HTS 22

26 7 1
                                    

Ghita menghela nafas melihat pemandangan di depannya. Ia tidak bisa pulang sekarang karena Pandu masih ada urusan, tidak mungkin dia pulang sendiri karena tadi pagi kan Pandu menjemputnya jadi dia juga harus mengantarnya pulang. Ghita memilih untuk duduk di bangku depan kelasnya.

"Hadeuh! kenapa hujan lagi sih padahal waktu istirahat udah reda," kesal Ghita sambil menatap hujan di depannya

Dari pagi hujan turun namun saat istirahat hujan mulai reda tapi tak lama hujan kembali deras sampai sekarang. Banyak murid yang masih disini memilih untuk menunggu hujan kembali reda ada juga yang sudah pulang entah dijemput,atau dengan mobil sendiri, bahkan ada juga yang nekat pulang hujan-hujanan mengendarai motor.

"Ck. Pandu lama banget sih." Ghita mengeluarkan earphone dari tasnya lalu memasangkannya pada ponselnya. Kemudian memilih lagu yang akhir-akhir ini sangat ia sukai. Soal Kita dari Suara Kayu

Gadis itu memejamkan matanya agar lebih menikmati lagu tersebut dan mulai ikut bernyanyi

Semudah itu mencintaimu
semudah itu aku tersenyum
dirimu mengalihkan semua dilema mengalihkan kata mereka
cerita cinta dua insan
bahagia tak terungkap kata
juga pilu dan lara kita lalui

Ku tak peduli sampai kapan harus'ku berjuang
ku tak peduli apa kata mereka
aku untuk kamu
kamu untuk aku
tak mau peduli yang lainnya

Karena terlalu asik dengan dunianya. Ghita tidak sadar bahwa disebelahnya sudah duduk seorang cowok yang sedari tadi memperhatikannya bernyanyi.

Cowok itu menarik kabel earphone dari telinga Ghita hingga gadis itu terkejut. "Ngapain?"

"Enggak usah ngagetin dong! menurut lo gue ngapain?" Ghita memanyunkan bibirnya kesal melihat cowok yang kini berada di sebelahnya. Dia adalah Pandu, orang yang sudah sedari tadi Ghita tunggu.

"Nyanyi," jawab Pandu datar

"Udah tau pake nanya lo," ucap Ghita. Pandu memilih untuk berdiri dan berjalan menuju parkiran.

"Mau kemana?" tanya Ghita karena melihat Pandu berdiri dari duduknya.

"Pulang," tanpa Ghita sadari ternyata hujan sudah reda kemudian dia berlari menyusul Pandu dari belakang.

Saat Ghita mengejar Pandu tanpa berhati-hati dia menginjak batu lalu terjatuh membuatnya berteriak kesakitan.

Pandu yang mendengar teriakkan gadis di belakangnya itu berhenti, lalu membalikkan tubuhnya ia dapat melihat Ghita yang sudah duduk tergeletak di lantai karena terjatuh.

Setelah sampai di hadapannya, Ghita meringis kesakitan pada bagian luka di lututnya. Pandu berdecak, "Ck, makanya nggak usah lari-lari!"

"Kan gue ngejar lo," ucap Ghita dengan kesal. Pandu mengangkat tubuh Ghita dan menggendongnya ala bridal style lalu berjalan ke mobilnya

Ghita mengalungkan tangannya pada leher Pandu, dia terus memperhatikan wajah cowok itu dan merasakan jantungnya yang berdegup kencang.

"Gak usah di liatin terus," ucap Pandu. Ghita sontak langsung mengalihkan pandangannya. Sial! dia ketahuan

Pandu mendudukkan tubuh Ghita dengan sangat hati-hati. Ghita tersenyum hangat karena Pandu memperlakukannya dengan lembut. Pandu segera melajukan mobilnya meninggalkan sekolah.

"Ehh lo mau bawa gue kemana? ini kan bukan jalan ke rumah gue," tanya Ghita yang terus memperhatikan jalanan. Ghita menoleh ke arah Pandu karena sedari tadi cowok itu hanya diam tak menjawab pertanyaannya.

"Lo jangan macem-macem ya sama gue!" ucap Ghita dengan pikiran yang sudah kemana-mana. Pandu masih tak bersuara

Selama perjalanan Ghita terus mengoceh ini itu tapi tak mendapat balasan apapun dari Pandu. Pandu terus saja diam tanpa berniat membuka suara padahal telinganya sakit mendengar semua ocehan gadis disampingnya ini.

HTS [Revisi]Where stories live. Discover now