TIGA PULUH

87.2K 8.6K 165
                                    

"Kenapa sih lo harus muncul di hadapan gue?" tanyaku pada Romi yang duduk berdampingan dengan kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa sih lo harus muncul di hadapan gue?" tanyaku pada Romi yang duduk berdampingan dengan kekasihnya. Aku bahkan sudah menanggalkan semua panggilan sopanku untuk Romi. Aku tidak akan bermanis-manis ria dengan pria kurang ajar seperti Romi.

Aku dapat melihat raut wajah Romi yang tiba-tiba berubah sinis. "Sepertinya kamu benar-benar tidak tahu apa yang terjadi ya, Zemira?" Romi balik bertanya dengan kedua tangannya yang di lipat di depan dada. "Semua ini ulah dan campur tangan suami lo, Felix Caton!" ucap Romi kemudian.

"Lo jangan asal fitnah Felix!" Aku jelas tidak bisa terima jika Romi berkata seperti ini. Yang membuatku lebih terkejut lagi adalah saat Romi tiba-tiba tertawa meremehkan ucapanku.

"Kalau saja Felix tidak menggagalkan proyek kami, aku nggak akan bangkrut dan nggak akan ada di sini. Felix Caton, pria yang lumayan gila ternyata," ungkap Romi sambil menggelengkan kepalanya pelan. "Sudah sadar Zem? Siapa pria yang menjadi suami kamu sekarang? Dia kejam, Zemira," tegas Romi.

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali, menolak percaya dengan cerita Romi yang tanda dasar. Felix tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Walaupun atas nama cinta, itu semua salah dan sangat jahat. Menghancurkan usaha orang lain dan hampir menghancurkan hidupku, itu benar-benar kejam.

"Oke lah! Semua sudah berlalu. Lagi pula, bukankah dia menerima konsekuensi perbuatannya sendiri? Felix tidak bisa mendapatkan Caton Grup. Aku cukup puas dengan kondisi kalian sekarang," ucap Romi yang terdengar bahagia di atas penderitaan Felix saat ini.

"Tapi ... lo seharusnya bisa temui gue. Menjelaskan apa yang terjadi, bukan dengan kabur seperti itu," kataku yang masih tidak bisa terima bahwa Romi tidak salah apa-apa.

Romi berdiri dari duduknya, kekasihnya yang sejak tadi diam saja juga ikut berdiri. "Jika bisa, sayangnya Felix benar-benar memblokir aksesku bertemu denganmu, Zemira. Semua sudah berlalu, aku juga sudah kembali membangun bisnisku. Jangan usik lagi kehidupanku!" Romi langsung meninggalkanku di cafe, dia menggandeng lengan kekasihnya.

Aku menunduk menatap kedua tanganku yang tiba-tiba bergetar. Saat aku melihat cincin yang ada di jari manisku, aku hanya bisa menangis pelan. Apa posisiku di hidup Felix? Kenapa dia tega berbuat seperti ini?

Ya Tuhan! Tolong buat ini sebagai mimpi saja. Bangunkan aku sekarang dari mimpi buruk ini. Bangunkan aku, ya Tuhan!

💌💌💌

Aku menderap dan dengan paksa membuka pintu ruangan Felix. Chika yang ada di dalam ruangan terkaget melihatku muncul. Aku membuka kacamata hitam yang aku pakai, terlihat kedua mataku yang basah. Membuat Felix kaget, begitu pula dengan Chika.

"Tolong keluar!" perintahku pada Chika. Suaraku serak dan terdengar sangat mengerikan. Aku memang tidak menangis meraung-raung, tetapi menahan tangisan tanpa mengeluarkan suara itu rasanya lebih melelahkan.

Rumah Mantan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang