DUA PULUH ENAM

75.9K 9.2K 263
                                    

Tekan bintangnya sebelum mulai membaca~
Jangan lupa juga untuk tinggalkan komentar kalian♥️♥️♥️♥️

Hari ini Felix menghadiri rapat umum pemegang saham Caton Grup. Aku dan Felix sudah janjian untuk bertemu di kantor Felix—di So Tasty Indonesia. Aku kini berjalan menuju kantor Felix, setelah berpisah dengan Felix di dalam lift tadi.

"Bu Zemira," sapa resepsionis So Tasty saat melihatku datang. Aku tersenyum menyapa resepsionis yang tersenyum ramah. "Mari Bu, saya antar ke ruangan Bapak," lanjutnya.

Baru saja kami melewati pintu penghubung antara ruangan depan dan bagian dalam kantor, sosok Chika sudah lebih dahulu menyambutku. Dia bahkan menyapaku dengan senyum formal, membuatku menjadi canggung.

"Selamat pagi Bu Zemira. Maaf terakhir kali ibu ke sini saya tidak ada." Kata-kata Chika justru membuatku semakin kikuk.

Aku melirik ke sekitar, beberapa karyawan memperhatikanku dengan raut penasaran. Mungkin mereka heran, menemukan diriku yang beberapa kali datang. Padahal, aku bukanlah karyawan di sini lagi.

"Apa sih Chika!" protesku yang langsung menggandeng Chika dan menyeretnya menuju ruangan Felix. Aku melirik Chika yang tersenyum tipis.

"Nggak papa dong Zem. Biar mereka tahu kalau lo itu sekarang istri bos," kelakar Chika saat kami sudah sampai di depan mejanya.

"Jangan aneh-aneh deh," gerutuku pelan dan melepaskan Chika dari gandenganku. Aku berjalan menuju pintu ruangan Felix, saat akan membuka pintu ruangan aku berbalik dan berkata, "Tolong secangkir minuman sereal ya, Chik."

"Siap Bu Bos!" serunya semangat dan aku tersenyum sambil menggelengkan kepala pelan.

Aku masuk ke dalam ruangan Felix yang selalu rapi. Dulu, aku sempat membersihkan ruangan ini. Melihat kursi Felix yang kosong membuatku teringat setiap pagi, saat dimana aku meletakkan secangkir kopi dan mengosongkan tempat sampah yang ada di bawah mejanya.

Aku memilih duduk di sofa ruangan Felix, mengeluarkan ponselku dan mengirimkan sebuah chat kepada Felix. Aku tidak tahu apakah rapat sudah dimulai atau belum. Setidaknya chat ini akan menambah semangat Felix.

Semangat! Aku menunggu di ruanganmu 😊

Untuk membunuh kebosanan menunggu Felix, aku justru melihat-lihat laporan yang dikirim oleh Kayana semalam. Aku sengaja membawa laptop, tidak ingin terlalu cemas dan memilih menunggu Felix dengan berpikiran positif.

Usahaku di Jogja berkembang dengan baik, tentunya atas bantuan Kayana dan Nila. Persiapan pembukaan cabang di Jakarta juga sudah sampai di tahap lima puluh persen, tinggal kesepakatan untuk lokasi kios yang beberapa waktu lalu sempat aku lihat.

Uang modal pembukaan cabang di Jakarta aku dapat dari meminjam dengan Papa. Semenjak menikah, Papa tidak lagi bawel seperti dulu. Beliau juga tidak begitu memaksa lagi, hanya sibuk menanyakan kapan aku dan Felix memberikannya cucu.

Rumah Mantan (Selesai)Where stories live. Discover now