DUA PULUH SATU

83.3K 11.2K 1.4K
                                    

Sebelum mulai membaca, aku ingin menyebarkan undangan resepsi Zemira dan Felix. Dimohon untuk kehadirannya, jangan lupa tinggalkan doa untuk mereka di kolom komentar ya!

 Dimohon untuk kehadirannya, jangan lupa tinggalkan doa untuk mereka di kolom komentar ya!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak kedatangan Leta tadi, aku tidak bisa menikmati acara pernikahanku dengan baik. Ucapannya selalu terngiang di dalam pikiranku. Beberapa kali aku menghela napas berat, berharap beban ini terangkat sebentar.

Aku merasakan tanganku digenggam oleh telapak tangan besar. Aku menoleh pada Felix, dia tersenyum menenangkanku. Aku tahu, Felix pasti ingin aku tersenyum dan berbahagia hari ini. Karena, akhirnya kami menikah.

"Nggak papa, percaya sama aku semua pasti akan baik-baik saja," tutur Felix.

Aku tersenyum tipis mendengar penyebutan Felix atas dirinya sendiri. "Aku?" tanyaku dengan nada pelan.

"Masa masih mau lo-gue," sahut Felix yang kini mengubah posisi berdirinya, mengikuti arahan photografer.

Felix berdiri menyamping menghadapku, aku tetap menatap ke depan dan membiarkan tangan Felix memeluk pinggangku. Photografer mulai menghitung mundur, memberikan aba-aba untuk aku dan Felix mulai mengerluarkan senyum terbaik kami.

"Kamu nggak ada undang orang kantor? Selain Chika." Akhirnya aku mengalah dan mengikuti Felix menanggalkan panggilan lo-gue kami selama ini.

Acara pernikahan kami memang dilaksanakan di hotel milik Caton Group yang ada di Jogja. Meski begitu, aku tidak melihat wajah-wajah familiar dari Caton Group selain Chika dan Pak Charles. Mungkin aku harus membiasakan memanggil Pak Charles dengan sebutan Papa.

Oh ya ampun! Aku rasa pipiku mulai bersemu. Blush on-ku mungkin tiba-tiba memiliki tone warna yang lebih terang. Aku bahagia, sangat-sangat bahagia. Urusan yang lainnya akan aku tunda dulu sampai acara hari ini selesai.

Menuju siang hari aku dan Felix lebih banyak menikmati acara dengan mengobrol. Kami turun dari panggung dan berbaur dengan teman-teman yang hadir. Walaupun sebagian dari tamu undangan banyak yang tidak aku kenal secara pribadi, seenggaknya Felix ada di sampingku dan mengenalkanku ke rekan bisnisnya bahwa aku istrinya.

Melihat Felix dari samping aku menjadi teringat bagaimana dulu aku meninggalkan Felix dan bagaimana Felix menerima semua keputusanku. Aku ingin bertanya kenapa dulu Felix tidak berjuang untukku? Kenapa dia tidak mencariku?

Tapi, sepertinya hal ini tidak perlu lagi untuk aku bahas. Karena aku tahu, apa pun alasan Felix dulu tidak akan mengubah apa pun. Sekarang, bagaimana aku dan Felix dapat menuliskan kisah keluarga kami dari sekarang.

💌💌💌

"Sumpah ya ini baju berat banget!" keluhku saat Kayana membantuku menuju kamar. Aku sudah menyelesaikan acara foto sana sini dengan Felix. Kakiku sampai rasanya mati rasa karena telalu lelah berdiri terus.

Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now