SEPULUH

83.6K 11.8K 649
                                    

Tekan bintang sebelum mulai membaca ya~

Jangan lupa tinggalkan emoticon love sebanyak mungkin di kolom komentar
❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Jangan lupa tinggalkan emoticon love sebanyak mungkin di kolom komentar❤️🧡💛💚💙💜🤎🖤🤍

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gajian yuhuuu!" Aku berseru senang saat membuka pintu samping rumah Felix. Di tanganku ada sekotak sepatu baru untuk Mbok Ani. Saat melihat Mbok Ani aku langsung berjalan dengan cepat atau mungkin setengah berlari.

"Apa ini Non?" tanya Mbok Ani saat aku meletakkan kotak sepatu di atas meja makan.

"Sepatu buat Mbok Ani. Kemarin Mbok ngasih sepatunya ke aku," jawabku dengan senyum manis. Aku membukakan tutup kotak sepatu itu. "Cobain dong Mbok!" seruku semangat.

Aku langsung mengeluarkan sepatu dari dalam kotak. Aku berjongkok di dekat Mbok Ani. Sayangnya Mbok Ani justru mundur satu langkah.

"Eh nanti aja Non," tolak Mbok Ani.

"Cobain dulu Mbok, aku mau lihat cocok nggak warna ini. Soalnya tadi ada dua warna," tuturku sedikit memaksa.

Mbok Ani akhirnya mencoba sepatu yang aku belikan. Aku tersenyum saat kaki Mbok Ani tersorong. Tapi, entah kenapa kok ada yang aneh. Sepatu yang aku belikan terlalu besar di kaki Mbok Ani, padahal ini cocok di kakiku. Sepatu Mbok Ani kemarin itu pas sekali di kakiku.

"Kok kegedean Mbok?" tanyaku dengan mata menyipit. Aku berdiri dan menatap Mbok Ani yang melihatku dengan bingung. "Yang kemarin itu sepatu Mbok Ani kan?" Aku memastikan hal ini, karena seingatku Mbok Ani mengaku begitu.

Kepala Mbok Ani menggeleng pelan, aku semakin tidak paham dengan gelengan kepala Mbok Ani. "Sebenarnya saya diminta Bapak buat kasih ke Non Zemira," cerita Mbok Ani. Aku terdiam mendengar pengakuan mengejutkan Mbok Ani. "Kata Bapak, beliau nggak mau Non Zemira tolak, jadinya minta bilangnya itu sepatu saya," pungkas Mbok Ani.

Felix

Felix lagi.

Apa mau Felix ini?

Kenapa Felix baik sekali?

Padahal gue udah jahat banget sama dia.

Gue ninggalin dia, mutusin hubungan begitu saja.

Aku tiba-tiba merasa bersalah dan menangis pelan. Mbok Ani yang kaget langsung bertanya padaku, aku kenapa. Tangisku justru semakin keras. Aku memeluk Mbok Ani dan menangis sejadi-jadinya.

Sikap Felix ini membuatku semakin yakin untuk pindah dari rumah ini. Aku tidak bisa terus-terusan menyusahkan Felix. Aku yakin Felix pasti sangat marah denganku, dia pasti muak melihatku yang tidak tahu diri.

💌💌💌

Aku duduk di single sofa yang ada di paviliun. Di meja depanku terdapat sepasang sepatu yang beberapa minggu ini menemani hari-hariku. Sepatu yang tadinya aku kira milik Mbok Ani, ternyata pemberian Felix.

Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now