Tiga Kecoa Terbang dan Baygon

7.5K 686 93
                                    

Ps : cerita ini tidak di endorse oleh baygon :)

######



"Ingat, ya! Jangan menganggu, kalian boleh bermain tapi jangan mengganggu, paham?" Kata Yoongi mengingatkan kembali peraturan yang ia tetapkan selama di dalam studionya.

Ya, di studio pribadinya. Genius Lab.

Tempat paling agung, suci, dan berharga milik Yoongi yang tidak semua orang bisa masuk. Tapi entah dia melakukan kesalahan apa semalam, Seokjin tiba-tiba datang mengetuk pintunya dengan brutal sambil menenteng tiga bangkai tikus yang diikat. Ah bukan, bukan! Bangkai tikus terlalu kasar, Yoongi tidak sekejam itu. Tiga kecoa terbang boleh juga.

Setelah menarik napasnya Yoongi kembali fokus pada pekerjaannya. Ia memasang earphone pada kedua telinganya sambil berulang kali menilai apa yang kurang dari potongan nada yang sudah ia susun semalam. Sejenak Yoongi melupakan tiga tamunya yang saat ini sedang bermain di belakang.

"Kapan kalian beli itu?" Tanya Jungkook saat ia melihat Taehyung sudah mengeluarkan satu set permainan tenis meja dari dalam tasnya.

Taehyung tak mendengar pertanyaan Jungkook, ia masih fokus membuka bungkusan plastik dan membagi satu bet kepada Jimin. "Kita butuh meja dan jaring untuk pembatas." Ujar Taehyung dengan kepalanya yang menoleh kesana kemari mencari barang yang mungkin bisa digunakan. "Sempurna sekali!" Serunya.

Kedua mata Taehyung berbinar ketika ia melihat meja setinggi perutnya dengan berbagai barang dan kertas-kertas yang ada di atasnya.

"Tapi kita harus menyingkirkan ker-" ucapan Jimin melambat ketika ia melihat Taehyung sudah mendorong kasar semua yang memenuhi permukaan meja. "Lalu, bagaimana pembatasnya?" Tanya Jimin.

Taehyung kembali mengedarkan pandangannya, Jungkook mengikuti tapi ia tak paham apa yang dibutuhkan dua hyung-nya ini. "Nah! Sempurna!" Seru Taehyung kemudian ia mengambil synthesizer dan mencopotnya dari meja. Lalu Taehyung kembali ke Jimin untuk menegakan synthesizer itu tepat ditengah-tengah meja.

"H-hey, apa tidak apa-apa? Kalau rusak bagaimana?" Tanya Jimin ragu.

Taehyung yang berdiri di seberang Jimin dan sudah bersiap memberikan serve hanya berdecih saja. "Tidak apa-apa, Yoongi hyung kan kaya. Dia bisa beli mainan ini lagi kapanpun dan berapapun yang dia mau."

Jimin paham, dia mengangguk sambil menggumamkan sesuatu yang tak jelas. Sementara itu Jungkook yang duduk di ujung ruangan tengah sibuk dengan tas besar milik Taehyung.

"Uwah~ Taetae hyung membeli semua ini?" Gumamnya terkesima sambil tangannya mengeluarkan satu persatu mainan dari dalam tas Taehyung. "Aku hanya beli iron man dimarahi, kenapa Taetae hyung tidak, ya?"

"Jungkook-ah!" Panggil Taehyung lantang, segera Jungkook menghampiri dengan menggandeng iron man dan satu robot lain milik Taehyung. "Kau jadi wasit, ya."

Jungkook mengangguk. Lalu ia duduk disofa tepat ditengah-tengah meja diantara Jimin dan Taehyung. "Siap? Mulai!"

Permainan dimulai, tapi baik Jimin maupun Taehyung keduanya tak dapat menerima atau melempar serve dengan baik. Jungkook sampai bosa menghitung skor karena permainan keduanya membosankan.

"Hyung, kalian tidak tau caranya main, ya?" Tanya Jungkook sambil menunjukan wajahnya yang datar. Taehyung menggaruk tengkuknya sementara Jimin memainkan bet-nya sambil menunduk malu. Jungkook membuang napasnya dengan kasar, "lalu kenapa beli?"

"Karena ingin bermain." Jawab Taehyung seadanya. Jungkook menepuk jidatnya sendiri dengan keras. Lalu ia berjalan kearah Taehyung dan merebut bet-nya.

"Begini, aku ajari. Lihat baik-baik!" Perintah Jungkook dan seketika Taehyung berjalan menepi. "Jimin Hyung, siap-siap menerima serve ku."

Jimin mengangguk tegas. Jungkook mulai mengambil ancang-ancang, ia melebarkan kedua kakinya dan sedikit merunduk. Bolanya ia pantulkan beberapa kali sambil menatap Jimin dengan tatapan fokus dan tajam. "Begini, ya. Posisi bola dan bet harus sejajar dengan dada, lalu kalian harus memukulnya dengan sekuat tenaga. Begini!"

How to protect our Mochi?Where stories live. Discover now