HTS 26

14 6 1
                                    

Kabarin kalo ada typo👌🏻

««»»

Lima menit lagi bel masuk berbunyi. Tapi Pandu masih setia memperhatikan Ghita tanpa berniat memalingkan wajahnya. Ghita yang terus menerus di tatap Pandu seperti itu pun lama-lama semakin salah tingkah. Pipinya sudah merona sedari tadi. Ghita menunduk tak berani menatap ke arah Pandu.

"Bentar lagi bel gue mau masuk kelas," tutur Ghita lalu berdiri agar terbebas dari tatapan mata Pandu.

Pandu mencekal lengan kanan Ghita dengan tangan kirinya, kala gadis itu hendak melangkah. Ghita menatap lengannya yang dicekal oleh Pandu, ia melihat ada luka di punggung tangan cowok itu.

"Ikut gue ke uks sekarang!" perintah Ghita lalu melangkah lebih dulu. Pandu merasa bingung tapi tetap saja mengikuti Ghita dari belakang.

Sesampainya di uks Ghita menyuruh Pandu duduk di atas ranjang di bilik uks tersebut. Pandu hanya bisa menurut tanpa tau apa yang akan dilakukan Ghita padanya. Ghita berjalan kearah lemari yang berisi obat-obatan, ia mengambil sebuah salep.

"Tangan lo kenapa?" tanya Ghita. Cowok itu langsung menyembunyikan tangannya ke belakang. Pandu tau sekarang pasti saat ia mencekal lengan Ghita, gadis itu melihat luka miliknya.

"Coba sini gue pengin liat," ucap Ghita lalu mencoba meraih tangan Pandu yang disembunyikan itu. Namun, Pandu semakin menyembunyikannya.

"Siniin gak," ulang Ghita, ia masih memaksa Pandu agar mau memperlihatkan bekas luka di tangannya itu.

"Tinggal siniin tangannya apa susahnya sih? mau gue obatin tau." gadis itu kesal karena Pandu tak juga menurutinya.

"Udah gue obati semalam," tutur Pandu

"Jadi itu luka dari kemarin? emang lo ngapain sih sampe luka gitu?" Pandu tak menjawab juga membuat Ghita semakin kesal dibuatnya. Gadis itu kembali memaksa Pandu.

"Ya udah gak usah di jawab, tapi siniin tangan lo," pinta Ghita, Pandu mendengus.

Pandu menyerahkan tangan kirinya pada gadis itu, "Dasar kucing galak."

Ghita meraih tangan Pandu lalu mengolesnya dengan salep yang ia ambil dari lemari uks, "Gue gak galak tau, gue jadi inget surat yang lo taruh di case hape gue. Kok lo sebut gue kucing sih?"

"Karena lo suka hello kitty," ungkap Pandu datar.

"Terus?" Ghita masih belum mengerti maksud Pandu. Gadis itu sudah selesai mengoleskan salep pada luka di tangan Pandu.

"Hello kitty kan kucing," balas Pandu mulai kesal sebab Ghita belum paham juga dari ucapannya. Dasar telmi!

"Kenapa nggak kitty aja?" tanya Ghita lagi. Ia bingung dengan jalan pikiran cowok di hadapannya ini.

"Mainstream." Pandu mulai capek karena Ghita terus menerus melontarkan pertanyaan padanya.

"Gue seneng deh," ucap Ghita tiba-tiba lalu tersenyum. Pandu mengerutkan keningnya.

"Lo seneng gue panggil kucing?" tanya Pandu heran karena gadis itu mendadak tersenyum padahal sebelumnya ngeselin. Tetapi senyum itu menular padanya, buktinya sudut bibir cowok itu sudah tertarik ke atas meski hanya sedikit.

HTS [Revisi]Where stories live. Discover now