EMPAT

91K 12.4K 473
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Makasih ya Mbok!" Seruku sembari duduk bersandar di kursi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Makasih ya Mbok!" Seruku sembari duduk bersandar di kursi. Di depanku ada piring makan yang sudah kosong.

Mbok Ani tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan. Aku pulang diminta mengambil berkas, sekalian menumpang makan siang. Lumayan juga tenagaku terisi kembali sekarang.

"Non kalau butuh apa-apa panggil aja. Mau makan malam nanti Mbok antarkan ke paviliun," kata Mbok Ani membereskan bekas makanku.

Aku berdiri dari dudukku, mengambil gelas kosong milikku. "Yakin Mbok? Ntar kena marah si bos lagi," ujarku yang senang-senang saja mendengar tawaran Mbok Ani.

Sambil mengisi gelasku di depan dispenser, aku melihat Mbok Ani yang bolak-balik membereskan meja makan. Beliau hanya tertawa pelan, pertanda tidak masalah aku repotkan. Kalau sudah ditawari begini, aku tidak akan sungkan lagi.

Aku meneguh air dengan cepat, kemudian meletakkannya di dekat watafel. "Pergi dulu ya Mbok. Makasih!" teriakku yang langsung berlari. Saat melewati meja makan aku mengambil berkas yang aku letakkan di sana.

Buru-buru aku kembali ke kantor. Takut ketahuan oleh Felix bahwa aku sedang mencuri makanan di rumahnya. Bisa-bisa gajiku dipotong. Maklum Felix agak sensitif dengan diriku yang menumpang di rumahnya.

Keluar dari komplek perumahan Felix, jalanan ramai sekali. Aku agak ragu-ragu membawa mobil, ini karena sudah lama tidak menyetir. Belum lagi aku yang lupa-lupa ingat dengan jalan menuju kantor.

Saat aku akan berbelok ke kiri, aku lupa menghidupkan lampu sign. Sehingga, aku harus berhenti mendadak, seseorang menabrak bagian belakang mobil. Aku langsung melihat ke belakang, seorang pria dengan motornya menunjuk-nunjuk marah ke arahku.

"Mati gue!" gumamku.

Aku tidak turun dari mobil, justru melaju saat jalan di depanku kosong. Sepertinya pengendara motor juga tidak apa-apa, hanya kesenggol dikit saja. Beberapa menit kemudian, si pengendara motor berteriak mengumpat sembari melewati mobilku.

"Mudah-mudahan nggak lecet atau berbekas deh," tuturku sembari bergidik ngeri, membayangkan Felix akan mengamuk mobilnya aku buat kenapa-napa.

💌💌💌

Rumah Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang