HTS 17

40 11 3
                                    

Senang. Ghita masih belum bisa melupakan apa yang terjadi kemarin. Pandu datang ke kelasnya dan menyuapinya. Pipi Ghita merona mengingat itu.

"Kamu kenapa sayang?" tanya lelaki paruh baya yang terlihat masih muda dan segar berdiri di samping Ghita saat Ghita sedang bercermin

"Ayah tumben masuk ke kamar Ghita," Ghita menatap ayahnya yang berdiri di sampingnya.

"Ayah kangen sama putri ayah." Hendra  mencubit hidung Ghita gemas.

"Aww sakit yahh," ringis Ghita lalu mengusap-usap hidungnya yang sedikit memerah.

"Kamu belum jawab pertanyaan ayah lho, kamu kenapa senyum senyum sendiri di depan cermin blushing lagi," ucap Hendra menggoda putrinya itu lalu menoel pipi Ghita.

"Ghita gapapa kok ayah," balas Ghita lalu tersenyum manis.

"Oh atau sekarang kamu udah punya pacar baru ya?" goda Hendra lagi lalu tersenyum jahil. Suka sekali ia menggoda anak-anaknya seperti ini.

"Ihhh apaan sih Yah, Ghita belum punya pacar baru kok," ucap Ghita sangat jujur. Toh bener dia memang belum punya pacar lagi.

"Kalo udah ada jangan lupa kenalin ke Ayah," imbuh Hendra

"Engga mau ahh," ucap Ghita dengan wajah datar namun dengan niat bercanda.

"Kok gitu?" tanya Hendra heran

"Bercanda ayah," Ghita terkekeh di akhir kalimat. Tak mungkin ia bisa menolak permintaan ayahnya.

"Udah bisa ngerjain ayah yah kamu," Hendra mencubit pipi Ghita dengan gemas.

"Ayah sakit," keluh Ghita. Hendra pun melepaskan cubitannya.

"Habisnya pipi kamu gemes minta di cubit,"  ucap Hendra lalu terkekeh, sementara Ghita memalingkan wajahnya.

"Ayah mah gitu," Ghita memajukan bibirnya beberapa centi juga melipat kedua tangannya di depan dada.

"Udah jangan ngambek nanti ayah beliin boneka Hello Kitty," ucap Hendra berusaha membujuk putrinya itu

"Serius ya Yah ga boleh bohong," ucap Ghita dengan mata berbinar

"Iya ya udah ayah mau ke kamar abang kamu dulu yah," pamit Hendra. Ghita mengangguk

Ghita merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya tiba tiba ponselnya berdering tanda ada pesan masuk lalu tangannya meraba raba di atas kasur guna mencari ponselnya.

Ghita mengerutkan keningnya tak percaya saat melihat siapa yang mengirimkan pesan itu

Pandu:
Ini gue Pandu.

Ghita masih bingung sekaligus tak percaya Pandu akan mengirim pesan padanya meski dia ingat Pandu pernah meminta nomornya.

Ghita langsung mengarahkan ibu jarinya di keyboard ponselnya dan mulai mengetik balasan untuk Pandu

Iya tau.

Pandu tak langsung menjawab mungkin sibuk atau apapun Ghita tak terlalu peduli. Dia kembali menutup ponselnya dan mulai memejamkan matanya. Namun, lagi lagi ponselnya berdering tapi kali ini bukan pesan melainkan telepon masuk.

HTS [Revisi]Where stories live. Discover now