HTS 30

3 1 0
                                    

_•_

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_•_

Menjelang ujian akhir semester, Afi semakin memperlihatkan perhatian yang lebih pada Ghita. Seperti siang ini pada jam istirahat kedua. Ghita masih duduk di kursinya membereskan buku-buku pelajaran ketika Afi datang menghampiri dan duduk begitu saja di kursi sebelahnya.

"Ke kantin, yuk?" Cowok itu menatap Ghita dengan senyum terukir indah di wajahnya.

Ghita terperanjat dengan kedatangan cowok itu sekaligus kesal karena dia selalu mengganggunya. Dengan terpaksa Ghita mengiyakan sembari mengambil ponsel dan dompetnya.

Sesampainya di kantin, Afi dan Ghita memesan makanan dan minuman lalu duduk bersama di deretan paling pojok. Pandu dan ketiga temannya datang tak lama kemudian.

"Pandu!" Ghita berseru riang seraya melambaikan tangan.

Langkah Pandu terhenti. Tatapannya berubah ketika menyadari siapa yang ada di samping Ghita. Pandu memutuskan untuk tidak menggangu mereka berdua.

"Ssst, lo nggak cemburu?" bisik Bima penasaran.

"Nggak!" Kata cowok jangkung itu dengan tegas. Ia tak peduli apapun yang dilakukan Ghita dengan cowok manapun.

"Udah lah Bim, lo nggak usah kepo urusan perasaan orang," timpal Reza yang memang tak suka ikut campur urusan teman-temannya.

"Tau lo! Kepo bener dah jadi orang," celetuk Dicky

"Ye, emang lo nggak?" Bima menjitak kepala Dicky yang sekarang tak memiliki rambut.

"Gue sebenernya kepo juga sih," ucap Dicky cengar-cengir seraya mengelus kepalanya yang baru ia botakin kemarin.

"Lo kenapa jadi botak sih? Silau tau gue liat kepala lo," ceplos Reza yang risih melihat kepala botak Dicky yang berkilau saat terkena sinar matahari.

"Kepala gue jadi shining shimmering splendid kan?" Ujar Dicky membanggakan diri. Bima tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Dicky barusan.

Bima dan Dicky terus berceloteh sembari makan. Reza hanya menanggapi seperlunya celotehan mereka berdua sedangkan Pandu lebih memilih untuk tidak memberi komentar. Ia menyedot keras-keras minuman dingin miliknya sampai tandas. Dipandanginya lurus-lurus dari jauh Ghita dan Afi yang tengah berbincang.

*****

Hingga jam pulang sekolah Afi terus menempel pada Ghita. Gadis berambut panjang itu sebenarnya agak risih dengan Afi. Berkali-kali di usir malah membuat cowok itu gencar mendekatinya.

"Ghit, mau nggak pulang sekolah bareng gue?" tanya Afi agak ragu sambil menatap lekat-lekat wajah Ghita. Gadis itu hanya melirik sekilas ke arah Afi.

Ghita menimang ajakan Afi. Ia bingung karena jika ia menerimanya nanti di kira ia memberi harapan lagi. Gadis itu tak mau membuat Afi terus berharap padanya.

HTS [Revisi]Where stories live. Discover now