DUA PULUH DELAPAN

66.7K 8.3K 136
                                    

Makan siang Felix akhirnya molor hingga makan sore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makan siang Felix akhirnya molor hingga makan sore. Felix yang bangun lebih awal tidak membangunkanku. Dia bahkan bekerja dengan aku yang tidur pulas di depannya.

"Aku jadi tambah semangat kok. Kamu cantik kalau tidur, diam aja nggak bawel," ujarnya saat aku protes tidak dibangunkan.

Makan siang Felix pun terpaksa dihangatkan Chika seadanya di pantry perusahaan. "Kamu lembur lagi?" tanyaku pada Felix. Aku membereskan bekas makan Felix.

Aku menatap Felix yang diam saja menatapku lama. "Kayaknya enggak, mau nunggu? Pulang bareng," tawar Felix kemudian.

"Aku pulang duluan saja, mau belanja juga soalnya," kataku saat melihat masih ada tiga jam lagi menunggu Felix pulang. Tidak lembur ukuran Felix itu, ketika pulang jam tujuh malam.

Aku mendengar Felix menghela napasnya sedikit berat. Meliriknya, raut wajah Felix terlihat kecewa. "Padahal aku masih mau bareng sama kamu Zem. Aku ...." Aku langsung memotong ucapan Felix.

"Rindu aku?" ucapku sambil menunjuk diriku sendiri. Aku memberikan senyuman terbaikku pada Felix.

Melihat Felix yang sekarang tersenyum dan menganggukkan kepalanya sudah cukup membuatku bahagia. Kami pasti bisa melalui ini semua dengan baik. Bersama dengan keadaan apa pun itu lebih baik.

Walaupun aku tidak begitu paham dengan perusahaan, yang jelas aku tahu Felix sedang berusaha untuk mempertahankan So Tasty Indonesia. Perusahaan ini dipimpin oleh Felix saat hampir gulung tikar. Felix yang membuat STI kembali berjaya lagi, wajar saja jika Felix tidak rela STI lepas dari tangannya.

Aku berdiri dengan membawa tempat makan siang Felix. Menghampiri Felix dan memberikan kecupan singkat di pipinya. "Aku pulang dulu. Kamu udah janji nggak lembur loh," tukasku sambil sedikit memberikan peringatan. Felix hanya mengangguk singkat dan tersenyum tipis.

"Nggak perlu diantar ke depan, aku bisa sendiri kok," cegahku saat melihat Felix berdiri akan mengantarkanku. Sebenarnya aku hanya menghindari kontak berlebih kami di depan karyawan STI.

Aku keluar dari ruangan Felix, menemukan Chika sedang sibuk di mejanya. "Pulang dulu Chik, hari ini boss lo bilang dia nggak lembur. Ingatin buat dia pulang ya!" pesanku pada Chika yang dibalasnya dengan acungan jempol.

Setelah keluar dari gedung Caton, aku akan mampir ke salah satu supermarket yang ada di persimpangan depan. Aku ingin membeli beberapa kebutuhan kami, Mbok Ani tadi sudah memberitahuku bahwa banyak persediaan yang habis.

Dulu, saat Felix masih bujangan dia menyerahkan semua urusan itu ke Mbok Ani. Tapi, semenjak menikah aku mengambil alih sebagian tugas Mbok Ani. Tujuan sebenarnya hanya agar aku mempunyai kesibukan dan tidak hanya berdiam diri di rumah saja.

Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now