DUA PULUH DUA

82.8K 10.8K 2K
                                    

Warning 18+!

Harap bijak dalam memilih bacaan. Jika belum cukup umur disarankan membaca bersama dampingan orangtua hahaha

Sudah cukup umur? Gaskeun lah!
🔥🔥🔥🔥🔥

"Soal Leta gimana? Aku juga berdosa banget sama Mama kamu." Aku memeluk Felix yang masih berdiri sementara aku duduk di kursi. Aku mendongak menatap Felix dengan wajah ditekuk. Aku tidak ingin ribut dengan Leta dan berakhir mempermalukan diri sendiri. "Kamu sih, nikahin aku nggak pakai mikir lagi," gerutuku kemudian.

Felix sedikit menarikku, sehingga aku berdiri dari posisi dudukku. Kini, tinggiku dan Felix tidak terlalu jauh berbeda. Felix menarik pelan pucuk hidungku, membuatku mengaduh pelan yang justru terkesan manja.

"Bisa nggak mikirin soal ini besok aja?" tanya Felix yang kini mendekatkan wajahnya, dia menggigit gemas ujung hidungku.

"Sakit tau!" protresku yang mendelik, sedangkan Felix hanya tertawa pelan. "Terus kalau nggak mikirin soal tunangan kamu itu, ngapain dong?" Aku bertanya dengan sengaja memamerkan senyum tipis, jari telunjuk aku mainkan di sekitaran dada Felix yang tertutup kemeja putih.

"Belajar biologi gimana?" Felix berbisik, dia bahkan menggigit pelan daun telingaku.

Aku sudah tidak bisa lagi untuk berpikir hal yang baik, buyar sudah pikiranku soal Leta dan pertunangan Felix. Aku lebih memikirkan bagaimana malam ini aku bisa tidak habis digigit oleh Felix.

"Suka banget sih gigit-gigit," protesku pada Felix yang kini memutar posisi kami.

Felix bergerak maju, membuatku mundur sambil tetap berada di dalam kukungannya. Kemudian aku hanya bisa terima saja ketika terjatuh ke atas tempat tidur. Aku resmi berada di dalam kukungan Felix.

"Kalau nggak boleh gigit, bolehnya apa?" Felix menyingkirkan beberapa helai rambutku yang terjatuh ke depan wajah. "Dicium bolehkan?" tanya Felix yang kini menurunkan kepalanya ke arah bahuku. Felix menciumi sekitaran bahu hingga ke leherku.

Mataku terpejam, menikmati setiap kecupan yang Felix berikan. Saat aku merasakan sesuatu yang kenyal menempel di bibirku. Aku membuka mataku, melihat mata Felix yang tertutup dan bibirnya merajai bibirku.

Tanganku mulai bergerak, mencari kancing kemeja Felix. Aku akan turuti permintaan Felix untuk tidak memikirkan hal yang lain. Yang harus aku pikirkan sekarang adalah bagaimana cara tercepat membuka kancing kemeja Felix ini!

"Ini kancingnya susah banget sih!" gerutuku yang melepaskan ciuman kami.

Felix memamerkan smirk-nya. Dia justru kembali menciumku dengan memberikan gigitan-gigitan kecil. Padahal, aku sudah hampir berteriak kesal karena kancing kemeja sialan miliknya.

Akhirnya! Felix mengalah dia melepaskan bibirku. Felix membuka sendiri kemejanya dalam waktu hitungan detik. Aku curiga dia justru merusak kancing-kancing kemeja itu. Setelah menanggalkan kemejanya, Felix tidak lagi memberikan waktu untukku mengomel. Aku hanya bisa mengeluarkan suara manja menggelikan nan sensual.

💌💌💌

"Ke bawah dikit Fel ... bawahan lagi dong ... iya-iya sebelah sana ... aduh."

Aku memejamkan mataku merasakan tangan Felix yang bergerilya. Padahal kami harus segera berangkat ke bandara, tetapi aku dan Felix justru masih sibuk di kamar.

"Gimana? Enak?" tanya Felix yang hanya aku jawab dengan gumaman pelan.

"Kurang kencang ... duh duh," kataku yang kini melirik ke arah Felix yang ada di sebelahku.

Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now