HTS 9

50 19 1
                                    

"Bang pandu banguuun," teriak seorang gadis remaja yaitu adik pandu.

Ya, Pandu mempunyai seorang adik perempuan bernama Priscilla Geraldy seorang gadis remaja kelas 9 SMP.

Pandu bergelung dengan selimutnya lalu menutup telinganya dengan bantal karena mendengar teriakkan adiknya yang sangat menggangu tidurnya.

Priscil yang melihat abangnya tak bangun bangun pun mulai kesal lalu menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh abangnya itu dan mulai menggelitiki bagian samping perut abangnya dan berhasil membuat pandu bangun.

Pandu kesal dengan Priscil lalu melempar bantal ke wajah Priscil. Gadis itu tak terima lalu melempar kembali bantal itu ke wajah abangnya dan sebelum abangnya kembali melempar bantal tersebut, ia langsung berlari keluar dan menutup pintu kamar Pandu dengan kasar.

"Sialan lo dek," maki Pandu sangat kesal dengan adiknya itu.

Pandu dapat mendengar Priscil yang hanya terkekeh dari balik pintu kamarnya. Pandu pun bangkit dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi paginya.

Lima belas menit Pandu sudah rapi dengan seragam sekolah nya dan langsung menuju ruang makan untuk sarapan setelah selesai dia langsung pamit berangkat sekolah tidak lupa dia terlebih dulu mengantar Priscil ke sekolahnya.

Pandu berjalan dengan santainya di koridor, tanpa memperdulikan tatapan para gadis yang mengaguminya. Tiba-tiba para sahabatnya menghampirinya membuat para gadis bersorak kegirangan sebab keempat cowok itu tampan semua tapi Pandu lebih tampan dari para sahabatnya.

Mereka berjalan bersama menuju kelas mereka dan saat mereka melewati koridor kelas IPA mereka berpapasan dengan tiga Gadis yang tak lain adalah Ghita, Anes, dan Afiqah.

Saat mereka sudah dekat dengan tiga gadis itu tanpa diduga Afiqah menyapa mereka lebih tepatnya sih hanya menyapa pandu.

"Pandu lo belum minta maaf sama Ghita!" ucap Afiqah dengan raut kesal

Pandu tak merespon ucapan dari Afiqah tanpa sengaja melihat ke arah Ghita dapat dilihatnya Ghita hanya tersenyum kaku sedangkan teman disampingnya hanya menampilkan raut wajah datar. Afiqah yang merasa dicuekin pun kesal dan menggerutu tidak jelas.

"Maaf ya Fiq lo kan tau Pandu emang gitu orangnya," ucap Reza sambil melirik ke arah Pandu.

Pandu langsung pergi begitu saja tanpa berbicara sedikit pun. Temannya yang merasa ditinggalkan pun langsung mengejarnya .

"Ga sopan banget," kesal Anes karena melihat Pandu yang pergi begitu saja tanpa membalas ucapan Afiqah

"Dia mah emang gitu nyebelin," balas Afiqah yang juga kesal karena Pandu tak mau meminta maaf kepada Ghita.

"Udah ah mending kita ke kelas yuk udah mau bel nih," ajak Ghita karena tak mau memperpanjang masalah.

"Yaudah gue ke kelas dulu ya," ucap Afiqah yang diangguki Ghita. Mereka pun memisahkan diri dan menuju kelas masing-masing.

→∞←

"Bu Ghita ijin ke toilet yah udah kebelet nih," izin Ghita pada Bu Aul, guru bahasa Inggris yang sedang mengajar dikelasnya.

"Ya sudah tapi jangan lama-lama ya," jawab Bu Aul memberi izin.

"Baik Bu, permisi," ucap Ghita. Gadis itu pun keluar kelas menuju ke toilet sendirian.

Saat sedang berjalan di koridor dekat lapangan Ghita tak sengaja melihat Pandu yang sedang bermain futsal dengan teman-temannya sontak Ghita berhenti melangkah dan tanpa terduga Ghita terus memperhatikan Pandu walau jarak mereka jauh dapat dilihat pandu yang asik bermain dengan wajah yang sudah bercucuran keringat dan rambut yang agak berantakan namun membuatnya semakin terlihat tampan dan sexy.

"Gila nambah kelihatan ganteng tu orang kalo lagi keringatan gitu" batin Ghita

"Ihhh gue mikir apa sih, eh iya gue kan mau ke toilet ngapain malah disini sih," gerutunya pada diri sendiri. Ghita kembali berjalan menuju toilet.

Pandu sekarang sedang bermain futsal di lapangan dengan teman-temannya saat sedang asik bermain tanpa sengaja dia melihat seorang gadis sedang berdiri di koridor dekat lapangan menatap ke arahnya.

"Ngapain tu cewek" batin pandu

Pandu samar samar melihat kalau gadis itu seperti sedang berbicara sendiri lalu pergi entah kemana tak mau memikirkan Pandu pun kembali fokus ke permainan futsalnya.

Setelah kelar buang air Ghita membasuh mukanya dengan sedikit air untuk sedikit menenangkan pikiran.

"Kenapa gue selalu mikirin si pandu sih?" gumamnya di depan cermin.

Saat sedang berada di pikirannya sendiri tiba tiba ponsel di saku Ghita bunyi menandakan ada pesan masuk Ghita langsung mengambil ponselnya dan segera membuka pesan yang masuk dan ternyata dari Nesha.

Amnesia:
Lo dimana sih katanya ke toilet kok lama banget sih Bu aul nanyain mulu nih.

Sorry. Iya gue ini otw ke kelas kok:)

Setelah selesai mengetik balasan pesan dari Anes, Ghita langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya di saku dan langsung keluar toilet menuju kelas dengan langkah sedikit cepat karena takut kena omel Bu Aul saat di koridor dekat lapangan Ghita sekilas melirik ke arah lapangan tanpa menghentikan langkahnya sekarang pandu dan temannya semua sedang istirahat di tepi lapangan. Ghita langsung mempercepat langkahnya menuju kelas.

"Assalamualaikum Bu," ucap Ghita lalu tersenyum kaku saat melihat aura menyeramkan Bu Aul.

"Kenapa lama sekali kamu di toilet!" bentak Bu Aul pada Ghita membuat nyalinya menciut dan kelas pun langsung hening.

"Maaf Bu," Ghita menunduk dia tak berani menatap wajah murka Bu aul.

"Duduk!" Perintah bu Aul yang sudah meredam emosi.

"Baik Bu," Ghita langsung berjalan menuju bangku nya.

"Dari mana aja sih lo gue khawatir tau ga," ucap Anes dengan suara pelan takut Bu Aul mendengar.

"Toilet," balas Ghita. Ia tak mungkin menjawab kalau ia tadi melihat Pandu yang sedang bermain futsal.

"Mandi lo di toilet lama bener," sindir Anes sembari menggeleng tak percaya jika itu benar terjadi.

"Ya kali enggaklah," bantah Ghita lalu kembali fokus ke depan karena Bu Aul kembali menerangkan materi.

←°°→

Makasih buat yang udah baca

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Makasih buat yang udah baca

Jangan lupa voment🌼

HTS [Revisi]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu