong disana sambil melihat Jimin. Sepertinya dia juga ingin makan burger.

Jimin yang masih mengunyah ingin memberi anjing itu sepotong daging burger miliknya. Tapi karena pandangannya pada Yeontan tertutup oleh tangan Taehyung yang sibuk, Jimin jadi kesusahan untuk meraih Yeontan. Jadi ia menggerakan telapak kakinya agar bisa meraih Yeontan, tapi anjing itu mengira kaki Jimin adalah mainan.

"Jimin, jangan bergerak begitu. Aku tak bisa fokus." Gerutu Taehyung karena saat ini tubuh Jimin sedang bergerak-gerak membuat kontrol Taehyung hilang kendali

Jimin tak menghiraukan, ia bahkan tak mendengar kalau Taehyung sedang bicara dengannya. Saat ini ia masih berusaha untuk memanggil Yeontan dengan kakinya.

"Tan-ah! Kemari." Kata Jimin.

"Guk! Guk! Arghm!"

/Bite!/

Tubuh Jimin sedikit melompat ketika ia merasakan jempol kakinya digigit oleh anjing milik Taehyung itu. Karena hal itu tanpa sengaja dagu Taehyung terbentur dengan kepala Jimin cukup keras.

"Aw! Jimin-" pekik Taehyung sambil meringis karena merasakan sakit pada dagunya.

"You Lose", suara yang terdengar dari layar membuat Taehyung membolakan matanya tak percaya.

"Brengsek sialan! Padahal kurang satu chapter lagi." Umpat Taehyung dengan geram, tanpa sadar ia membanting stick game-nya kelantai.

"Hueeee.... Hiks.. Taetae!" Tangis Jimin pecah. Suara tangisnya begitu kencang membuat Taehyung terkejut bukan main.

Dilihatnya Jimin yang saat ini tubuhnya bergetar dalam pangkuannya. Air mata Jimin sudah mengalir banyak, hingga wajahnya basah. Jimin masih menangis sambil menutupi kedua matanya dengan punggung tangan.

Taehyung kalang kabut dibuatnya.

"J-jimin? Jangan menangis, maaf. Aku tidak marah karenamu. Maaf, kau pasti terkejut." Kata Taehyung sambil memeluk Jimin lebih erat. Diusapnya punggung Jimin dan sesekali ia mengecup lama kening sahabatnya itu.

"Huwweeee.... Taetae... Hiks .. jahat! Taetae..."

Taehyung memejamkan kedua matanya dengan erat, dalam hati ia merutuk diri sendiri karena sudah membuat Jimin menangis. Tapi sungguh, Taehyung tidak menyalahkan Jimin sama sekali. Biarpun dagunya sakit karena terbentu, game-nya kalah, atau bahkan ia kehilangan banyak koin sekalipun, Taehyung tak pernah menyalahkan Jimin. Ia tak pernah bisa marah pada sahabatnya itu.

"Iya.. iya.. ssst.... Aku jahat. Aku jahat. Maafkan aku, sudah ya, jangan menangis." Bujuk Taehyung dengan suaranya yang rendah dan lembut.

Jimin menggeleng dalam dekapan Taehyung. Wajahnya tenggelam dalam dada sahabatnya itu hingga membuat kaosnya basah karena air matanya.

"Jahat hiks... Hueee.." Jimin masih menangis, bahkan semakin kencang. "Jahat.. hiks.. tan! Yeontan hueee...."

Kening Taehyung mengerut, ia kesulitan mendengar ucapan Jimin karena ia masih terisak. "A-apa?"

Jimin menjauhkan wajahnya dari dada Taehyung, bisa Taehyung lihat wajahnya yang sudah basah dan merah itu. Membuat hatinya merasa nelangsa dan tak tega tiap kali melihat sang sahabat menangis.

"Yeontan.. hiks.."

Jimin mengangkat sebelah tangannya, ia menunjuk kearah buntalan hitam yang sedang duduk dipojokan dinding. Sepertinya anjing itu juga terkejut dan ketakutan dengan tangisan Jimin yang keras tadi.

"Yeontan?" Taehyung semakin bingung, ia tak paham.

Jimin mendongak, melihat wajah Taehyung dan menatap matanya seakan ingin mengadu. "Yeontan jahat hiks.. dia menggigit kaki ku.. hueeeee...."

Tangis Jimin kembali pecah, yang ini paling kencang dari sebelumnya. Ia melingkarkan tangannya pada leher Taehyung lalu menyembunyikan wajahnya pada leher sang sahabat. Melanjutkan acara 'menangisnya' tepat didekat telinga Taehyung.

Taehyung menatap anjingnya dengan tatapan datar, lalu ia menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia agak lega, setidaknya Jimin menangis bukan karenanya. Tapi karena...

"Yeontan~" geram Taehyung sambil menatap sang anjing dengan tajam.

"Guk!" Sahut Yeontan.

"Kau tidak akan mendapat jatah camilan besok!" Ujar Taehyung yang berhasil membuat Yeontan kembali merengut kepojokan dinding.

"Guk! Guk! Guk~" :'(




#####





Tengah malam. Setelah Taehyung membawa Jimin ke kamarnya dan menidurkan sahabatnya itu, Taehyung pergi ke dapur. Disana ia bertemu Seokjin yang masih terjaga dengan sekaleng alkohol.

Taehyung tak menghiraukan kakak tertuanya itu, ia berjalan melewatinya untuk pergi ke dapur, membuka laci dan mengambil sebungkus ramen.

"Yak! Kau mau makan ramen?" Tanya Seokjin yang terkejut.

Taehyung melirik Seokjin sekilas, lalu kembali sibuk dengan ramennya. "Memangnya kenapa? Aku lapar." Jawab Taehyung tak minat.

"Yak! Kau tadi beli empat burger berukuran besar dan tak mau membaginya padaku. Apa kau sungguh masih lapar?"

Taehyung menghembuskan napasnya panjang, lalu mengangguk. "Iya. Tapi Jimin sudah makan semuanya."

"Apa?"

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now